Masker yang paling direkomendasikan adalah masker medis yang sudah memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan. Adapun untuk masker kain harus yang terdiri dari minimal tiga lapis.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemakaian masker merupakan cara jitu untuk melawan Covid-19 secara umum, termasuk varian barunya, mengingat virus tersebut menular melalui droplet. Namun, masker yang dipakai mesti masker yang ampuh menangkal percikan liur dari rongga mulut dan hidung saat bersin, batuk, dan berbicara tersebut.
Varian baru virus yang disebut varian Delta telah dikonfirmasi beredar di Jawa Tengah. Ada kemungkinan varian baru tersebut sudah ada di daerah lain. ”Varian apa pun yang akan muncul sebagai akibat mutasi alami virus tidak akan mungkin menjangkiti kita dan orang lain apabila semua tindakan pencegahan kita lakukan,” kata juru bicara pemerintah Reisa Broto Asmoro saat menyampaikan keterangan pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (16/6/2021).
Varian apa pun yang akan muncul sebagai akibat mutasi alami virus tidak akan mungkin menjangkiti kita dan orang lain apabila semua tindakan pencegahan kita lakukan.
Reisa menuturkan, cara mengurangi risiko penularan Covid-19 melalui percikan air atau droplet yang keluar dari mulut dan hidung seseorang adalah dengan memakai masker. Masker yang ampuh menangkal droplet dan paling direkomendasikan adalah masker medis yang sudah memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan.
”Kemudian, untuk masker kain, pastikan memakai masker yang terdiri dari minimal tiga lapis. Lapis pertama adalah lapisan kain hydrophilic seperti katun. Lapisan kedua biasanya berupa katun atau juga bisa poliester. Dan lapis ketiga atau bagian masker yang paling luar menggunakan lapisan yang sifatnya hydrophobic atau antiair, yakni bisa terbuat dari polipropilen,” kata Reisa.
Menurut Reisa, hal ini bermanfaat untuk menangkal droplet bisa menembus masker kain. Penggunaan masker maksimal hanya empat jam. Apabila basah atau lembab, masker harus segera diganti. Oleh karena itu, warga disarankan membawa beberapa masker ekstra saat keluar rumah.
Masker, lanjut Reisa, tidak akan memengaruhi jumlah asupan oksigen ke dalam tubuh kita. ”Jadi jangan khawatir akan kekurangan oksigen apabila kita menggunakan masker. Gunakan masker dengan tepat. Tutupi bagian hidung dan mulut sepenuhnya. Cuci tangan sebelum memakai dan melepas masker. Ingat, hanya sentuh bagian talinya dan jangan sentuh bagian depan masker. Bagian tersebut sudah tidak bersih dan berisiko mengandung droplet,” tuturnya.
Reisa menyebutkan, membuka masker dapat dilakukan pada saat makan dan minum atau berolahraga dengan syarat berjauhan dengan orang lain pada jarak aman, yakni minimal 2 meter. Pembukaan masker lebih aman lagi apabila dilakukan saat kita sendirian, berada di ruang terbuka, dan saat tidak berinteraksi dengan orang lain.
”Jangan risikokan (diri dan orang lain) dengan membuka masker di ruang tertutup yang banyak orangnya. Saya jelaskan lagi bahwa virus adalah makhluk mikroorganisme yang dapat saja melayang di udara, apalagi di ruang tertutup, yang bersifat aerosol,” katanya.
Virus penyebab Covid-19, lanjut Reisa, dilepaskan oleh orang yang berbicara, bernyanyi, batuk, bersin, dalam bentuk tetesan dalam berbagai ukuran. Tetesan atau buliran air tersebut membawa virus dan menularkan penyakit.
Temuan dari The Centers for Disease Control and Prevention atau CDC di Atlanta menjelaskan bahwa droplet atau percikan tersebut dapat bertahan di udara dalam hitungan detik hingga menit sebelum jatuh ke bawah seiring gravitasi. Adapun tetesan yang lebih kecil lagi ukurannya, yang sangat halus, berupa partikel aerosol, dapat bertahan di udara dalam ruang tertutup tanpa ventilasi yang baik selama beberapa menit hingga berjam-jam.
Protokol kesehatan
”Jadi, mau membuka masker, pikirkan matang-matang. Lihat situasi sekitar. Kenali ancaman. Jangan ambil risiko. Hanya karena kita lengah, kita dapat menyesal kemudian. Pemakaian masker akan jauh lebih efektif melindungi kita dari Covid-19 ketika dikombinasi dengan menerapkan protokol kesehatan lainnya,” ucap Reisa.
Protokol kesehatan lainnya ialah mencuci tangan memakai sabun dan menjaga jarak aman. Penelitian sudah membuktikan bahwa ketiga upaya tersebut, ketika dilakukan bersama-sama, akan menjadikan risiko tertular menjadi sangat minim. ”Akhir-akhir ini banyak seruan untuk menjauhi kerumunan. Dan ini adalah seruan yang benar,” ujarnya.
Berkumpulnya banyak orang di suatu tempat, tanpa diketahui status kesehatan mereka, adalah risiko yang sangat besar. Kerumunan membuka kemungkinan untuk kontak dan menghilangkan jarak aman. Situasi seperti itu membuat kita menjadi lebih mudah tertular Covid-19. Maka, disarankan untuk menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas ke luar rumah yang tidak mendesak.
”Rumah sakit yang penuh, pasien Covid-19 semakin banyak, varian baru Covid-19 sudah beredar. Apalagi yang kita perlukan untuk meyakinkan bahwa mencegah adalah yang terbaik? Perlukah kita mempertaruhkan kesehatan kita, bahkan kesehatan keluarga kita, hanya karena lalai menerapkan protokol kesehatan?” kata Reisa.
Rumah sakit yang penuh, pasien Covid-19 semakin banyak, varian baru Covid-19 sudah beredar. Apalagi yang kita perlukan untuk meyakinkan bahwa mencegah adalah yang terbaik? Perlukah kita mempertaruhkan kesehatan kita, bahkan kesehatan keluarga kita, hanya karena lalai menerapkan protokol kesehatan?
Dampak Covid-19 bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Ada yang tidak bergejala, tapi ada juga yang menjadi kritis dan fatal. ”Maka jangan ambil risiko. Lindungi diri kita, lindungi keluarga kita, dan orang terdekat kita. Kenapa saya harus mengulangi informasi dasar yang sudah berulang kali saya sampaikan ini? Karena sebagian besar testimoni dari pasien-pasien di RSDC Wisma Atlet Kemayoran bahkan menyatakan kelengahan merekalah yang membuat mereka tertular,” lanjut Reisa.
Kelengahan mereka tersebut kebanyakan karena membuka masker di tempat keramaian, tidak menjaga jarak, dan masuk ke kerumunan. Mereka juga tidak mempraktikkan cuci tangan dengan baik dan benar sehingga kondisi tangannya tidak aman saat menyentuh hidung, mulut, dan mata.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada Rabu (16/6/2021) pun kembali mendorong kepatuhan masyarakat menerapkan protokol kesehatan. ”Saya ingatkan kembali kepada seluruh hadirin untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dan berupaya agar menjadi contoh dari lingkungan sekitarnya,” kata Wapres saat memberikan sambutan pada acara ”Peluncuran Pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN-PE) Tahun 2020-2024”.