Diet Sehat Lebih Ampuh Dibandingkan Obat Penyakit Metabolik
Asupan nutrisi terbukti jauh lebih bermanfaat bagi kesehatan dibandingkan pemakaian obat-obatan. Asupan gizi berguna bagi sel tubuh yang berkontribusi mencegah penyakit metabolik dan memperlambat penuaan.
Menjadi bugar dan sehat didambakan banyak orang dan ada beragam obat untuk mewujudkan impian itu. Namun, studi yang membandingkan dampak diet versus obat-obatan menemukan bahwa asupan nutrisi jauh lebih bermanfaat bagi sel tubuh yang berkontribusi mencegah penyakit metabolik dan memperlambat penuaan.
Studi praklinis ini dilakukan para peneliti dari University of Sydney’s Charles Perkins Centre dan dipublikasikan di jurnal Cell Metabolism pada 11 November 2021. Penulis pertama laporan kajian ini adalah David G Le Couteur dari Charles Perkins Centre.
Penelitian ini didasarkan pada pekerjaan mereka sebelumnya dengan melakukan eksperimen terhadap tikus. Hasil eksperimen itu menunjukkan peran protektif diet dan kombinasi spesifik protein, lemak, serta karbohidrat terhadap penuaan, obesitas, penyakit jantung, disfungsi kekebalan, dan risiko penyakit metabolik, seperti diabetes tipe 2.
Para peneliti memakai Kerangka Geometrik Nutrisi untuk mempelajari efek interaktif dan komparatif dari diet dan obat-obatan pada proteom hati terhadap tikus. Mereka menggunakan 40 perawatan diet yang berbeda dalam rasio makronutrien, kepadatan energi, dan tiga obat antipenuaan pada hati (metformin, rapamycin, resveratrol).
Hasilnya ditemukan korelasi negatif yang kuat antara energi makanan dan spliceosome dan korelasi positif kuat antara protein makanan dan mitokondria, menghasilkan stres oksidatif pada asupan protein tinggi. Metformin, rapamycin, dan resveratrol memiliki efek lebih rendah dan mengurangi respons terhadap diet.
Baca Juga: Salah Kaprah Diet Menurunkan Berat Badan
Rapamycin dan metformin mengurangi respons mitokondria terhadap protein makanan, sementara efek karbohidrat dan lemak diregulasi oleh resveratrol. Komposisi makanan memiliki dampak kuat pada proteom hati, tidak hanya pada jalur metabolisme, tetapi juga proses mendasar, seperti fungsi mitokondria dan penyambungan RNA.
Dengan temuan ini, para peneliti menyebut, susunan makanan bisa sangat bermanfaat dalam mencegah kondisi, seperti diabetes, stroke, dan penyakit jantung. Nutrisi, termasuk kalori keseluruhan dan keseimbangan makronutrien, bahkan memiliki dampak lebih besar pada upaya mencegah penuaan dan kesehatan metabolisme daripada tiga obat yang biasa digunakan untuk mengobati diabetes dan memperlambat penuaan.
Mengingat manusia pada dasarnya memiliki jalur pensinyalan nutrisi yang sama dengan tikus, riset menyimpulkan orang akan mendapatkan nilai yang lebih baik dari mengubah pola makan mereka untuk meningkatkan kesehatan metabolisme daripada menggunakan obat-obatan.
Penulis senior dan Direktur Akademik Charles Perkins Centre, Stephen Simpson, mengatakan, obat-obatan juga dapat menargetkan jalur biokimia sama dengan nutrisi. Ada upaya keras menemukan obat untuk meningkatkan kesehatan metabolisme dan penuaan tanpa perubahan pola makan.
Namun, diet ternyata merupakan obat yang lebih ampuh. ”Saat ini obat-obatan diberikan tanpa mempertimbangkan apakah dan bagaimana mereka dapat berinteraksi dengan komposisi makanan kita—bahkan ketika obat-obatan ini dirancang untuk bertindak dengan cara yang sama dan pada jalur pemberi sinyal nutrisi yang sama dengan diet,” kata Simpson.
Baca Juga: Diet MIND Jaga Kemampuan Otak hingga Tua
Para peneliti mulai menemukan apakah obat-obatan atau diet lebih kuat dalam merombak penginderaan nutrisi dan jalur metabolisme lainnya, serta apakah obat-obatan dan diet berinteraksi dengan cara yang membuatnya lebih atau kurang efektif.
”Kami menemukan komposisi makanan memiliki efek jauh lebih kuat daripada obat-obatan, yang sebagian besar meredam respons terhadap diet daripada membentuknya kembali,” kata Simpson.
