108 Juta Vaksin Covid-19 Gratis Diupayakan Melalui Fasilitas Covax
Pemerintah Indonesia menjalin kerja sama multilateral untuk pengadaan vaksin Covid-19 secara gratis. Hal itu dilakukan melalui fasilitas Covax.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia menandatangani formulir untuk pengajuan pengadaan vaksin Covid-19 melalui kerja sama multilateral dengan fasilitas Covax. Lewat kerja sama ini, Indonesia diharapkan bisa mendapatkan akses vaksin Covid-19 secara gratis sebanyak 108 juta dosis.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah telah mendapat komitmen pasti untuk 125 juta dosis dari Sinovac (China), 50 juta dosis dari AstraZeneca (Inggris), serta 50 juta dosis dari Novavax (Amerika-Kanada). Selain itu, potensi akses vaksin buatan BioNTech-Pfizer asal Jerman-Amerika juga akan diupayakan.
”Dengan adanya potensi 108 juta dosis dari Covax Facility diharapkan mencukupi kebutuhan vaksin untuk 180 juta rakyat Indonesia,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam penandatanganan formulir vaksin dari GAVI-Covax Facility secara virtual bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Kamis (7/1/2021). Formulir ini diperlukan untuk pengajuan akses vaksin melalui fasilitas Covax.
Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) merupakan lembaga yang mengupayakan peningkatan vaksinasi dan imunisasi di sejumlah negara. Sementara Covax Facility merupakan mekanisme pengembangan dan pengadaan vaksin Covid-19 di tingkat global. Kemudian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), GAVI, dan Koalisi Kesiapsiagaan Menghadapi Epidemi (CEPI) bergabung membuat fasilitas Covax.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyampaikan, pada minggu kedua Januari 2021 tim Joint Allocation Taskforce akan membahas jenis vaksin yang akan diberikan melalui fasilitas Covax, serta jangka waktu pemberian vaksin Covid-19. Sembari menanti hasil pembahasan itu, pemerintah akan menyiapkan infrastrukturnya dan logistik pengadaan vaksin.
Dengan adanya potensi 108 juta dosis dari Covax Facility diharapkan mencukupi kebutuhan vaksin untuk 180 juta rakyat Indonesia.
”Jadi, kita perlu meningkatkan persiapan dalam rangka penerimaan vaksin dari jalur multilateral. Semoga kerja sama multilateral lewat Covax facility berjalan lancar hingga tahap akhir penerimaan vaksin yang diharapkan mencapai 20 persen populasi Indonesia,” tuturnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan, estimasi belanja penyediaan vaksin serta program vaksinasi diperkirakan mencapai Rp 73 triliun. Pengadaan vaksin lewat fasilitas Covax dinilai membantu kemampuan anggaran negara untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Indonesia.
Kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) Penny K Lukito menyampaikan, vaksin yang nantinya beredar di Indonesia dipastikan memenuhi syarat keamanan, mutu, dan khasiat sebelum mendapat izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA). Jaminan ini termasuk pada vaksin yang didapatkan melalui fasilitas Covax.
”Jaminan khasiat, keamanan, dan mutu vaksin Covid-19 dipastikan akan melalui prosedur berbasis ilmiah dengan merujuk pada pedoman standar WHO serta benchmarking kami dengan otoritas regulatory obat negara lain seperti US FDA (United States Food and Drug Administration) dan EMA (European Medicines Agency),” tuturnya.
Untuk vaksin buatan Sinovac yang telah diterima Indonesia, Penny mengatakan, evaluasi data-data dari pengujian vaksin itu masih diproses. Evaluasi ini diperlukan untuk menentukan izin penggunaan darurat bisa dikeluarkan sehingga bisa terjamin keamanan, mutu, dan khasiat yang dimiliki.