Lindungi Kelompok Rentan untuk Mengantisipasi Lonjakan Kasus Omicron
Penyebaran Covid-19 varian Omicron di Indonesia mesti diwaspadai. Meski lebih berisiko, kelompok masyarakat rentan seperti warga lanjut usia dan penderita penyakit penyerta belum terlindungi secara optimal.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Merebaknya varian Omicron yang lebih menular berpotensi memicu gelombang ketiga penularan Covid-19 di Indonesia. Meski tingkat keparahannya lebih rendah dibandingkan varian Delta, penyebaran Omicron tetap perlu diantisipasi dengan melindungi kelompok rentan seperti warga lanjut usia dan penderita komorbid atau penyakit penyerta.
Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Ede Surya Darmawan mengatakan, meningkatnya kasus Covid-19 di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan India, menjadi sinyal kewaspadaan terhadap penularan Omicron. Selain mencegah penyebaran kasusnya, pemerintah juga perlu memproteksi masyarakat yang berisiko.
”Jangan sampai kecolongan. Segera temukan orang-orang yang rentan, seperti (warga) lansia, penderita komorbid, dan yang belum divaksin. Pemerataan vaksinasi juga harus segera dicapai,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Kamis (6/1/2022).
Kasus Omicron di Indonesia didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri atau imported case. Sebagian besar tanpa gejala dan bergejala ringan seperti pilek dan batuk.
Menurut Ede, kondisi itu tidak boleh diremehkan. Sebab, gejala ringan disebabkan orang yang terpapar sudah divaksin sehingga imunitasnya tubuhnya meningkat. Sementara penularan terhadap orang dengan komorbid dan belum divaksin berpotensi lebih parah.
Oleh karena itu, perlindungan terhadap kelompok rentan mesti diperkuat. Hal ini dapat dimulai dengan mendata kelompok masyarakat tersebut agar penanganannya lebih mudah saat terjadi lonjakan kasus. ”Fokusnya tidak hanya pencegahan, tetapi harus meningkatkan kewaspadaan dalam memproteksi,” katanya.
Saat ini terdapat 254 kasus Omicron di Indonesia. Sebanyak 137 orang telah menerima vaksinasi lengkap. Sementara 102 orang telah disuntik vaksin dosis pertama dan 15 orang belum mendapatkan vaksin.
Belum optimal
Akan tetapi, vaksinasi terhadap kelompok rentan, seperti warga lansia, belum optimal. Capaiannya masih 67,43 persen untuk dosis pertama dan 42,86 persen untuk dosis kedua. Bahkan, di beberapa provinsi di Indonesia bagian timur, cakupan dosis pertama masih di bawah 50 persen.
Ede juga mengusulkan pengawasan berlapis terhadap pelaku perjalanan internasional. Jadi, setelah menyelesaikan karantina 7-10 hari, pemerintah daerah diharapkan tetap memantau kondisi kesehatan pelaku perjalanan tersebut.
”Misalnya, beberapa hari setelah selesai karantina, pemda melakukan testing terhadap mereka. Hal ini untuk memperkuat pertahanan dari penularan oleh pelaku perjalanan (internasional),” ucapnya.
Berdasarkan laporan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, pada Kamis (6/1), kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 533 orang. DKI Jakarta dan Kepulauan Riau menjadi penyumbang kasus tertinggi masing-masing dengan 267 kasus dan 123 kasus. Total kasus terkonfirmasi 4,26 juta orang.
Penambahan 500-an kasus per hari jauh lebih kecil daripada rekor tertinggi pada Juli 2021 yang melebihi 50.000 kasus. Namun, Ede mengajak pihak terkait tidak membandingkannya karena dikhawatirkan memunculkan persepsi kasusnya tidak meningkat signifikan.
”Hati-hati membandingkan kondisi ini. Jangan bandingkan dengan rekor kasus tertinggi tahun lalu. Coba bandingkan dengan penambahan kasus awal Januari,” ujarnya. Pada 1 Januari 2022, terdapat 274 kasus harian.
Kementerian Kesehatan menerbitkan Surat Edaran tentang Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Varian Omicron. Surat ini ditujukan kepada gubernur, bupati/wali kota, serta kepala dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi berharap pemerintah daerah memperkuat tes dan pelacakan kontak untuk mengantisipasi penyebaran Omicron. Saat ini terdapat 254 kasus Omicron di Indonesia. Sejumlah 239 kasus merupakan pelaku perjalanan internasional dan 15 kasus transmisi lokal.
Sebanyak 137 orang telah menerima vaksinasi lengkap. Sementara 102 orang telah disuntik vaksin dosis pertama dan 15 orang belum mendapatkan vaksin. ”Karakteristik Omicron bergejala ringan, bahkan tidak bergejala. Namun, jangan lengah. Dibutuhkan kesiapan tempat isolasi terpusat karena kecepatan penularan varian ini sangat tinggi,” jelasnya.