Informasi Vaksinasi Covid-19 Terbatas, Warga Lanjut Usia Kebingungan Mengakses Layanan
Keterbatasan informasi mengenai pelaksanaan vaksinasi Covid-19 membingungkan warga lanjut usia yang menjadi sasaran vaksinasi. Hal itu menghambat upaya percepatan vaksinasi yang menjadi kunci pengendalian pandemi.
Oleh
TIM KOMPAS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Informasi mengenai alur pendaftaran dan syarat yang harus dipenuhi sebelum vaksin Covid-19 diberikan kepada warga lanjut usia atau lansia masih terbatas. Hal itu mengakibatkan banyak warga lansia kebingungan mengakses layanan tersebut.
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo dalam acara ”Bincang-bincang Covid-19, Vaksinasi Covid-19 bagi Lansia”, Kamis (4/3/2021), di Jakarta, menegaskan, banyak warga lansia yang tak mendapat informasi jelas terkait vaksinasi-19. Akibatnya, mereka bingung mengakses vaksinasi, padahal kelompok ini rentan tertular Covid-19.
”Tingginya antusiasme masyarakat lansia untuk divaksin perlu diimbangi dengan informasi yang jelas dan benar. Saat ini, masih muncul banyak pertanyaan terkait vaksinasi, khususnya mengenai pendaftaran dan syarat vaksinasi pada warga lansia,” ucapya.
Tingginya antusiasme masyarakat lansia untuk divaksin perlu diimbangi dengan informasi yang jelas dan benar.
Beragam cara ditempuh warga lansia di Jakarta agar bisa mendaftar vaksinasi Covid-19 yang hanya dapat diakses melalui daring. Ada yang mendatangi fasilitas kesehatan. Ada pula yang minta bantuan ke sopir ojek. Hal itu terjadi karena tidak semua warga lansia dapat mengoperasikan telepon seluler untuk mendaftar vaksinasi secara daring.
Di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Kamis (4/3), warga lansia memilih mengantre di posko petugas ketimbang membaca panduan pendaftaran daring. Sulistriyono (60), misalnya, memaksa petugas puskesmas agar mendaftarkan dirinya sebagai peserta vaksinasi. Ia mengaku tak biasa dengan pendaftaran lewat formulir daring di laman dki.kemkes.go.id.
Ketua Tim Advokasi Pelaksanaan Vaksinasi Ikatan Dokter Indonesia Iris Rengganis menuturkan, sejumlah persyaratan agar bisa divaksin harus diperhatikan, antara lain warga lansia dengan komorbid atau penyakit penyerta yang terkontrol, warga lansia dengan tekanan darah di bawah 180/110 mmHg, dan suhu badan di bawah 37,5 derajat celsius.
Pemerintah menargetkan 181,5 juta penduduk divaksin selama 12 bulan, dengan 21,5 juta orang di antaranya warga lansia. Per 4 Maret, baru 160.319 warga lansia mendapat dosis pertama vaksin dan 2 orang mendapat dua dosis lengkap.
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir mengatakan, warga lansia diprioritaskan karena termasuk rentan. Setidaknya 10,7 persen kasus Covid-19 di Indonesia berasal dari kelompok lansia. Selain itu, 47,3 persen kematian akibat Covid-19 dikontribusi warga lansia.
”Pemerintah menargetkan vaksinasi tahap kedua yang juga menyasar warga lansia selesai maksimal pada Juni 2021. Vaksinasi warga lansia diberikan dua dosis dan interval suntikan pertama dengan kedua 28 hari,” ucapnya.
Pendaftaran
Juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menyampaikan, vaksinasi warga lansia masih terbatas di sejumlah daerah sesuai ketersediaan vaksin. Vaksinasi lansia baru digelar di DKI dan 33 ibu kota provinsi lainnya.
Total vaksin yang didistribusikan ke daerah 12 juta dosis sehingga baru bisa menyasar 6 juta orang. Warga lansia diharapkan menanti penjadwalan vaksinasi dari pemerintah.
Nadia menuturkan, vaksinasi pada lansia perlu disiapkan dengan baik. Mekanisme alur pendaftaran dan pelaksanaan vaksinasi harus jelas. Berbagai informasi salah membuat warga lansia bingung. Pelaksanaan di lapangan pun terganggu.
Sementara itu, pemberian vaksin Covid-19 bagi warga lansia di Provinsi Papua digelar pekan depan karena masih fokus vaksinasi bagi tenaga kesehatan. Sebanyak 35.000 dosis vaksin tiba di Sulawesi Tenggara untuk vaksinasi tahap dua, termasuk warga lansia.
Di Kota Semarang, sejumlah puskesmas tidak kaku melaksanakan vaksinasi Covid-19 bagi lansia. Meski vaksinasi dijadwalkan tiap Sabtu, warga lansia yang datang ke puskesmas pada hari-hari lain tetap dilayani.
Dalam keterangan pers virtual, Kamis (4/3), Presiden Joko Widodo menyampaikan kecepatan vaksinasi menjadi kunci mengendalikan laju penularan Covid-19 sekaligus mengakhiri pandemi. Karena itu, pemerintah daerah diminta lebih giat melakukan vaksinasi.
Presiden meminta warga tak khawatir dengan masuknya varian baru virus SARS-CoV-2, yakni B.1.1.7. ”Dua orang yang terpapar varian baru kini negatif. Belum ada riset bahwa varian baru itu lebih mematikan. Pencegahan agar tak tertular virus varian baru telah kita lakukan bersama,” tuturnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak warga untuk mendukung program vaksinasi yang dijalankan pemerintah. Vaksinasi menjadi ikhtiar kolektif mengendalikan laju penularan Covid-19.(NTA/INA/TAN/DIV/JAL/FLO/DIT/BRO/ETA/JOL/IKI/DNE/DIB/HLN/COK/TAM/REN)