Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 produksi Sinovac Biotech, China, tiba di Tanah Air. Namun, menurut Presiden, pertimbangan ilmiah, hasil uji klinis, ini akan menentukan kapan vaksinasi bisa dimulai.
Oleh
LUKI AULIA/ ANITA YOSSIHARA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 produksi Sinovac Biotech, China, tiba di Tanah Air. Namun, vaksinasi massal masih harus menanti hasil kajian ilmiah, evaluasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk aspek mutu, keamanan, dan efektivitasnya, serta fatwa Majelis Ulama Indonesia terkait kehalalannya.
”Saya ingin menyampaikan satu kabar baik. Hari ini pemerintah menerima 1,2 juta dosis vaksin pencegah Covid-19,” kata Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers yang disiarkan melalui saluran Youtube Sekretariat Presiden, kemarin.
Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GIA 891D yang mengangkut vaksin Covid-19 tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pukul 21.30 WIB. Pesawat Boeing 777-300 ER itu membawa 1,2 juta dosis vaksin dari Beijing, China.
Presiden menjelaskan, 1,2 juta dosis vaksin pertama yang diterima pemerintah diproduksi Sinovac Biotech, perusahaan farmasi asal China. Vaksin Sinovac itu diuji klinis di Bandung sejak Agustus lalu.
Pemerintah juga mengupayakan 1,8 juta vaksin Sinovac tiba di Tanah Air awal Januari 2021. Sebagai upaya pengendalian Covid-19, pemerintah juga akan mendatangkan 45 juta dosis vaksin berupa bahan baku curah yang akan diproses Biofarma. Sebanyak 15 juta dosis bahan baku vaksin di antaranya akan diterima pada Desember ini dan 30 juta dosis sisanya akan masuk ke Indonesia pada Januari 2021.
Meski belum bisa langsung digunakan, kedatangan vaksin Covid-19 menjadi kabar baik pengendalian pandemi penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2. ”Kami bersyukur, alhamdulillah, vaksin tersedia. Artinya, kita bisa segera mencegah meluasnya wabah Covid-19,” kata Presiden.
Namun, perlu serangkaian tahapan untuk mulai melaksanakan vaksinasi. Salah satunya, pemberian izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) oleh BPOM untuk menjamin efektivitas vaksin.
Pertimbangan ilmiah dan analisis hasil uji klinis juga harus dijalankan dengan baik demi menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat. ”Pertimbangan ilmiah, hasil uji klinis, ini akan menentukan kapan vaksinasi bisa dimulai,” kata Presiden.
Sistem distribusi
Hal lain yang penting disiapkan sebelum vaksinasi adalah sistem distribusi ke daerah, peralatan pendukung, sumber daya manusia, dan tata kelola vaksinasi. Untuk memperlancar program vaksinasi, simulasi dilakukan di sejumlah provinsi.
Presiden mengingatkan agar warga tetap menjalankan protokol kesehatan meski vaksin tersedia. Dengan berdisiplin mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, pencegahan penyebaran Covid-19 akan lebih mudah dilakukan.
Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, kedatangan 1,2 juta dosis vaksin Sinovac itu menjadi momentum awal langkah nyata pemerintah dalam pengadaan vaksin serta vaksinasi di Indonesia. ”Ini sekaligus menerjemahkan pernyataan Bapak Presiden di mana keselamatan rakyat sebagai prioritas utama penanganan Covid-19,” katanya.
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional itu menjelaskan, vaksin melengkapi berbagai upaya pemerintah dan masyarakat memutus mata rantai Covid-19. Pelaksanaan vaksinasi merupakan upaya penting mengakhiri pandemi Covid-19.
”Vaksin ini melengkapi upaya testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (terapi), serta memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M). Tiga hal itu, 3T, 3M, dan vaksinasi, harus berjalan bersamaan sampai kita benar-benar lepas dari pandemi Covid-19,” ujar Airlangga.
Kedatangan vaksin dan vaksinasi akan dilakukan bertahap. Tenaga kesehatan dan petugas layanan publik diprioritaskan untuk tahap vaksinasi pertama sesuai aturan teknis Kementerian Kesehatan. Dua program vaksinasi disiapkan pemerintah, yakni vaksinasi program pemerintah secara gratis serta vaksinasi mandiri secara berbayar oleh masyarakat. Program subsidi vaksinasi oleh pemerintah akan dikoordinasikan Kemenkes, sedangkan vaksinasi mandiri akan dikoordinasikan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, Desember ini akan datang lagi 15 juta dosis vaksin untuk program bantuan pemerintah dan akan didistribusikan bagi 7,5 juta orang. Tahap awal program vaksin mandiri untuk daerah zona merah Covid-19 serta yang perekonomiannya terpukul Covid-19.
Sembari menanti izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 dari BPOM, PT Bio Farma menyiapkan sistem digital untuk menjawab tantangan vaksinasi. Sistem yang dibangun bersama PT Telkom itu mengintegrasikan data dari berbagai kementerian dan lembaga lain. Salah satunya, aplikasi untuk mengetahui keaslian vaksin dan mengatur proses distribusinya.
Direktur Digital Health Care Bio Farma Soleh Udin Al Ayubi mengatakan, ada empat tahap dalam membangun sistem digital itu. Salah satunya pemasangan teknologi pelacakan berupa kode batang (barcode) dua dimensi kemasan vaksin.
Sinovac Biotech Ltd juga mengirimkan 1 juta dosis vaksin Covid-19 bernama CoronaVac ke pusat biomedika Institut Butantan Sao Paulo, Brasil. Vaksin itu diuji coba tahap akhir oleh Butantan di 16 lokasi di Brasil. Sinovac akan mengumumkan hasil efikasinya pada 15 Desember 2020.