Cuci Tangan Pakai Sabun Minimalkan Penularan Penyakit
Pandemi Covid-19 menyadarkan bahwa cuci tangan pakai sabun terbukti dapat mencegah penularan penyakit. Hal ini mesti jadi kebiasaan masyarakat guna mencegah potensi wabah di masa depan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perilaku hidup bersih dan sehat, terutama cuci tangan pakai sabun, kian digalakkan pemerintah untuk menekan potensi penularan penyakit di masyarakat. Pengadaan fasilitas sanitasi, kebersihan, hingga air minum layak pun dipercepat.
Mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan potensi terpapar Covid-19 sebesar 35 persen, diare 30 persen, dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) 20 persen. Adapun diare dan ISPA merupakan salah satu penyebab utama kematian anak balita di Indonesia.
Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Vensya Sitohang mengatakan, cuci tangan pakai sabun adalah cara paling murah dan efektif menghindari penyakit. Hal ini mesti jadi kebiasaan masyarakat guna mencegah potensi wabah di masa depan. Perilaku ini agar diikuti dengan teknik cuci tangan yang benar dan teratur.
”Namun, menurut data Badan Pusat Statistik, satu dari empat orang (di Indonesia) tidak punya fasilitas cuci tangan di rumah mereka,” kata Vensya pada peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia secara daring, Rabu (13/10/2021). Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia diperingati setiap 15 Oktober.
Prioritas
Perwakilan Direktorat Perumahan dan Pemukiman Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Laisa Wahanudin, mengatakan, pembangunan fasilitas sanitasi, kebersihan, dan air minum merupakan prioritas pemerintah.
Peta jalan untuk menyediakan fasilitas sanitasi dan air minum yang layak telah disiapkan untuk mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 serta Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia dengan Kementerian Kesehatan bekerja sama membuat gerakan cuci tangan pakai sabun di 10.000 lokasi.
Pada 2024, pemerintah menargetkan 90 persen rumah tangga di Indonesia memiliki akses sanitasi yang layak, termasuk 15 persen di antaranya akses sanitasi aman. Target lain ialah 100 persen akses air minum layak, termasuk 15 persen akses air minum aman.
Pemerintah juga menargetkan ketersediaan 30 persen akses air minum perpipaan yang tersambung ke 10 juta rumah. Praktik buang air besar sembarangan diharapkan tidak lagi ada atau mencapai 0 persen pada 2024.
Capaian akses sanitasi layak rumah tangga di Indonesia pada 2020 sebesar 79,53 persen. Sebanyak 7,64 persen di antaranya memiliki akses sanitasi aman. Adapun 6,19 persen rumah tangga masih melakukan buang air besar sembarangan. Sementara itu, rumah tangga dengan akses air minum layak sebanyak 90,21 persen, air minum perpipaan 20,69 persen, dan air minum aman 11,9 persen.
Menurut Laisa, percepatan pembangunan fasilitas sanitasi dan air minum perlu dukungan masyarakat, yaitu lewat gerakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM). Cakupan STBM ialah memastikan masyarakat berhenti buang air besar sembarangan, membudayakan cuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan rumah tangga, mengelola sampah rumah tangga, serta mengelola limbah cair rumah tangga. Gerakan ini akan ditingkatkan dan diperluas.
Kepala Subdirektorat Perencanaan Teknis Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kementerian Pekerjaan Umu dan Perumahan Rakyat Dades Prinandes mengatakan, pemerintah menyediakan pendanaan dan pendampingan masyarakat yang menginisiasi hingga mengelola SPAM di lingkungannya. Ini merupakan bagian dari program SPAM Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Program ini berjalan sejak 2008.
”Hingga akhir September 2021, dari program ini, ada penambahan akses air minum untuk 22,1 juta jiwa dan penambahan akses sanitasi untuk 16,4 juta jiwa. Ini mencakup 33 provinsi,” kata Dades.
Perkuat kebiasaan
Upaya membiasakan perilaku cuci tangan pakai sabun terus diperkuat. Ketua Pengurus Pusat Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Arif Sumantri mengatakan, HAKLI dengan Kemenkes bekerja sama membuat gerakan cuci tangan pakai sabun di 10.000 lokasi.
Publik dapat berpartisipasi dengan mengirim video, antara lain, tentang teknik cuci tangan yang benar. Gerakan ini diharapkan memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri).
Gerakan ini sebagai pesan edukasi ke masyarakat bahwa perilaku sederhana akan berdampak besar.