Keseimbangan makronutrien
Hasil temuan ini menambahkan pemahaman kita tentang mekanisme yang menghubungkan ”apa yang kita makan” dengan ”bagaimana kita menua”. Penelitian ini juga memberikan informasi penting bahwa asupan kalori dan keseimbangan makronutrien (protein, lemak, dan karbohidrat) dalam makanan memiliki dampak yang kuat pada hati.
Kami menemukan komposisi makanan memiliki efek jauh lebih kuat daripada obat-obatan, yang sebagian besar meredam respons terhadap diet daripada membentuknya kembali.
Asupan protein dan kalori total memiliki efek amat pada jalur metabolisme dan proses mendasar yang mengontrol cara sel kita berfungsi. Misalnya, jumlah protein yang dimakan memengaruhi aktivitas di mitokondria, yang merupakan bagian sel yang menghasilkan energi.
Ini menciptakan efek hilir karena jumlah protein dan energi makanan yang dimakan memengaruhi seberapa akurat sel menerjemahkan gen mereka ke dalam protein berbeda yang dibutuhkan untuk membantu sel berfungsi dengan baik dan membuat sel baru.
Dua proses mendasar ini terkait dengan penuaan. Sebagai perbandingan, obat-obatan tersebut terutama bertindak untuk meredam respons metabolisme sel terhadap diet daripada membentuknya kembali secara mendasar.
Namun, para peneliti juga menemukan beberapa interaksi lebih spesifik antara efek biokimia obat dan komposisi diet. Satu obat antipenuaan memiliki efek lebih besar pada perubahan sel yang disebabkan oleh lemak makanan dan karbohidrat, sedangkan obat kanker dan obat diabetes lainnya memblokir efek protein makanan pada mitokondria penghasil energi.
David Le Couteur mengatakan, meski riset ini sangat kompleks. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya mempelajari banyak diet berbeda pada saat sama daripada hanya membandingkan beberapa diet yang berbeda. ”Pendekatan ini menjadi satu-satunya cara kita bisa mendapatkan gambaran interaksi antara diet, kesehatan, dan fisiologi kita,” ujarnya.
Baca Juga: Diet Mediterania Memperpanjang Usia
”Kita semua tahu apa yang kita makan memengaruhi kesehatan kita, tetapi penelitian ini menunjukkan bagaimana makanan dapat secara dramatis memengaruhi banyak proses yang beroperasi di sel kita. Ini memberi kita wawasan tentang bagaimana diet berdampak pada kesehatan dan penuaan,” tutur Le Couteur.
Komposisi diet
Kajian ini tidak memerinci komposisi diet yang diberikan. Namun, kajian terpisah dari para peneliti di Rush University Medical Center menunjukkan bahwa diet MIND bisa sangat bermanfaat dalam mencegah berbagai penyakit penuaan, termasuk Alzheimer. Kajian dipublikasikan di Journal of Alzheimer’s Disease edisi September 2021.
Dikembangkan oleh mendiang Martha Clare Morris, ahli epidemiologi nutrisi Rush, dan rekan-rekannya, diet MIND adalah gabungan dari diet Mediterania dan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Studi sebelumnya menemukan bahwa diet MIND mengurangi risiko seseorang terserang demensia alzheimer.
Diet MIND memiliki 15 komponen diet, termasuk 10 ”kelompok makanan yang menyehatkan otak” dan lima kelompok yang tidak sehat. Untuk mematuhi dan mendapatkan manfaat dari diet MIND, seseorang perlu makan setidaknya tiga porsi biji-bijian, sayuran berdaun hijau, dan satu sayuran lainnya setiap hari, bersama dengan segelas anggur.
Selain itu, seseorang perlu mengonsumsi makanan ringan hampir setiap hari dengan kacang-kacangan serta makan unggas dan buah beri setidaknya dua kali seminggu dan ikan setidaknya sekali seminggu.
Sementara makanan yang dihindari meliputi daging merah, mentega dan margarin batangan, keju, kue kering dan manisan, serta makanan yang digoreng atau cepat saji.
Kajian terpisah oleh Eric Rimm, profesor epidemiologi dan nutrisi di Harvard TH Chan School of Public Health, sebagaimana dipublikasikan di jurnal Circulation pada Mei 2018, menemukan, asam lemak omega-3 dari makanan laut sangat penting bagi penurunan risiko penyakit jantung. Laporan ini berisi rekomendasi terbaru dari American Heart Association (AHA).
Dalam laporan itu disebutkan, untuk mendapat manfaat penuh dari makan ikan, AHA merekomendasikan makan dua porsi ikan non-goreng, sebanyak 3,5 ons per porsi, setiap minggu. Konsumsi ikan secara teratur ini menekan risiko gagal jantung kongestif, penyakit jantung koroner, stroke iskemik, dan kematian jantung mendadak, terutama saat makanan laut itu dijadikan pengganti asupan makanan kurang sehat.