10 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Sinovac Disiapkan untuk Petugas Layanan Publik
Sebanyak 10 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech, China, tiba di Indonesia. Menurut rencana, pasokan vaksin tersebut digunakan untuk melaksanakan vaksinasi terhadap petugas layanan publik.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 10 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Sinovac Biotech, China, tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa (2/2/2021). Bahan baku vaksin yang akan digunakan untuk vaksinasi bagi petugas layanan publik itu merupakan pengiriman gelombang kedua setelah 15 juta dosis bahan baku vaksin tiba pada 12 Januari 2021.
Juru bicara untuk vaksinasi Covid-19 dari PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto, mengatakan, selain 10 juta dosis bahan baku vaksin dari Sinovac, sebanyak 1 juta dosis bahan baku juga dikirimkan bersamaan sebagai tambahan untuk overfill (volume ekstra untuk mengantisipasi proses produksi). Pengiriman ini merupakan gelombang kedua dari bahan baku vaksin yang akan dikirimkan.
”Bahan baku yang sudah kita terima pada hari ini merupakan bagian dari bahan baku yang didatangkan dari Sinovac sebanyak 140 juta dosis untuk tahun 2021. Pengiriman akan dilakukan secara bertahap hingga bulan Juli 2021,” katanya.
Bambang menambahkan, selain bahan baku, Sinovac sebelumnya telah mengirimkan vaksin dalam bentuk jadi yang siap digunakan. Setidaknya ada tiga juta dosis vaksin Covid-19 jadi yang sudah diterima. Vaksin ini kemudian digunakan untuk memvaksinasi 1,5 juta petugas kesehatan yang tersebar di 34 provinsi.
Sementara 15 juta dosis bahan baku vaksin yang tiba pada pertengahan Januari 2021, PT Bio Farma saat ini sudah memprosesnya untuk diproduksi sebagai vaksin jadi. Ditargetkan, vaksin bisa selesai diproduksi pada 11 Februari 2021.
”Bahan baku vaksin yang baru tiba diperkirakan mulai diproses pada 13 Februari 2021 dan diharapkan selesai pada 20 Maret 2021. Setelah menjadi produk jadi, vaksin ini harus melalui serangkaian uji mutu yang ketat untuk mengontrol kualitas. Itu dilakukan agar vaksin memenuhi standar mutu yang ditetapkan,” tutur Bambang.
Bahan baku yang sudah kita terima pada hari ini merupakan bagian dari bahan baku yang didatangkan dari Sinovac sebanyak 140 juta dosis untuk tahun 2021.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi menuturkan, vaksin yang diproduksi tersebut juga akan dipastikan mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency used authorization/EUA) dari Badan POM sebelum diberikan kepada masyarakat. Selain itu, vaksin ini akan terjamin halal dan suci melalui sertifikasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menyampaikan, 10 juta dosis bahan baku vaksin yang diterima kali ini menurut rencana akan digunakan untuk vaksinasi tahap kedua dengan sasaran petugas pelayanan publik. Terdapat 17,4 juta petugas pelayanan publik, seperti anggota TNI dan Polri, yang akan divaksinasi.
”Tahap kedua vaksinasi merupakan komitmen kuat dari pemerintah. Sebanyak 1,5 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas pelayanan publik yang akan divaksinasi merupakan bagian dari 181,5 juta penduduk yang menjadi sasaran vaksinasi,” ucapnya.
Nadia menambahkan, vaksinasi penting untuk diberikan karena memiliki manfaat lebih besar daripada risikonya dalam melindungi dari virus penyebab Covid-19. Perlindungan ini akan optimal jika dapat membentuk kekebalan komunitas di masyarakat. Harapannya, dengan target 181,5 juta penduduk divaksinasi, itu bisa melindungi warga lain yang belum divaksinasi.
Sekitar 500.000 petugas kesehatan kini sudah menjalani vaksinasi Covid-19 untuk suntikan pertama. Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi telah melaporkan bahwa tidak ada sasaran vaksinasi yang mengalami reaksi serius akibat vaksin.
”Melihat jumlah petugas kesehatan yang sudah divaksin dan dengan pengalaman puluhan tahun melakukan imunisasi, kami optimistis target 1,5 juta petugas kesehatan bisa selesai divaksinasi paling lambat akhir Februari 2021,” kata Nadia.
Ia pun berpesan kepada masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan, yakni rajin mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Kekebalan komunitas tidak hanya didapatkan melalui vaksinasi, tetapi juga protokol kesehatan yang dilaksanakan dengan ketat.