Sejak Desember 2020 hingga saat ini, Indonesia telah menerima 137,6 juta dosis vaksin. Selain berupaya mengamankan kebutuhan vaksin dalam negeri, Indonesia juga terus mendorong kesetaraan akses vaksin bagi semua negara.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Indonesia sejauh ini telah mengamankan dan menerima 137.611.540 dosis vaksin, baik dalam bentuk bahan baku maupun vaksin jadi. Dalam beberapa hari ke depan, Indonesia juga akan kembali menerima vaksin Moderna yang didapat lewat mekanisme dose-sharing atau berbagi vaksin melalui jalur multilateral.
Indonesia pun akan menerima vaksin lewat mekanisme berbagi vaksin melalui jalur bilateral, yaitu dari Jepang, yang merupakan pengiriman kedua. “Dan, dari Uni Emirat Arab yang juga merupakan pengiriman kedua,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menyampaikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin Covid-19 tahap 23 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa (13/7/2021).
Indonesia telah mengamankan dan menerima 137.611.540 dosis vaksin, baik dalam bentuk bahan baku maupun vaksin jadi.
Mengawali keterangannya, Menlu Retno menuturkan bahwa, Senin (12/7/2021) kemarin, bersama Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada, dirinya telah memimpin pertemuan kelima Covax AMC (Advance Market Commitment) Engagement Group. Pertemuan tersebut membahas tantangan yang dihadapi Covax dalam hal pasokan vaksin sehingga menyebabkan terjadinya keterlambatan pengiriman vaksin kepada peserta Covax, termasuk anggota AMC, di mana Indonesia masuk di dalamnya.
Di tengah semua tantangan tersebut Covax terus bekerja keras agar pasokan vaksin bagi semua negara, terutama negara berkembang, dapat terus ditingkatkan. “Pasokan vaksin diperkirakan akan lebih baik mulai bulan September, Oktober, dan seterusnya,” kata Retno.
Kenaikan pasokan vaksin juga dimungkinkan dengan telah dilakukannya kerja sama antara Aliansi Vaksin (Gavi) dengan Sinovac dan Sinopharm yang telah mendapatkan emergency use of listing (EUL) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Selain itu, di dalam pertemuan Covax AMC Engagement Group yang saya pimpin kemarin pihak Gavi juga menginformasikan bahwa telah terdapat komitmen ratusan juta vaksin dalam mekanisme dose-sharing. Dan, tentunya, mekanisme dose-sharing ini akan membantu peningkatan distribusi vaksin ke negara-negara di dunia,” ujar Retno.
Retno menuturkan, pada Selasa ini dunia akan kembali menyaksikan contoh konkret upaya Covax mengirimkan vaksin kepada negara AMC. Indonesia kembali menerima 3.476.400 dosis vaksin AstraZeneca melalui jalur multilateral Fasilitas Covax. Indonesia mengapresiasi Covax, WHO, Gavi, Koalisi untuk Inovasi Kesiapan Epidemi (CEPI), dan Badan PBB untuk Anak-Anak (Unicef).
“Ini merupakan pengiriman kedelapan vaksin dari jalur Covax atau jalur multilateral. Hingga tanggal 13 Juli 2021 Indonesia telah menerima vaksin jadi secara gratis dari jalur multilateral sebesar 14.704.860 dosis,” katanya.
Sebelumnya, pada Senin kemarin, Indonesia juga telah menerima vaksin Sinovac sejumlah 10.000.280 dosis dalam bentuk curah atau bahan baku. Dan pada Selasa siang, Indonesia telah menerima pula vaksin Sinopharm berjumlah 1.408.000 dosis vaksin jadi. “Dengan kedatangan vaksin tersebut, maka Indonesia telah mengamankan dan menerima 137.611.540 dosis vaksin, baik dalam bentuk bahan baku maupun vaksin jadi,” ujar Retno.
Vaksinasi dunia
Pada kesempatan tersebut Menlu Retno menuturkan bahwa hingga 13 Juli 2021 dunia telah memvaksinasi 3,5 miliar dosis vaksin atau mendekati 44 persen populasi dunia. Namun, akses vaksin dunia masih tidak merata. Kawasan Amerika Utara dan Eropa, misalnya, dosis yang telah disuntikkan mencapai 75 persen dari populasi. Sementara itu di kawasan Afrika baru 4,03 persen dan kawasan ASEAN 16,3 persen dari jumlah populasinya.
“Direktur Jenderal WHO memperkirakan perlu ada tambahan vaksin sekitar 350 juta dosis untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen populasi di setiap negara pada September 2021. Dan, memerlukan 11 miliar dosis untuk memvaksinasi 70 persen populasi dunia pada pertengahan 2022,” ujar Retno.
Menurut Retno hal ini merupakan tantangan yang tidak kecil. Namun tantangan tersebut dinilai akan dapat diatasi dan dilalui bersama melalui kerja sama, kolaborasi, dan solidaritas. Pemerintah Indonesia akan terus bekerja keras mengamankan kebutuhan vaksin untuk Indonesia dan terus mendorong pada tingkat dunia kesetaraan akses vaksin bagi semua negara.
Pemerintah Indonesia akan terus bekerja keras mengamankan kebutuhan vaksin untuk Indonesia dan terus mendorong pada tingkat dunia kesetaraan akses vaksin bagi semua negara.
Kesehatan dan keselamatan rakyat adalah prioritas pertama. “Terus patuhi protokol kesehatan dan batasi mobilitas untuk sementara waktu. Tetap memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Insyaallah, dengan ikhtiar kita semua; dengan kerja keras, kedisiplinan, dan persatuan seluruh elemen bangsa kita akan segera dapat keluar dari pandemi ini,” kata Menlu Retno.
Pada kesempatan tersebut perwakilan WHO untuk Indonesia Dr N Paranietharan mengapresiasi tinggi dan berterima kasih atas dukungan Menlu Retno Marsudi selama ini. Kolaborasi terus dibutuhkan untuk memvaksinasi sebanyak mungkin orang dan secepat mungkin, baik secara global maupun di Indonesia.
Hal senada disampaikan Deputi Perwakilan Unicef Indonesia Robert Gass. Ucapan selamat dan apresiasi disampaikannya kepada Menlu Retno dan masyarakat Indonesia atas kedatangan vaksin hasil kerja sama multilateral Fasilitas Covax. “Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia dan Covax sama, yaitu melindungi sebanyak mungkin orang dalam waktu secepat mungkin,” katanya.