Mesin PCR Pendeteksi Omicron Didatangkan untuk Perkuat Pelacakan
Pemerintah akan mendatangkan 15 mesin pengurutan genom baru. Diharapkan pada awal tahun 2022 mesin itu sudah bisa disebarkan di seluruh pulau di Indonesia untuk meningkatkan pelacakan varian Omicron.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Terus meningkatnya kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia membuat pemerintah akan memperkuat upaya pelacakan. Selain memperketat kebijakan karantina kesehatan bagi pelaku perjalanan internasional, teknologi baru akan diterapkan untuk tes usap dengan metode reaksi rantai polimerase guna mendeteksi varian Omicron.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, kebijakan memperketat karantina kesehatan 10-14 hari dilakukan karena 98 persen kasus Omicron di Indonesia berasal dari pelaku perjalanan dari luar negeri. Sementara teknologi reaksi rantai polimerase (PCR) baru untuk mendeteksi Omicron sudah disebarkan di pintu masuk utama dalam negeri.
“Dalam upaya pelacakan ini, kami akan mendatangkan 15 mesin genome sequencing (pengurutan genom) baru. Diharapkan pada awal tahun sudah bisa didatangkan dan akan disebarkan di seluruh pulau agar tes genome sequencing bisa lebih cepat dan jaringannya lebih luas, tidak hanya di Jawa,” ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Senin (27/12/2021).
Budi menyatakan, sampai kini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus menerapkan empat strategi penanganan pandemi, termasuk varian Omicron. Empat strategi tersebut meliputi peningkatan kepatuhan protokol kesehatan, pelacakan, vaksinasi, dan perawatan.
“Penting sekali menerapkan protokol kesehatan yaitu tidak usah pergi ke luar negeri bila tidak mendesak. Sebab, sumber penyakit ada di sana dan banyak orang yang kembali ke Indonesia terkena Omicron,” katanya.
Dalam menerapkan protokol kesehatan, Budi terus mengingatkan agar seluruh penduduk mematuhi penggunaan aplikasi Peduli Lindungi di semua ruang publik. Selama ini, banyak warga sudah mengabaikan penggunaan aplikasi ini. Padahal, penggunaan aplikasi ini membantu pemerintah untuk menyaring orang-orang yang berpotensi terpapar Covid-19.
Upaya lainnya yang terus didorong yakni percepatan vaksinasi, terutama bagi kelompok berisiko seperti warga lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan gangguan imunitas. Di sisi lain, pemerintah menyediakan lebih dari 16.000 oksigen generator dan 31 oksigen konsentrator sudah dipasang untuk mencegah lonjakan jumlah kasus Covid-19.
Penting sekali menerapkan protokol kesehatan yaitu tak usah pergi ke luar negeri bila tidak mendesak. Sebab, sumber penyakit ada di sana dan banyak orang yang kembali ke Indonesia terkena Omicron.
Hingga Minggu (26/12/2021), Kementerian Kesehatan mencatat 46 kasus Omicron terdeteksi di Indonesia. Mayoritas kasus itu berasal dari para pelaku perjalanan internasional dari Malaysia, Kenya, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir, Malawi, Spanyol, Inggris, Turki, dan satu warga negara asing (WNA) asal Nigeria. Adapun satu kasus positif merupakan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet.
“Satu perawat di Wisma Atlet tanpa riwayat perjalanan luar negeri tetapi tertular dr pelaku perjalanan luar negeri,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi.
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Masdalina Pane menilai, upaya pengendalian pandemi khususnya dalam melacak penyebaran varian Omicron yang dilakukan pemerintah masih cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari belum ada temuan transmisi lokal varian Omicron.
Meski demikian, transmisi lokal varian Omicron ke depan bisa terjadi, khususnya yang berasal dari pintu kedatangan luar negeri. Upaya mencegah transmisi lokal dapat dilakukan dengan menutup pintu masuk untuk negara dengan kasus Omicron tinggi, memperketat aturan karantina, dan meningkatkan pelacakan secara masif.