Keberadaan Dokter Belum Merata, Wapres Minta Masukan IDI
Keberadaan dokter dan dokter spesialis belum merata di seluruh Indonesia. Dengan kondisi tersebut, Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta Ikatan Dokter Indonesia ikut memikirkan solusinya.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keberadaan dokter dan dokter spesialis belum merata di seluruh Indonesia. Dengan kondisi tersebut, Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta Ikatan Dokter Indonesia ikut memikirkan solusinya. Harapannya, kinerja layanan kesehatan di Indonesia terus membaik.
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyampaikan hal tersebut saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang dilangsungkan secara virtual, Jumat (18/12/2020).
Distribusi dokter umum di fasilitas kesehatan tingkat pertama atau puskesmas masih perlu diperbaiki. Pengalaman menangani pandemi Covid-19 saat ini menunjukkan layanan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang tangguh adalah garda terdepan dalam menjaga kesehatan masyarakat di wilayahnya.
Di sisi lain, distribusi dokter spesialis di rumah sakit, terutama di luar Pulau Jawa, juga masih belum merata. Diakui, biaya menjadi dokter spesialis tidak murah. Karena itu, dokter spesialis umumnya memilih bekerja di kota besar. Namun, apabila hal ini terus terjadi, indikator kinerja kesehatan Indonesia tak akan membaik.
Selain itu, IDI diharapkan memberi masukan kepada pemerintah agar para dokter bisa meningkatkan pelayanan.
”IDI harus dapat mendorong percepatan penyusunan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) beserta perkiraan biayanya agar kualitas layanan sesuai standar. PNPK ini sangat penting dalam menegakkan standar pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Tanah Air,” tutur Wapres Amin.
Di tengah pandemi Covid-19, Wapres Amin juga berharap seluruh jajaran IDI tetap berdedikasi, mengabdi, dan memberikan kemampuan terbaik dalam membantu pemerintah menghadapi pandemi. Meningkatkan kampanye dan edukasi ke masyarakat terkait pentingnya menjaga daya tahan tubuh, protokol kesehatan, dan membangun kepercayaan publik terhadap vaksin dan program vaksinasi Covid-19 juga bisa dilakukan IDI.
Wapres Amin juga berterima kasih dan menyampaikan penghargaan kepada para dokter yang berada di garda terdepan dalam mengatasi pandemi Covid-19. Ucapan belasungkawa atas berpulangnya para dokter dan tenaga medis dalam perjuangan menghadapi Covid-19 juga disampaikan.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam sambutannya juga berharap para dokter tak hanya menjadi penyembuh (agent of treatment) dalam pandemi Covid-19 ini. Para dokter bisa membawa perubahan mental sosial serta pembangunan. Semangat untuk mengubah perilaku yang mematuhi protokol kesehatan dan menjaga imunitas akan sangat bermanfaat bagi setiap warga.
Rakernas yang bertema ”Peran Strategis IDI dalam Membangun Kemandirian dan Meningkatkan Ketahanan Bangsa” ini dihadiri sekitar 700 peserta.
Ketua Umum IDI Dr Daeng M Faqih menjelaskan, membangun kemandirian dan meningkatkan ketahanan bangsa bukan saja isu strategis, melainkan juga fundamental.
IDI berharap bisa mendefinisikan ketahanan bangsa dari aspek kesehatan. Dengan demikian, semua sendi kehidupan berbangsa bisa bertahan ketika mendapat ancaman dan gangguan, seperti pandemi Covid-19.
”Saat mencari peralatan kesehatan untuk Covid-19 yang sangat sepele, seperti masker dan hand sanitizer, kita terlihat tidak terlalu mandiri, apalagi yang lebih besar. (Pengalaman) Saat sekarang adalah pembelajaran yang baik untuk berupaya sekeras mungkin membangun kemandirian dan ketahanan bangsa,” tutur Daeng Faqih.