Aplikasi "Bidanku" merupakan layanan telemedik untuk membantu bidan memantau kesehatan ibu dan bayi. Telemedik diharap mengatasi tantangan layanan kesehatan di Indonesia.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Optimalisasi peran bidan penting karena berhubungan erat dengan kesehatan ibu dan anak. Itu sebabnya tantangan pelayanan mesti segera diatasi. Pemanfaatan layanan telemedik dapat menjadi solusi.
Salah satu tantangan pelayanan kebidanan, yaitu beragamnya kondisi geografis Indonesia. Hal ini membuat persebaran fasilitas kesehatan ataupun bidan tidak merata. Akibatnya, tidak semua orang dapat memeriksakan kehamilan.
Tantangan lain pelayanan kebidanan adalah belum semua masyarakat terbiasa merencanakan kehamilan. Padahal, kehamilan mesti direncanakan untuk memastikan calon orangtua dalam kondisi sehat. Kesehatan orangtua pada akhirnya berdampak ke kesehatan bayi yang dilahirkan.
”Jika kita mengharapkan lahirnya generasi berkualitas, ibu (dan ayah) perlu sehat bahkan jauh sebelum hamil. Persiapan dan perencanaan kehamilan penting sekali,” kata Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurajsmi, secara daring, Kamis (3/2/2022).
Ia menambahkan, bidan berperan penting untuk mengedukasi perencanaan kehamilan kepada pasangan. Perencanaan itu, antara lain, meliputi merencanakan waktu untuk hamil, menentukan jumlah anak, menggunakan kontrasepsi, dan menentukan jarak umur anak.
Edukasi untuk memeriksakan kehamilan secara berkala juga penting. Bayi yang sudah lahir juga mesti rutin diperiksa untuk memantau perkembangan dan pertumbuhannya. Pemeriksaan ibu dan bayi memungkinkan deteksi dini jika terjadi kelainan. Komplikasi kesehatan lebih lanjut pun bisa dicegah.
Selama ini, bidan sudah mengedukasi masyarakat, tetapi tidak optimal karena jangkauannya terbatas. Per 31 Desember 2020, Kementerian Kesehatan mencatat ada 266.467 bidan di Indonesia. Sementara itu, kata Emi, ada sekitar 5,5 juta ibu hamil di Indonesia setiap tahun.
”Sebanyak 82 persen di antaranya mengunjungi bidan. Artinya, ada sekitar 4,5 juta ibu hamil yang harus dijangkau bidan. Jika edukasi diberikan secara konvensional, tidak semua bisa dijangkau, terlebih ada tantangan geografis,” kata Emi.
Layanan telemedik
Layanan telemedik dinilai dapat meminimalkan tantangan-tantangan yang ada. Penyedia layanan telemedik Halodoc lantas meluncurkan aplikasi Bidanku.
Aplikasi ini memiliki tiga fitur utama. Pertama, fitur pengingat pasien otomatis dan ringkasan kesehatan. Fitur tersebut dapat mengingatkan jadwal kunjungan pasien, jadwal kontrasepsi, hingga jadwal imunisasi anak.
Kedua, fitur manajemen pasien untuk mempermudah administrasi. Ketiga, fitur perpustakaan edukasi yang bisa digunakan bidan untuk mengedukasi pasien.
CEO Halodoc Jonathan Sudharta berharap aplikasi ini mempermudah bidan dalam menjalankan tugas. Ia juga berharap Bidanku berkontribusi dalam memberikan layanan kesehatan yang semakin baik ke depan.
Adapun pemerintah sedang mengupayakan transformasi pelayanan kesehatan dengan teknologi. Pandemi Covid-19 dijadikan momentum percepatan transformasi tersebut. Salah satu cara mencapai transformasi layanan kesehatan adalah dengan menggunakan layanan telemedik.
Chief of Product Officer Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan Farzikha Indrabhaskara mengatakan, tantangan terbesar dalam transformasi adalah mengumpulkan data primer di masyarakat. Pembaruan data kelahiran bayi di daerah dinilai lambat. Tak jarang datanya baru terekam di puskesmas setelah berbulan-bulan.
”Platform digital ini diharapkan bisa memperluas jangkauan secara cepat di tengah pandemi. Platform digital terbukti menjadi katalisator percepatan layanan kesehatan,” kata Farzikha.
Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, peran bidan sangat strategis untuk memastikan kesehatan ibu dan anak. Mereka juga dianggap sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat yang mampu menjangkau desa-desa.
Sebelumnya, BKKBN meluncurkan pula aplikasi Elsimil atau Elektronik Siap Nikah Siap Hamil. Aplikasi ini digunakan untuk mencatat kondisi kesehatan calon pasangan dan calon orangtua.
Aplikasi tersebut bakal memberi rekomendasi jika seseorang butuh asupan gizi tambahan. Dengan demikian, risiko tengkes (stunting) pada anak yang dilahirkan bisa dihindari. Selain mencatat, aplikasi ini juga memetakan status gizi para penggunanya.