Perilaku hidup sehat tidak hanya bisa menghindarkan dari obesitas tetapi juga mengurangi faktor risiko kanker. Deteksi dini kanker perlu ditingkatkan untuk meningkatkan harapan hidup penderita.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Obesitas perlu diwaspadai sebagai faktor risiko terjadinya kanker. Karena itu, kesadaran untuk deteksi dini kanker perlu ditingkatkan pada orang dengan obesitas, terutama pada masyarakat usia muda.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI/RSCM) Nadia Ayu Mulansari menyampaikan, deteksi dini sangat penting dilakukan untuk meningkatkan tingkat kesembuhan pasien kanker. Jika kanker ditemukan pada stadium awal, angka kelangsungan hidup (survival rate) selama 10 tahun bisa mencapai 81 persen, sementara pada stadium lanjut hanya 26 persen.
“Deteksi dini ini terutama perlu diperhatikan pada orang dengan faktor risiko, antara lain memiliki genetik dengan kanker, menjalankan pola diet yang tidak sehat, merokok, dan obesitas. Meski begitu, hanya sekitar 5 persen kanker diakibatkan oleh faktor genetika, sedangkan selebihnya karena lingkungan,” tuturnya di Jakarta, Selasa (23/2/2021).
Pemeriksaan rutin untuk deteksi dini kanker harus dilakukan pada orang yang memiliki faktor risiko, seperti obesitas. (Nadia Ayu Mulansari)
Menurut dia, risiko kanker semakin besar pada usia muda karena banyak yang menjalankan gaya hidup yang tidak sehat. Kesadaran untuk menjalankan pola diet sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang serta rutin beraktivitas fisik masih rendah. Angka obesitas pada usia muda pun terus meningkat.
Dalam Riskesdas 2013 dan 2018, prevalensi anak usia 13-15 tahun dengan berat badan lebih meningkat dari 8,3 persen menjadi 11,2 persen. Sementara itu, pada usia 16-18 tahun, prevalensinya meningkat dari 5,7 persen menjadi 9,5 persen. Prevalensi ini semakin tinggi pada usia dewasa. Pada penduduk usia lebih dari 18 tahun, prevalensi obesitas meningkat dari 14,8 persen menjadi 21,8 persen.
“Pemeriksaan rutin untuk deteksi dini kanker harus dilakukan pada orang yang memiliki faktor risiko, seperti obesitas. Kanker tidak muncul satu dua hari melainkan tahunan sehingga perlu diwaspadai,” tutur Nadia.
Studi yang diterbitkan dalam Lancet Public Health dari American Cancer Society menyebutkan, selama 20 tahun terakhir terjadi peningkatan tajam pada kejadian kanker pada mereka yang berusia 25 sampai 49 tahun, khususnya yang mengalami obesitas.
Wakil Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Murniati Widodo menyampaikan, kanker perlu diwaspadai oleh semua orang. Penyakit ini menjadi salah satu penyebab tertinggi kematian di dunia.
Menurut data Globocan 2020, estimasi kasus baru kanker di Indonesia pada 2020 mencapai 396.914 kasus dengan 234.511 kematian. Khusus untuk perempuan, kanker yang paling banyak ditemukan yaitu kanker payudara, kanker serviks, dan kanker kolorektal.
“Edukasi serta sosialisasi harus terus dilakukan kepada masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dan deteksi dini kanker. Hal ini terlebih pada masyarakat usia muda agar kesadaran yang terbentuk bisa semakin dini,” ucapnya.
Deteksi dini
Nadia menuturkan, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker sejak dini. Untuk kanker payudara, deteksi dini bisa dengan sadari (periksa payudara sendiri), tes USG, ataupun tes mammografi.
Sementara untuk kanker serviks, deteksi dini bisa dilakukan dengan pemeriksaan IVA, Pap Smear, dan tes HPV. Pada kanker kolorektal, seseorang bisa melakukan tes penapisan kolorektal di fasilitas kesehatan.
Selain itu, kewaspadaan lain yang harus diperhatikan yakni terkait tanda dan gejala terjadinya kanker. Jika seorang, terutama perempuan, memiiki benjolan pada bagian dalam payudara yang tidak bergerak, sebaiknya mulai curiga dengan adanya kanker payudara. Adapun tanda lainnya, seperti keluarnya cairan dari puting payudara serta kulit payudara di bagian puting dan sekitarnya menyerupai kulit jeruk dengan ruam dan bersisik.
“Selain deteksi dini, upaya pencegahan lebih baik untuk dilakukan. Sekarang mulai untuk tidak merokok, melakukan aktivitas fisik, berolah raga, dan terapkan pola makan yang sehat dengan mengurangi asupan karbohitrat, gula, maupun lemak, serta perbanyak sayur dan buah. Khusus untuk kanker serviks bisa juga dicegah dengan vaksin HPV,” kata Nadia.