Bahan baku vaksin Covid-19 kembali tiba di Indonesia. Ketersediaan vaksin krusial guna mendukung percepatan vaksinasi secara massal demi terbentuknya kekebalan komunitas.
Oleh
Tim Kompas
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 10 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac Biotech, China, tiba di Indonesia, Selasa (2/2/2021). Bahan baku vaksin untuk vaksinasi massal ini bagian dari 140 juta dosis yang akan tiba bertahap pada tahun ini.
Kedatangan bahan baku vaksin ini ditinjau Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi; juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi; dan juru bicara vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma, Bambang Heriyanto; di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
Bambang Heriyanto mengatakan, selain 10 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac, 1 juta dosis bahan baku juga dikirimkan bersamaan sebagai tambahan untuk overfill (volume ekstra untuk mengantisipasi proses produksi). ”Pengiriman akan dilakukan secara bertahap hingga Juli 2021,” katanya.
Sebelumnya, vaksin jadi Sinovac yang diberi nama Coronavac tiba pada pertengahan dan akhir Desember 2020 untuk memvaksinasi 1,5 juta tenaga kesehatan di 34 provinsi. Sementara vaksin berupa bahan baku tiba 12 Januari lalu sebanyak 15 juta dosis ditambah 1 juta dosis overfill dan baru akan rampung diproduksi pada 11 Februari nanti.
Menurut Oscar, vaksin Covid-19 produksi PT Bio Farma ini akan digunakan untuk memvaksinasi 17,4 juta petugas pelayanan publik, yakni anggota TNI, Polri, dan petugas publik lain. Tahap pertama vaksinasi untuk 1,5 juta tenaga kesehatan.
Per 2 Februari 2021, sebanyak 596.260 petugas kesehatan sudah divaksinasi untuk pemberian dosis pertama dan 51.999 petugas kesehatan dengan dosis lengkap. Jumlah sasaran vaksinasi bagi petugas kesehatan 1.531.907 orang, bagian dari target 181,5 juta penduduk.
Di sejumlah daerah, antara lain Malang, Palembang, dan Ambon, vaksinasi Covid-19 bagi tenaga kesehatan terus berjalan. Di Maluku, sebanyak 3.144 orang atau 21,1 persen dari 14.855 tenaga kesehatan telah divaksin. Selain terganggunya distribusi vaksin akibat gelombang laut tinggi, sistem registrasi dalam jaringan juga menghambat proses vaksinasi.
Nadia Tarmizi menjelaskan, vaksinasi Covid-19 perlu dilakukan dalam waktu singkat dengan sasaran luas agar kekebalan komunitas terbentuk. Selain di fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit dan puskesmas, vaksin Covid-19 juga bisa diberikan di pos vaksinasi yang ditentukan. Pos vaksinasi dapat menampung 1.000-4.000 orang sehingga vaksinasi bisa massal.
”Vaksinasi massal untuk mempercepat dan mempermudah akses terhadap vaksinasi. Vaksinasi massal ini tidak hanya berlaku untuk petugas kesehatan, tetapi bisa juga untuk tahapan vaksinasi berikutnya,” katanya.
Setidaknya lima daerah ditetapkan untuk vaksinasi massal. Daerah itu meliputi Makassar dengan pengawasan RS Wahidin, Semarang dengan koordinasi RSUP Dr Kariadi, Bandung dikoordinasikan RS Hasan Sadikin, Denpasar dengan pengawasan RSUP Sanglah, dan Manado pada 5 Februari dengan koordinasi RSUP Kandou.
Vaksinasi massal untuk mempercepat dan mempermudah akses terhadap vaksin.
Sebelumnya, vaksinasi massal berjalan di Yogyakarta dengan target penerima vaksin 4.000 tenaga kesehatan. Vaksinasi massal juga dilakukan di DKI Jakarta dan Surabaya.
Nadia menuturkan, sejumlah persiapan perlu dipastikan untuk mendukung kelancaran vaksinasi massal. Persiapan itu meliputi, antara lain, kepastian alur pemberian vaksin; kepastian praktik protokol kesehatan yang ketat; dan ketersediaan logistik; seperti alat suntik, tempat pembuangan limbah, dan alat pelindung diri bagi vaksinator.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan, sekitar 70 persen petugas kesehatan di wilayahnya sudah divaksin Covid-19. Percepatan vaksinasi dilakukan dengan pengawasan dan penghargaan bagi daerah yang menjangkau luas petugas kesehatan untuk divaksinasi. ”Di Jateng, sasaran vaksinasi 24,5 juta orang. Khusus petugas kesehatan 171.105 orang dan 71,21 persen sudah divaksinasi,” ujarnya.
Petugas pelayanan publik
Selain untuk petugas kesehatan, Pemerintah Provinsi Jateng juga menyiapkan vaksinasi untuk petugas pelayanan publik. Vaksinasi untuk sasaran ini diperkirakan mulai Maret 2021. ”Vaksinator sudah disiapkan untuk vaksinasi bagi petugas publik, seperti TNI, Polri, dan ASN. Kami juga siapkan tempat vaksinasi,” ujarnya.
Direncanakan, petugas pelayanan publik jadi sasaran vaksinasi tahap berikutnya setelah petugas kesehatan. Targetnya ada 17,4 juta petugas pelayanan publik di Indonesia yang akan divaksinasi dengan perkiraan dimulai pada Maret 2021.
Terkait dengan beredarnya informasi layanan vaksinasi mandiri, Nadia menyampaikan, saat ini pemerintah masih membahas skema untuk layanan vaksinasi mandiri atau disebut vaksinasi gotong royong. Untuk sementara, vaksinasi gotong royong akan diberikan lewat korporasi sehingga dapat diberikan secara gratis kepada karyawan.
Untuk pembelian vaksin secara individu, Nadia memastikan belum ada pembahasan terkait dengan hal itu. Aturan resmi juga belum diterbitkan pemerintah.
”Vaksinasi diberikan gratis kepada semua penduduk. Vaksinasi gotong royong masih dalam pembahasan. Sekarang kita fokuskan dulu pada pemberian vaksin untuk kelompok prioritas, seperti tenaga kesehatan, petugas pelayanan publik, dan warga lanjut usia,” katanya.
Informasi sebelumnya sempat dikeluarkan RS Pelni mengenai penawaran vaksinasi Covid-19. Dalam informasi itu tertulis daftar harga beserta jenis vaksin dan kriteria penerima vaksin.
Manajemen PT Pertamina Bina Medika yang menaungi RS Pelni mengeluarkan siaran pers yang menyatakan bahwa informasi itu memang dari RS Pelni pada 2 Februari 2021. Namun, informasi itu ditarik kembali karena menimbulkan kesalahpahaman. Manajemen menyampaikan, RS Pelni tidak berwenang melakukan pengadaan vaksin. (TAN/NTA/INA/TAM/DIA/FRN/COK/RAM/XTI/EGI/HRS/BRO/FLO/HLN)