Penambahan lebih dari 5.000 kasus Covid-19 dalam beberapa hari di pekan ini membuat kapasitas rumah sakit hampir kritis. Pengendalian agar lebih tegas untuk menurunkan penularan.
Oleh
TIM KOMPAS
·3 menit baca
Penambahan lebih dari 5.000 kasus Covid-19 per hari dalam beberapa hari terakhir menjadi sinyal untuk memperketat pembatasan. Sejumlah rumah sakit tak mampu menampung pasien Covid-19.
JAKARTA, KOMPAS — Rasio ketersediaan tempat tidur dengan jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit semakin menipis. Pengendalian dan pencegahan penularan agar kembali diperkuat, terutama di wilayah dengan lonjakan kasus tinggi.
Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Sabtu (28/11/2020), terdapat penambahan 5.418 kasus dan 125 kematian. Dengan demikian, di Indonesia terdapat 527.999 kasus dengan 16.646 orang meninggal serta 69.370 pasien dalam perawatan atau isolasi.
Data Rumah Sakit Online di Kementerian Kesehatan per 27 November 2020, persentase keterisian tempat tidur secara nasional mencapai 56,78 persen dari total 58.395 tempat tidur. Setidaknya di 11 provinsi, ketersediaan tempat tidur untuk perawatan isolasi dan intensif unit (ICU) di atas 50 persen. Bahkan, empat provinsi di antaranya di atas 70 persen, yaitu Banten (76 persen), Jawa Barat (76 persen), Jawa Tengah (75 persen), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (72 persen).
Di Wonosobo, Jawa Tengah, terdapat 167 tempat tidur ruang isolasi di tiga rumah sakit rujukan dan 252 tempat tidur di lima titik sentra isolasi. ”Semuanya sedang penuh, bahkan sampai inden. Kalau pasien sudah dalam kondisi berat, kami rujuk ke rumah sakit lini satu di luar kota,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Wonosobo Jaelan Sulat.
Di Kota Bogor, Jawa Barat, keterisian tempat tidur mencapai 83 persen. Oktober lalu persentasenya masih di bawah 50 persen. Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor, dari 120 tempat tidur yang tersedia, kini terpakai 107 tempat tidur.
Ketua Kompartemen Jaminan Kesehatan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Daniel Wibowo menyampaikan, ledakan pasien Covid-19 sudah terjadi di sejumlah rumah sakit. Sejumlah rumah sakit pun kini tidak mampu lagi menampung pasien Covid-19.
”Pemerintah, terutama pemerintah daerah, yang memiliki kasus penularan yang tinggi perlu kembali memperketat pembatasan pada mobilitas masyarakat. Ini saatnya kembali mengerem keadaan agar angka kesakitan akibat Covid-19 bisa terkendali,” tuturnya.
Hal serupa disampaikan Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Susi Setiawaty. Kini mayoritas rumah sakit swasta, dari total 755 rumah sakit swasta rujukan dengan 1.274 ruang perawatan intensif unit (ICU) dan 13.158 ruang isolasi, mulai penuh.
”Beberapa rumah sakit juga sudah siap jika perlu menambah tempat tidur untuk Covid-19. Namun, penambahan ini tetap mempertimbangkan pasien non-Covid-19 yang jumlahnya juga naik lagi,” tuturnya.
Sosialisasi
Daniel Wibowo berpendapat, strategi termudah mengatasi keterbatasan tempat tidur untuk pasien Covid-19 yakni menambah kapasitas tempat tidur, terutama di daerah yang tingkat keterisian tinggi. Selain itu, diperlukan perbaikan sistem rujukan agar pasien dengan kondisi darurat segera ditangani di rumah sakit yang masih bisa menampung pasien.
Menurut Daniel, penambahan kapasitas rumah sakit bukan menjadi solusi paling tepat untuk mengatasi lonjakan kasus di sejumlah daerah. Edukasi yang masif agar semakin disiplin menjalankan protokol kesehatan sangat diperlukan di saat kedisiplinan masyarakat mulai kendur akibat berlarutnya pandemi. Pengetatan pelaksanaan protokol kesehatan juga diperlukan untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus berikutnya ketika libur akhir tahun berlangsung.
Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan yang juga Kepada Bidang Penanganan Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Alexander K Ginting, mengatakan, kapasitas tempat tidur isolasi, baik di rumah sakit rujukan maupun non-rujukan Covid-19, terus ditingkatkan. Pada Maret 2020, tersedia 3.535 tempat tidur dan terus meningkat menjadi 58.395 tempat tidur (November). ”Pemerintah akan memastikan ketersediaan tempat tidur yang memadai untuk perawatan Covid-19,” katanya.
Namun, ia pun menyatakan bahwa kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan merupakan kunci pengendalian. Ia juga meminta masyarakat jangan takut untuk diperiksa agar penelusuran, tes, dan tindak lanjut bisa berjalan optimal. (TAN/IGA/DIT)