Penanganan Covid-19 memerlukan kerja sama dan kontribusi banyak pihak sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing. Minimal yang bisa dilakukan masyarakat ialah mematuhi protokol kesehatan.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat perlu kembali diingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Penanganan pandemi pun harus terus berlanjut dengan memperkuat kerja sama dari semua pihak. Itu tetutama dalam menjalankan protokol kesehatan, meningkatkan pelacakan dan pemeriksaan kasus, memperbaiki layanan terapi, serta meningkatkan cakupan vaksinasi.
Anggota Tim Penanganan Covid-19, Falla Adinda, menyampaikan, pandemi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus diselesaikan secara bersama-sama. Penanganan yang dilakukan juga harus secara komprehensif agar kurva penularan penyakit yang disebabkan oleh virus jenis korona ini bisa melandai atau bahkan menurun.
”Penanganan pandemi yang terpenting itu adalah 3M, yaitu mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan menjaga jarak, serta ditambah 2M, yakni menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Selain itu, ditambah dengan 3T atau tracing (pelacakan), testing, dan terapi, serta diiringi dengan vaksinasi,” katanya dalam webinar Kompas Talks bertajuk ”Bersama Hadapi Pandemi” di Jakarta, Selasa (30/3/2021). Kegiatan tersebut terselenggara atas kerja sama harian Kompas bersama Manulife Indonesia.
Dengan mematuhi protokol kesehatan pun masyarakat sudah berperan untuk menangani pandemi ini.
Falla menyampaikan, tingkat kasus positif (positivity rate) di Indonesia masih tinggi, yakni sekitar 25 persen sampai 30 persen. Angka itu jauh dari batas yang ditetapkan oleh Organissai Kesehatan Dunia (WHO), yakni di bawah 5 persen. Kondisi ini perlu disikapi secara serius meskipun penambahan kasus baru serta tingkat keterisian tempat tidur untuk Covid-19 mulai menurun.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19 per 30 Maret 2021 bertambah sebanyak 4.682 kasus dengan 173 kasus kematian sehingga total kasus Covid-19 menjadi 1,5 juta kasus dengan 40.754 kematian. Sementara itu, jumlah orang yang diperiksa dalam sehari saat ini mencapai 48.287 orang.
Menurut Falla, pelacakan serta pemerikaan kasus merupakan upaya penanganan pandemi yang harus terus diperkuat. Dengan pelacakan dan pemeriksaan yang optimal serta dilanjutkan dengan terapi yang baik akan membantu memutus rantai penularan Covid-19 di masyarakat. Tingkat kasus positif yang mencapai 30 persen menggambarkan satu dari tiga penduduk di Indonesia tertular Covid-19. Karena itu, deteksi dini amat diperlukan agar bisa cepat ditangani.
”Upaya 3T memang menjadi beban moral yang harus dilakukan oleh pemerintah. Namun, pihak-pihak lain juga dapat membantu meringankan tanggung jawab ini. Swasta dapat berperan untuk meningkatkan jumlah testing di Indonesia. Masyarakat pun bisa secara mandiri melakukan pemeriksaan,” ucapnya.
Direktur yang juga Chief Marketing Officer Manulife Indonesia Novita J Rumngangun menyadari bahwa swasta dapat lebih banyak berperan untuk membantu menangani pandemi. Atas dasar itu pula, gerakan untuk memberikan bantuan alat pelindung diri bagi petugas kesehatan serta memfasilitasi 1.000 tes usap antigen ke beberapa puskesmas telah diinisiasi oleh Manulife.
Gerakan yang diselenggarakan bersama dengan Benihbaik.com tersebut sudah berjalan selama satu tahun terakhir. Donasi untuk penyediaan tes usap antigen gratis telah disalurkan ke sejumlah puskesmas, seperti Puskesmas Kramat Jati, Jakarta; Puskesmas Sukmajaya, Depok; dan Puskesmas Jurangmangu, Tangerang Selatan.
”Menangani pandemi adalah tugas kita bersama. Kami pun berharap gerakan-gerakan ini bisa dilakukan juga oleh lebih banyak pihak. Semakin banyak gerakan ini dilakukan, penanganan pandemi diharakan bisa lebih baik,” ucapnya.
Pendiri Benihbaik.com, Andy F Noya, menambahkan, bentuk gotong royong bisa dilakukan melalui sesuatu yang sederhana. Masyarakat tidak perlu memberikan donasi yang besar. Dengan mematuhi protokol kesehatan pun masyarakat sudah berperan untuk menangani pandemi ini.
”Mari kita aktifkan lagi gotong royong mulai dari aksi yang sangat simple, yakni dengan mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Sikap ini bisa kita tularkan ke semakin banyak orang. Jika dijalankan secara berkelanjutan, ini dapat memberikan dampak yang sangat luar biasa,” katanya.
Secara terpisah, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, protokol kesehatan harus tetap dijalankan oleh setiap masyarakat sekalipun ia sudah mendapatkan vaksinasi. Potensi penularan masih bisa terjadi sekalipun sudah divaksinasi.
Pemerintah pun telah memprioritaskan vaksinasi untuk petugas kesehatan, lansia, dan petugas pelayanan publik. Peningkatan cakupan vaksinasi pada lansia pun terus dilakukan karena partisipasi vaksinasi lansia masih rendah, sementara tingkat risiko penularannya amat tinggi. Angka kematian akibat Covid-19 pada penduduk lansia di atas 60 tahun tiga kali lebih tinggi dari usia lainnya.
”Jangan sampai upaya keras yang sudah kita lakukan ini kemudian menjadi sia-sia karena protokol kesehatan tidak kita laksanakan. Pastikan protokol kesehatan dilakukan. Setiap masyarakat pun harus siap untuk menerima vaksin agar kita benar-benar mencapai kekebalan kelompok dan terbebas dari pandemi,” ujar Nadia.