Menkes Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat yang berlibur untuk mengurangi mobilitas atau bahkan berdiam di rumah selama lima hingga 10 hari setelah liburan. Ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 setelah liburan.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Libur Natal dan Tahun Baru tahun ini dikhawatirkan mendorong lonjakan kasus positif Covid-19. Untuk mencegah hal tersebut, pemerintah mengimbau warga yang berlibur untuk beraktivitas di rumah selama lima hingga 10 hari setelah liburan.
”Alangkah baiknya, setelah pulang (liburan) atau selama mempersiapkan untuk masuk kerja, kita lebih banyak melakukan pekerjaan di rumah, mengurangi mobilitas selama 5-10 hari,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat jumpa pers secara daring dari Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (29/12/2020).
Hal ini tidak hanya untuk mencegah lonjakan penularan Covid-19 setelah libur panjang, tetapi juga untuk membantu tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat. Saat ini saja, sudah 507 tenaga kesehatan yang gugur akibat Covid-19 karena tertular saat merawat pasien Covid-19. Diharapkan, beban kerja tenaga kesehatan yang jumlahnya terbatas tidak ditambah lagi dengan lonjakan kasus positif Covid-19.
Lonjakan jumlah penderita Covid-19 selalu terjadi setelah libur panjang sebelumnya. Peningkatan mencapai 30 hingga 40 persen. Hal ini biasanya terjadi dalam rentang waktu 10 hingga 14 hari setelah libur usai. Apabila libur akhir tahun ini berakhir 1 atau 2 Januari 2021, diperkirakan lonjakan kasus terjadi pada 16-18 Januari.
Adapun saat ini, jumlah pasien Covid-19 terus meningkat. Di sejumlah wilayah, tempat-tempat isolasi ataupun ICU di rumah sakit mulai penuh. Persentase kasus positif di Indonesia pun sudah melebihi 20 persen, yakni 22,1 persen. Ini berarti satu orang positif dari lima orang yang diperiksa.
Di sejumlah wilayah, tempat-tempat isolasi ataupun ICU di rumah sakit mulai penuh.
”Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan pemerintah daerah ingin memastikan rumah sakit kita siap, ruang isolasi cukup, ranjang cukup, ICU cukup, dokter dan perawat cukup, obat dan APD siap. Kita siapkan dari sekarang,” tutur Budi Gunadi.
Pemerintah berharap fasilitas-fasilitas kesehatan di kota-kota besar yang tingkat penularannya tinggi bisa dipersiapkan mengantisipasi lonjakan kasus tersebut. Apalagi, setiap 100 orang yang terinfeksi, sekitar 30 persennya biasanya harus dirawat di rumah sakit. Dari 30 persen tersebut, setidaknya 5 persen harus ditangani di ICU. Karena itu, jumlah tempat tidur maupun ICU yang dipersiapkan bisa diperkirakan dan harus disiapkan dari sekarang.
Pada Selasa (29/12/2020), kasus positif Covid-19 bertambah 7.903 kasus. ”Dari penambahan kasus positif hari ini kalau dilihat lebih dalam, DKI menjadi penyumbang terbesar dengan 2.056 kasus, Jawa Barat di urutan berikut dengan 1.329, dan disusul Jawa Tengah dengan 1.056 kasus. Tiga provinsi ini menyumbang 4.441 kasus atau 56 persen dari penambahan kasus hari ini,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.
Wiku juga menyebutkan, sejak minggu pertama November sampai akhir Desember, peningkatan kasus positif terlihat tajam. Jumlah kasus melonjak dari 23.000-an menjadi 48.000-an dalam delapan pekan.
”Ini tidak hanya memakan nyawa, tapi memberi beban sangat berat pada tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan di Indonesia,” kata Wiku.
Oleh karena itu, disiplin warga dalam menjaga protokol kesehatan, baik memakai masker, menjaga jarak, maupun sering mencuci tangan, menjadi penting. Selain itu, masyarakat yang baru mengakhiri liburannya diharap tetap di rumah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 lebih luas lagi.