Kekurangan Nutrisi pada Lansia Dapat Pengaruhi Efektivitas Vaksin
Kurangnya asupan nutrisi pada warga lanjut usia bisa membuat antibodi yang terbentuk dari vaksinasi Covid-19 tidak optimal. Karena itu, kebutuhan gizi sebelum menjalani vaksinasi mesti terpenuhi.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebelum menjalani vaksinasi Covid-19, warga lanjut usia diharapkan telah mendapat asupan nutrisi yang seimbang dengan kandungan tinggi protein, mineral, dan vitamin, khususnya C, D, dan zinc. Kurangnya asupan nutrisi ini berpotensi membuat imunitas yang terbentuk setelah vaksinasi kurang optimal.
Ketua Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (Pergemi) Siti Setiati dalam webinar bertajuk ”Kupas Tuntas Vaksin Covid-19 dan Nutrisi untuk Lansia” di Jakarta, Minggu (7/3/2021), menyampaikan, efektivitas vaksin Covid-19 pada warga lansia dapat terganggu seiring kondisi imunitas yang melemah. Sebab, terjadi penurunan fungsi organ tubuh pada warga lansia karena proses penuaan.
”Faktor-faktor yang memengaruhi keefektifan vaksinasi pada warga lansia meliputi faktor intrinsik, yaitu usia dan jenis kelamin, serta faktor ekstrinsik terdiri dari penggunaan obat-obatan. Kebiasaan seperti merokok, lingkungan sekitar, serta kecukupan nutrisi pada warga lansia berperan penting dalam keefektifan vaksin tersebut,” ujarnya.
Menurut Siti, adanya penyakit penyerta atau komorbid juga meningkatkan terjadinya inflamasi kronis. Hal ini berakibat pada peningkatan risiko infeksi, kanker, penyakit autoimun, penurunan respons terhadap imunisasi, dan penurunan respons terhadap pengobatan infeksi.
Sebelum warga lansia menjalani vaksinasi, Siti mengingatkan pentingnya energi, protein, dan mikronutrien untuk tulang, otot, dan fungsionalitas. Untuk itu warga lansia dianjurkan mendapat asupan energi minimal di atas 21 kilokalori per kilogram berat badan (kc/kgBB), protein 1,0-1,5 g/kgBB/hari (25-30 g) tiap kali makan, dan suplemen. Kebutuhan energi itu berdasarkan hasil pemeriksaan maupun rekomendasi dari dokter.
Kebiasaan seperti merokok, lingkungan sekitar, serta kecukupan nutrisi pada warga lansia berperan penting dalam keefektifan vaksin tersebut.
Head of Medical Kalbe Nutritionals Muliaman Mansyur memaparkan, selain penapisan riwayat penyakit dan kesiapan psikis, kondisi fisik warga lansia yang sehat diperlukan dalam persiapan sebelum, selama, dan sesudah vaksin. Sepanjang proses tersebut, warga lansia diharapkan mendapat asupan nutrisi seimbang dengan kandungan tinggi protein, mineral, dan vitamin, khususnya C, D, dan zinc.
”Jika warga lansia kurang mendapat asupan nutrisi protein, risiko malanutrisi dan sarcopenia atau berkurangnya massa dan kekuatan otot akan mudah terjadi. Selain itu, imunitas yang terbentuk pascavaksinasi menjadi kurang optimal. Setelah divaksinasi, warga lansia memerlukan nutrisi memadai untuk menjaga imunitas, khususnya warga lansia yang masih aktif berkegiatan secara profesional maupun secara sosial,” tuturnya.
Menurut Muliaman, nutrisi berperan penting bagi semua orang, tidak hanya untuk kelompok masyarakat yang akan menerima vaksin. Setiap mikronutrien seperti vitamin, khususnya vitamin D, dan mineral terbukti berpengaruh signifikan mendukung fungsi kekebalan tubuh dan mengurangi risiko infeksi.
Efek samping
Ketua Tim Vaksinasi Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Iris Rengganis menegaskan, vaksin yang telah tersedia saat ini telah melewati serangkaian uji klinis yang ketat. Hasil uji klinis menunjukkan vaksin aman digunakan untuk kelompok usia 60 tahun ke atas. ”Tidak ada efek samping serius maupun kematian yang dilaporkan. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir,” katanya.
Program vaksinasi Covid-19 bagi penduduk lansia di atas 60 tahun dimulai sejak 8 Februari 2021. Vaksinasi dapat dilakukan di fasilitas kesehatan, baik di puskesmas maupun rumah sakit milik pemerintah dan swasta. Adapun penduduk lansia di Indonesia saat ini mencapai 28,7 juta jiwa atau 10,6 persen dari jumlah penduduk. Namun, hanya 21,5 juta warga lansia yang ditargetkan menerima vaksinasi ini.
Lansia merupakan kelompok masyarakat yang rentan terpapar Covid-19. Gugus Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, 10,7 persen kasus terkonfirmasi positif Covid-19 menyerang kelompok lansia di atas 60 tahun.
Bahkan, kelompok usia ini mencatat 48,8 persen atau terbesar pada kasus pasien meninggal akibat Covid-19. Hingga 6 Maret 2021, dari total 37.154 pasien Covid-19 yang meninggal di Indonesia, 18.131 orang merupakan lansia.