Lonjakan kasus Covid-19 mesti direspons dengan langkah yang komprehensif. Saat penularan meluas, pembatasan kegiatan masyarakat skala mikro dinilai tak efektif sehingga mesti diperluas disertai vaksinasi secara masif.
Oleh
TIM KOMPAS
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah daerah, yang antara lain dipicu varian virus SARS-CoV-2, yakni Delta, perlu direspons secara komprehensif. Saat penularan merebak, pembatasan mobilitas penduduk perlu diperketat disertai perluasan pemeriksaan dan pelacakan kasus, peningkatan kapasitas rumah sakit, serta percepatan vaksinasi.
Epidemiolog yang juga Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FKKMK UGM) Riris Andono Ahmad mengatakan, pemeriksaan dan pelacakan kasus Covid-19 di Indonesia terbatas, sedangkan penularan kian cepat. Karena itu, kemampuan deteksi harus ditingkatkan dengan pembatasan mobilitas warga.
”Restriksi (pembatasan) mobilitas ini setidaknya dilakukan pada 70 persen populasi penduduk dan diberlakukan tiga minggu atau dua kali periode infeksius dari virus penyebab Covid-19,” ujarnya dalam webinar ”Virus Delta di Kudus” di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (16/6/2021).
Pembatasan itu mesti dilakukan dalam satu kesatuan epidemiologis dilihat dari pergerakan warga di suatu wilayah, misalnya Jakarta Raya (Jabodetabek) dan Yogyakarta-Sleman-Bantul. Kawasan itu perlu memiliki intervensi dan kebijakan sama. ”Aturan itu harus diawasi secara ketat,” ujarnya.
Implementasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro dinilai tak efektif karena tidak disertai pengawasan sehingga target penurunan kasus tak tercapai. Pembatasan mobilitas juga perlu didukung kesiapan sistem kesehatan dan komunitas agar intervensi itu efektif.
Restriksi (pembatasan) mobilitas ini setidaknya dilakukan pada 70 persen populasi penduduk dan diberlakukan tiga minggu atau dua kali periode infeksius dari virus penyebab Covid-19.
Ketua Tim Genomik FKKMK UGM Gunadi menuturkan, dengan dasar kalkulasi matematika, para ahli menyimpulkan varian Delta 41-60 persen lebih menular daripada varian Alpha. ”Varian Alpha 70 persen lebih menular dibandingkan dengan (varian dari) Wuhan. Bisa dibayangkan lebih menularnya varian Delta,” katanya.
Sejauh ini, lonjakan kasus Covid-19 terjadi di sejumlah daerah, termasuk Jawa Tengah. Menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, karena jumlah tenaga kesehatan terbatas, pihaknya bekerja sama dengan fakultas kedokteran sejumlah perguruan tinggi untuk menangani pasien Covid-19.
Secara terpisah, Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran Tugas Ratmono mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur di wisma atlet 75,05 persen atau 5.551 tempat tidur. Ketersediaan tempat tidur di RS darurat itu ditambah 1.400 tempat tidur saat lonjakan kasus setelah libur Lebaran berlangsung.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi mengatakan, pengendalian penularan menjadi kunci mengatasi pandemi. Itu dilakukan melalui, antara lain, menegakkan protokol kesehatan serta membatasi mobilitas dan aktivitas warga.
Melindungi warga
Sekretaris Eksekutif Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Julitasari Sundoro menyampaikan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 perlu terus ditingkatkan dalam upaya pengendalian pandemi. Semakin besar jumlah penduduk yang divaksinasi akan makin melindungi masyarakat dari penularan Covid-19.
Vaksin Covid-19 yang ada saat ini tetap bisa melindungi masyarakat dari varian baru SARS-CoV-2, termasuk varian Delta. Warga diminta tak memilih jenis vaksin.
Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah penerima vaksin dengan dosis lengkap 11,8 juta orang atau 29,28 persen dari target. Dari data di laman Ourworldindata.org, jumlah penduduk yang divaksinasi di Indonesia 11,92 per 100 penduduk. Itu lebih rendah dari rata-rata dunia 31,48 per 100 penduduk serta rata-rata di negara lain, seperti China (64,19 per 100 penduduk), India (18,50 per 100 warga), dan Malaysia (15,15 per 100 penduduk).
Pemerintah memperluas sasaran vaksinasi Covid-19 untuk membantu mencapai kekebalan komunal (herd immunity). Kali ini, sekitar 10.000 pelaku sektor jasa keuangan divaksinasi. Vaksinasi bagi semua pelaku jasa keuangan ditargetkan rampung pada Agustus 2021.
Presiden Joko Widodo menegaskan, semua daerah diharapkan memperbanyak dan meningkatkan sasaran vaksinasi. Pemerintah menargetkan, pada Juli 2021, tiap hari 1 juta warga divaksinasi.
Sejumlah daerah memperluas vaksinasi Covid-19, antara lain Kota Surakarta, Surabaya, dan Palembang. Pemerintah Kota Surakarta mulai mendata warga berusia 18 tahun ke atas untuk vaksinasi Covid-19. Dinas Kesehatan Surabaya mendata calon penerima vaksin secara daring untuk menggaet lebih banyak warga yang divaksinasi. Pendataan itu untuk warga usia di atas 18 tahun. (TAN/INA/ETA/BRO/NCA/FLO/RAM/DIT/NDU)