Situasi Covid-19 Nasional Masih Terkendali, Waspada Varian Baru
Situasi pandemi Covid-19 terkendali. Saat ini terjadi tren penurunan kasus di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali. Meski demikian penerapan protokol kesehatan, tes, pelacakan, dan terapi, serta vaksinasi mesti tetap konsisten.
Oleh
Ahmad Arif
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Penularan Covid-19 di Indonesia secara nasional dinilai masih terkendali. Meski ada kenaikan kasus di sejumlah kabupaten dan kota sifatnya masih fluktuatif. Indonesia tetap harus waspada seiring dengan sudah ditemukannya varian Delta AY.4.2 di sejumlah negara tetangga.
" Berdasarkan update data mingguan kami, sampai saat ini (situasi Covid-19) di Indonesia masih terkendali," kata epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia Iwan Ariawan, di Jakarta, Kamis (11/11/2021).
Menurut Iwan, memang ada kenaikan kasus di beberapa kabupaten/kota, tapi hal itu masih fluktuatif. "Secara umum, belum menunjukkan tren naik ," kata dia.
Analisis epidemiologi Covid-19 di Indonesia yang dibuat Iwan dan tim di FKM UI ini menunjukkan secara keseluruhan masih terjadi tren penurunan kasus di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali. Tren penurunan di luar Jawa-Bali lebih tinggi dibandingkan Jawa-Bali.
Proporsi kasus dari luar Jawa-Bali ini menurun sejak akhir Oktober 2021. Di mana, sekitar 30 persen kasus Covid-19 di akhir Oktober hingga awal November 2021 berasal dari luar Jawa-Bali.
Dari data mobilitas terlihat, penduduk di Maluku, Nusa Tenggara dan Papua sudah meningkat melebihi kondisi sebelum pandemi Covid-19. Sementara di Jawa dan Bali, mobilitas penduduk masih di bawah kondisi sebelum pandemi, namun menunjukkan tren peningkatan di sejak awal Agustus-Oktober 2021.
Iwan menambahkan, mobilitas penduduk tinggi selama ini merupakan faktor risiko transmisi Covid-19. Namun demikian, data sampai 4 November 2021, peningkatan mobilitas penduduk tidak diikuti peningkatan kasus.
Analisis Tim FKM UI ini juga menujukkan, angka reproduksi efektif (Rt), yaitu rata-rata jumlah orang yang ditularkan dari satu kasus Covid-19 selama masa infeksiusnya pada waktu tertentu, secara nasional cenderung menurun. Pada 5 November angka Rt sebesar 0,95, turun dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 0,96.
Dengan nilai Rt ini, berarti setiap kasus Covid-19 secara rata-rata menularkan ke 0,95 orang, yang berarti tren jumlah kasus baru cenderung berkurang. Hal ini menunjukkan, pandemi Covid-19 di Indonesia telah terkendali, namun risiko peningkatan kasus masih tinggi.
Adapun nilai Rt di Pulau Jawa, bahkan lebih rendah secara nasional, yaitu 0,93. Angka ini sama dengan minggu sebelumnya dan lebih rendah dua digit dibandingkan tanggal 12 Oktober 2021.
Nilai Rt yang lebih tinggi dari 1, terjadi di Maluku, yaitu 1,01. Angka ini sama dengan minggu sebelumnya, yang menandakan bahwa setiap kasus Covid-19 secara rata-rata masih menularkan ke 1,01 orang, atau jumlah kasus baru cenderung bertambah.
"Pandemi Covid-19 di Pulau Maluku belum terkendali, risiko peningkatan kasus masih tinggi," sebut Iwan.
Dengan kondisi ini, Tim FKM UI merekomendasikan agar protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan atau 3M), serta tes, tracing atau lacak, dan terapi (3T harus terus dilakukan secara konsisten. Selain itu, vaksinasi harus ditingkatkan cakupannnya agar wabah Covid-19 terus terkendali.
Varian baru
Sementara itu, varian baru turunan Delta, yaitu AY.4.2 dilaporkan telah ditemukan di sejumlah negara tetangga. "Mengacu data di GISAID, varian AY.4.2 di Asia sudah ditemukan dari 17 sampel. Isarel 6, Bahrain 5, Singapura 3, Malaysia 2, dan Jepang 1," kata Safarina G. Malik, peneliti senior Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman-BRIN.
Protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan atau 3M), serta tes, tracing atau lacak, dan terapi (3T harus terus dilakukan secara konsisten.
Menurut Safarina, sejauh ini varian AY.4.2 ini belum ditemukan dari sampel yang dianalisis menggunakan whole genome sequencing (WGS) atau pengurutan genom menyeluruh. Laporan terbaru WGS Indonesia dari Jejaring Surveilans Indonesia menunjukkan, hingga 7 November 2021 Indonesia sudah mendaftarkan 8.578 data genom lengkap SARS-CoV-2, virus korona penyebab Covid-19, ke GISAID.
Untuk varian turunan Delta atau B.1.617.2, yang ditemukan di Indonesia kebanyakan adalah AY.23 dan AY.24. Berbagai turunan varian Delta ini masih mendominasi virus SARS-CoV-2 yang beredar di Indonesia.
Sejauh ini belum ada data pasti tentang karakteristik varian AY.4.2 atau disebut Delta Plus yang memicu peningkatan kasus di sejumlah negara, termasuk di Eropa ini. Namun, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UK Health Security Agency) memasukkan AY.4.2 ke dalam kategori "varian dalam penyelidikan" sejak akhir bulan lalu, yang menunjukkan risiko varian lebih menular.
Laporan awal HSA juga menyebutkan, AY.4.2 tidak menunjukkan peningkatan resistensi vaksin yang signifikan dibandingkan varian Delta lainnya. Diperlukan lebih banyak pengujian untuk mengonfirmasi hal ini. Laporan BBC menunjukkan, meski Delta reguler menyumbang sebagian besar infeksi Covid-19 di Inggris, kasus Delta Plus telah meningkat.