RSDC Wisma Atlet Perlu Tambahan Oksigen untuk Pasien Kritis
Meski sudah menambah kapasitas oksigen sentral dan ribuan tabung oksigen, Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet masih membutuhkan pasokan oksigen.
Oleh
Iwan Santosa
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meski sudah menambah kapasitas oksigen sentral dan ribuan tabung oksigen, Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet masih membutuhkan tambahan pasokan dari pabrik oksigen. Koordinator Farmasi dan Terapi RSDC Wisma Atlet Kolonel (Kes) Abdul Kholik Harahap yang dihubungi, Rabu (7/7/2021), mengatakan, jumlah sarana terus ditambah untuk melayani pasien gejala berat dan kritis di RSDC Wisma Atlet.
”Tadi subuh Mabes TNI mengirimkan dua truk dan personel untuk menangani ribuan tabung oksigen yang tiap hari harus dikirim ke pengisian oksigen di beberapa lokasi di Jakarta Timur dan Jakarta Utara. Meski demikian, kapasitas pabrik pengisian oksigen tersebut juga terbatas sehingga kami mengalami kekurangan pasokan,” kata Kolonel Abdul Kholik.
Menurut dia, oksigen sentral di RSDC Wisma Atlet sudah ditambah kapasitasnya dari 5 ton menjadi 10 ton. Adapun tabung oksigen besar ukuran 6 kubik dari 463 tabung sekarang menjadi 813 tabung dan tabung ukuran kecil ukuran 1 meter kubik sekarang ada 1.044 tabung. Pemasok oksigen pun sudah ditambah dari dua pabrik ke delapan pabrik pemasok oksigen.
Para tenaga Wisma Atlet bekerja 24 jam untuk mengirim tabung oksigen kosong dan mengisinya di pemasok. Meski demikian, kapasitas pengisian dari pemasok sudah maksimal dan hanya bisa melayani 650 tabung per hari untuk tabung 1 meter kubik dan 600 tabung per hari untuk tabung ukuran 6 meter kubik. Praktis terjadi kesenjangan antara pasokan dan kebutuhan pada saat jumlah pasien dengan kondisi kritis terus bertambah tiap hari di RS Wisma Atlet.
Padahal, kebutuhan pasokan oksigen per hari ini di RS Wisma Atlet adalah 1.000 tabung oksigen ukuran 6 meter kubik dan 1.200 tabung ukuran 1 meter kubik. Sekarang ada delapan truk dari RSDC Wisma Atlet yang bekerja 24 jam pergi pulang dari Wisma Atlet ke pengisian oksigen di pinggiran Jakarta.
Menurut dia, masih ada kemungkinan mendapatkan pasokan oksigen dari pemasok industri penanaman modal asing (PMA) yang ada di Indonesia.
Staf Khusus Panglima TNI Bidang Kesehatan Mayjen (Purn) Ben Rimba yang dihubungi mengatakan, pabrik oksigen milik nasional sudah memenuhi permintaan pemerintah dengan mengalihkan pasokan oksigen industri ke oksigen medis, termasuk ke RS Wisma Atlet. Semisal grup Samator mengalihkan sepenuhnya produksi oksigen hanya untuk memasok kebutuhan medis Indonesia.
”Sudah ada bantuan dari perusahaan PMA, seperti dari Tsing San, di Morowali yang mengirimkan bantuan pasokan oksigen. Tapi ini masih belum mencukupi. Perusahaan PMA lainnya bisa mengisi kebutuhan tersebut,” kata Ben Rimba.
Menurut Ben Rimba, idealnya, pabrik oksigen milik asing juga mengalihkan pasokan oksigen untuk industri ke oksigen medis sesuai kebutuhan darurat saat ini. Dia berharap pemerintah dan kementerian terkait segera mengatur pengalihan pasokan oksigen dari oksigen industri ke oksigen medis, termasuk bagi perusahaan PMA yang beroperasi di Indonesia.