Airlangga: Cakupan Rendah, Perlu Ada Layanan Antar Jemput Vaksinasi untuk Lansia
Persoalan kesulitan akses vaksinasi Covid-19 bagi warga lansia dapat diselesaikan dengan layanan antar jemput. Langkah ini dapat mengejar target vaksinasi bagi warga lansia yang semestinya tuntas pada Mei 2021.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perlu ada inisiatif antar jemput untuk memperluas cakupan vaksinasi Covid-19 bagi warga lanjut usia. Hingga 21 April 2021, cakupan vaksinasi bagi warga lansia masih rendah, padahal akhir Mei ini ditargetkan selesai. Dari 21,5 juta warga lansia, baru 10,6 persen yang memperoleh vaksinasi suntikan pertama dan 5,12 persen untuk suntikan kedua.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memandang layanan antar jemput vaksinasi ibarat ”menjemput bola” kepada warga lansia yang sulit mengakses fasilitas kesehatan. Sejumlah rumah sakit perlu berinisiatif seperti ini demi menjangkau kalangan warga lansia yang rentan paparan Covid-19.
Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional menilai, layanan antar jemput juga mendukung percepatan vaksinasi. Terutama pada daerah-daerah yang cakupan vaksinasinya masih rendah, Airlangga berharap progres itu bisa terkejar dalam rentang momen Ramadhan kali ini.
”Prioritas (vaksinasi) sekarang adalah warga lansia, dan ini saya lihat di beberapa daerah masih perlu akselerasi. Sekarang, ketersediaan vaksinnya ada, tetapi perlu didukung juga dengan layanan yang memadai. Layanan antar jemput ini program yang baik dan kami apresiasi,” ujar Airlangga dalam konferensi pers peluncuran Layanan Home Care & Home Delivery di Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat, Rabu (21/4/2021).
Pada kesempatan itu, Rumah Sakit Husada menyajikan layanan home care dan home delivery khusus vaksinasi Covid-19 untuk warga lansia. Home care fokus pada layanan penjemputan warga lansia menuju lokasi vaksinasi, sedangkan home delivery fokus pada penyelenggaraan vaksinasi yang menyesuaikan dengan lokasi warga lansia berada.
Direktur Utama RS Husada Yeo Hans Cahyadi menyampaikan, vaksinasi kali ini ditargetkan bagi 10.000 warga lansia di lingkup wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Pada Rabu ini, vaksinasi di RS Husada juga sedang berlangsung untuk 66 warga lansia di Jakarta.
Selama ini, sebagian kendala vaksinasi warga lansia adalah akses ke fasilitas kesehatan. Tony Kawilarang (65), peserta lansia asal Mangga Besar, Jakarta Pusat, misalnya, selama ini belum ikut dalam program vaksinasi lantaran tidak ada anggota keluarga yang bisa mendampingi.
”Selama ini, saya kurang tahu prosedur vaksinasi itu bagaimana. Tidak ada keraguan dari diri saya sama sekali, hanya kebetulan tidak ada anggota keluarga yang bisa mengantarkan. Saat dapat tawaran antar jemput, saya langsung bilang bersedia,” tutur Tony dalam antrean vaksinasi di RS Husada.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi menyebutkan, sesuai arahan Menteri Kesehatan, cakupan vaksinasi masih perlu lebih banyak peningkatan. Data Kemenkes yang dilansir dari situs resmi vaksin.kemkes.go.id, 21 April 2021, menunjukkan dari 21.553.118 warga lansia yang harus divaksinasi, baru 2.293.064 orang atau 10,64 persen yang sudah mendapat suntikan pertama. Sementara warga lansia yang mendapat suntikan kedua baru 1.104.500 orang atau 5,12 persen.
Padahal, warga lansia serta petugas publik semestinya telah selesai divaksinasi pada Mei 2021. Hal ini lantaran per Juni 2021 vaksinasi seharusnya berlanjut kepada 63,9 juta penduduk rentan, yakni mereka yang berada di daerah berisiko tinggi penularan. Berikutnya vaksinasi akan diberikan kepada 77,7 juta penduduk dalam populasi umum hingga selesai sesuai target pada Desember 2021 (Kompas, 19/4/2021).
”Cakupan kepada warga lansia itu masih perlu peningkatan. Dengan adanya inisiatif untuk meningkatkan cakupan ini, diharapkan kekebalan komunitas segera tercapai sehingga kita bisa benar-benar mengurangi angka kesakitan dan kematian karena Covid-19,” ujar Oscar.
Ketua Komunitas Indonesia Lawan dan Libas Covid-18 (KILL Covid-19) Adharta Ongko Saputra menuturkan, kalangan komunitas juga berjibaku untuk mengedukasi warga lansia terkait vaksin. Sebab, kerap ada keraguan dari warga lansia saat mengikuti vaksinasi lantaran mendapar kabar yang tidak benar.
”Ada sebagian warga lansia yang takut divaksinasi karena bisa meninggal dan lain-lain. Kami mencoba luruskan informasi itu kepada mereka, kami coba pendekatan lewat sanak keluarga kalau vaksin itu justru untuk melindungi mereka,” kata Adharta.
Wirjawan (105), seorang sukarelawan dari KILL Covid-19, pada hari itu turut membuktikan kalau vaksinasi tidak membahayakan tubuhnya. Dia ikut mengampanyekan bahwa vaksinasi Covid-19 aman untuk warga lansia.
Terkait itu, Airlangga Hartarto menyampaikan fokus pemerintah pada Ramadhan kali ini adalah pembatasan mobilitas. Pemerintah menegaskan sikap larangan mudik demi mencegah paparan Covid-19 kian luas ke kalangan yang rentan.
Airlangga menyebut tujuan lain dari larangan mudik adalah agar para lansia yang masih tergolong rentan itu tidak dikunjungi keluarga besar. Sebab, ada kemungkinan paparan Covid-19 dari situasi tersebut.
”Saat warga lansia menerima kunjungan dari keluarga besar, bisa jadi ada anggota keluarga dari luar kota yang negatif, tetapi menjadi pembawa Covid-19. Dengan mencegah mudik, artinya kita melindungi orangtua kita juga dari pandemi,” ujarnya.