Daerah Butuh Dukungan Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19
Menghadapi lonjakan kasus Covid-19, respons pandemi harus dilakukan sinergis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Oleh
Deonisia Arlinta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Daerah dengan lonjakan kasus Covid-19 yang ekstrem membutuhkan dukungan tenaga kesehatan, alat kesehatan, dan obat-obatan agar bisa menangani pasien Covid-19 dengan optimal sekaligus mencegah kelelahan berlebih dari tenaga kesehatan yang bertugas.
Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, fasilitas isolasi mandiri di Kudus saat ini masih terbatas, hanya bisa menampung 400 orang sehingga masyarakat lebih banyak melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
”Untuk fasilitas isolasi mandiri yang terpusat ini masih menemui masalah, seperti sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan obat-obatan. Kami baru melakukan penganggaran. Minggu depan diharapkan layanan isolasi mandiri terpusat ini bisa lebih maksimal,” katanya dalam konferensi pers yang diikuti dari Jakarta, Kamis (10/6/2021).
Kondisi serupa juga disampaikan Nunuk Kristiani, Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan, Jawa Timur. Ia menuturkan, dari 150 tempat tidur yang tersedia, sebanyak 105 tempat tidur sudah terisi. Sejumlah pasien ada yang dialihkan ke rumah sakit di daerah lain seperti RSUD dr Soetomo Surabaya agar bisa segera mendapat penanganan.
”Adanya dukungan dari rumah sakit lain juga perekrutan tenaga kesehatan sangat membantu dalam pelayanan pasien Covid-19 di Bangkalan. Ini diperlukan agar tenaga kesehatan yang ada tidak kelelahan. Sudah ada 27 petugas kesehatan di Bangkalan yang terinfeksi dan satu di antaranya meninggal,” tuturnya.
Kabupaten Kudus dan Bangkalan mengalami lonjakan kasus baru Covid-19 yang sangat signifikan. Akibatnya, tingkat keterisian tempat tidur untuk Covid-19 di dua daerah itu amat tinggi. Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 8 Juni 2021, tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di Kabupaten Kudus 90,2 persen.
Lonjakan kasus di Kudus berimbas ke daerah sekitarnya termasuk Kota Semarang. Dari total 139 tempat tidur ruang isolasi di RSUP Dr Kariadi, sudah terisi 117 (84,2 persen). Sementara dari 307 tempat tidur ruang isolasi di RSUD KRMT Wongsonegoro, terisi 281 (91,5 persen). Adapun tempat isolasi terpusat Asrama Haji Transit terisi 42,7 persen dan Rumah Dinas Wali Kota Semarang terisi 40,7 persen.
Keterisian tempat tidur yang merambat naik itu diantisipasi Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, dengan menyewa hotel. ”Itu upaya cadangan apabila sewaktu-waktu tingkat keterisian di rumah sakit, asrama haji, dan rumah dinas sudah penuh,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, pemerintah telah memberikan bantuan pada daerah yang mengalami peningkatan kasus ekstrem. Bantuan itu, antara lain, tenaga kesehatan dan obat-obatan. Mitigasi dan evaluasi juga terus dilakukan untuk memperbaiki manajemen kesehatan di daerah tersebut.
RSDC Wisma Atlet
Peningkatan pasien Covid-19 juga terjadi di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. Menurut data sampai Kamis (10/6/2021) pukul 08.00, jumlah pasien positif Covid-19 di RSDC Wisma Atlet Kemayoran 3.626 pasien. Dengan jumlah tersebut, keterisian kamar inap di Tower 4, 5, 6, dan 7 yang berjumlah 5.994 kamar sudah 60,49 persen.
”Jadi, memang terjadi peningkatan (jumlah pasien) dan terjadi antrean ambulans karena pasien yang masuk jumlahnya banyak,” kata Letnan Kolonel Laut dokter gigi M Arifin dari Humas RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Sementara itu, Kamis, Presiden Joko Widodo meninjau vaksinasi Covid-19 yang menyasar pelaku transportasi dan pekerja pelabuhan di Terminal Bus Kampung Rambutan dan Pelabuhan Pelindo II Tanjung Priok.
Tingginya mobilitas dan interaksi dengan masyarakat menjadi pertimbangan pemberian vaksin Covid-19 kepada para pekerja publik di bidang transportasi. Setidaknya 1.000 pelaku transportasi di Kampung Rambutan dan 1.500 orang di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi sasaran vaksinasi Covid-19.(ERK/NCA/FLO/RTG/ESA/XTI/DIT/WKM)