Kasus demam berdarah dengue mulai merebak di sejumlah daerah di Indonesia. Karena itu, upaya pencegahan penyakit infeksi itu melalui pemberantasan sarang nyamuk mesti terus digalakkan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kesadaran masyarakat untuk mencegah penularan demam berdarah dengue dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19 mulai meningkat. Namun, pemberantasan sarang nyamuk yang jadi vektor penular penyakit itu justru melemah. Karena itu, sosialisasi pengendalian penyakit infeksi tersebut kepada masyarakat harus lebih masif.
Upaya pencegahan demam berdarah bisa dilakukan dengan strategi 3M. Strategi tersebut yang meliputi menguras bak penampungan air, menutup bak penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air harus dilakukan secara bersamaan dalam protokol kesehatan.
Berdasarkan pencatatan yang dilakukan Kementerian Kesehatan, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sampai minggu ke-29 tahun 2021 mencapai 21.739 kasus dengan kematian sebanyak 187 kasus. Adapun provinsi dengan kasus terbanyak dilaporkan di Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Tengah.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan Didik Budijanto, saat dihubungi di Jakarta, Senin (2/8/2021), mengatakan, masyarakat diimbau tetap waspada akan penularan demam berdarah. Pendampingan pun terus dilakukan pada daerah dengan tingkat endemis tinggi.
”Kami selalu mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah agar selalu waspada akan DBD. Meski dalam kondisi pandemi, demam berdarah tetap menjadi ancaman,” katanya.
Strategi nasional
Didik menuturkan, pemerintah saat ini juga telah berkomitmen memperkuat upaya penanggulangan demam berdarah di Indonesia. Hal itu telah dituangkan dalam strategi nasional penanggulangan dengue 2021-2025. Setidaknya ada enam strategi yang akan dijalankan.
Kami selalu mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah agar selalu waspada akan DBD. Meski dalam kondisi pandemi, demam berdarah tetap menjadi ancaman.
Strategi pertama adalah penguatan manajemen vektor penyebab demam berdarah, yakni nyamuk Aedes aegypti, secara efektif, aman, dan berkesinambungan. Sementara strategi kedua dengan meningkatkan akses dan mutu tata laksana dengue. Ketiga, memperkuat surveilans dengue yang komprehensif dan mewujudkan manajemen kejadian luar biasa (KLB) yang responsif.
Adapun strategi keempat meliputi peningkatan partisipasi masyarakat dan institusi secara berkesinambungan. Kelima, memperkuat kebijakan, manajemen program, kemitraan, dan komitmen pemerintah. Strategi terakhir adalah mengembangkan kajian, penelitian, dan inovasi sebagai dasar kebijakan dan program.
Secara terpisah, Ketua Komunitas Dengue Indonesia Sri Rezeki Hadinegoro dalam acara webinar Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025, Jumat (30/7/2021), mengatakan, sosialisasi upaya pencegahan dan penanggulangan demam berdarah dengue perlu ditingkatkan. Masyarakat perlu diingatkan bahwa selama masa pandemi Covid-19 banyak orang dirawat karena menderita demam berdarah dengue.
Implementasi dari gerakan satu rumah satu jumantik juga harus dipastikan dengan pelaporan yang sistematis. Hal itu disebabkan kader juru pemantau jumantik yang selama ini berkunjung dari satu rumah ke rumah lain tidak bisa bekerja secara optimal seiring dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
Pendekatan sosial bisa dilakukan agar masing-masing keluarga dapat melakukan pemeriksaan mandiri di bawah pengawasan juru pemantau jentik. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk pelaporan, baik melalui telepon maupun aplikasi Whatsapp.
Edukasi perlu lebih masif dilakukan untuk memperkuat upaya pencegahan demam berdarah dengan 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang bekas yang bisa menampung air. Itu bisa ditambah dengan tidak menggantung baju, menggunakan bubuk larvasida, dan menggunakan kelambu.
”Integrasi dengan program lain bisa dijalankan. Jadi, jangan hanya memperkuat edukasi dan sosialisasi soal 3M dalam protokol kesehatan pencegahan Covid-19, melainkan juga memperkuat edukasi pencegahan demam berdarah dengan 3M plus,” tuturnya.