Permukaan Benda Bisa Membawa Virus Korona Empat Minggu
Studi terbaru mengungkap virus penyebab Covid-19 bisa bertahan lama hingga hitungan minggu pada sejumlah permukaan benda. Kondisi ini bisa menyebabkan penularan Covid-19 makin masif melalui kontak dengan benda tertentu.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Riset terbaru menunjukkan virus penyebab Covid-19 bisa bertahan hingga berminggu-minggu pada permukaan benda seperti kaca, logam, dan kertas. Temuan ini menguatkan bukti virus bisa menetap pada benda dalam durasi cukup lama, bahkan bukan lagi dalam hitungan hari.
Studi berjudul ”The Effect of Temperature on Persistence of SARS-CoV-2 on Common Surfaces” itu dipublikasi dalam Virology Journal seri ke-17 dari BioMed Central, Australia, 7 Oktober 2020. Studi mengukur tingkat kelangsungan hidup virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, pada permukaan sejumlah benda tidak berpori, seperti permukaan kaca, logam, serta kertas cek perbankan.
Hasil studi tersebut mengungkap bahwa virus SARS-CoV-2 masih hidup pada permukaan kaca, logam, dan kertas hingga 28 hari dalam temperatur ruangan 20 derajat celsius. Sementara virus di permukaan benda bertahan kurang dari 24 jam pada temperatur ruangan 40 derajat celsius.
Trevor Drew, Direktur Lembaga Kesiapan Penanganan Wabah Australia (ACDP), menilai temuan itu penting untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap paparan Covid-19 selain dari kontak langsung. ”Temuan ini mengkritisi bahwa penyemprotan disinfeksi pada permukaan benda harus terus dilakukan untuk mencegah kemungkinan tertular Covid-19,” ujar Drew, seperti dilaporkan Bloomberg, Senin (12/10/2020).
Studi ini seakan memperbarui temuan sebelumnya soal ketahanan virus SARS-CoV-2 pada permukaan benda. Studi yang diunggah pada publikasi ilmiah The Lancet, 2 April 2020, menyebut virus SARS-CoV-2 dapat bertahan selama dua sampai tiga hari pada permukaan kaca atau gelas. Sementara virus disebut bertahan lebih lama hingga enam hari pada permukaan plastik dan logam.
Drew menuturkan, permukaan kaca, logam, dan kertas adalah medium perantara yang hadir dalam setiap benda kita sehari-hari. Layar gawai, kertas cek dari ATM, dan benda-benda serupa lainnya turut berisiko membawa virus SARS-CoV-2.
Debbie Eagles, salah seorang peneliti dalam studi di Australia, menyebutkan, keberadaan virus pada suhu 20 derajat celsius adalah temperatur yang setara dengan kondisi ruangan sehari-hari. Dia khawatir, ketika musim hujan atau musim dingin terjadi, virus bisa bertahan sesuai dengan temuan studi, bahkan bisa jadi lebih lama.
”Hasil studi menemukan virus SARS-CoV-2 bisa bertahan hingga berminggu-minggu sehingga manusia harus beradaptasi untuk melawan penularan Covid-19. Penerapan disinfeksi pada tiap permukaan benda itu harus rutin,” ujarnya.
Secara terpisah, Rabu (14/10/2020), Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Puspita Lisdiyanti mengatakan, fenomena yang dibuktikan dalam studi mungkin juga telah terjadi di Indonesia. Dengan aktivitas pembatasan sosial yang tidak ketat, kemungkinan paparan virus pada bermacam permukaan benda besar sekali.
Dengan bukti bertahannya virus pada benda hingga hitungan minggu, itu berarti potensi penularan Covid-19 di Indonesia bisa semakin tinggi. Menurut Puspita, potensi transmisi virus lewat permukaan benda akan sama besar risikonya dengan kontak langsung pada orang yang positif Covid-19.
”Selama masih ada, virus SARS-CoV-2 akan terus mencari inang untuk hidup. Dalam hal ini, inangnya adalah manusia. Baik penularannya lewat kontak langsung maupun permukaan benda tertentu, virus pasti akan berkembang biak kalau sudah masuk ke tubuh,” jelasnya.
Saat masuk ke tubuh, hal yang terjadi adalah tubuh kita berperang melawan paparan virus. Kalau imunitas tubuh baik, seseorang tidak akan mudah tertular. Namun, hal itu juga bergantung pada banyaknya jumlah virus yang masuk.
Sebagian warga ternyata mewaspadai adanya paparan Covid-19 lewat permukaan benda. Yohanes Bayu (26), warga Palmerah, Jakarta Barat, kerap mengelap layar ponsel dengan tisu basah setelah bepergian. Dia juga menyemprot pegangan kemudi sepeda motor setelah bepergian jauh.
”Saya dulu tahunya Covid-19 bisa bertahan di layar ponsel berhari-hari. Ya, mungkin kita ngomong nih, terus percikan dari mulut orang bisa saja kena ke ponsel. Saya coba lap saja pakai tisu basah, mudah-mudahan bersih,” ujarnya.
Kantya (27), warga Bandung, Jawa Barat, rutin membungkus uang kembalian yang diterima saat bepergian di wadah terpisah. Mengelap layar ponsel juga dia lakukan saat berangkat dan pulang bepergian. ”Itu lebih ke upaya jaga-jaga saja sih, biar batin juga jadi tenang,” ucapnya.
Terkait itu, Puspita mengatakan, kewaspadaan seluruh pemangku kepentingan harus ditingkatkan. Sebab, ia memandang penyebaran Covid-19 sudah terjadi di mana-mana. Selama situasi pandemi belum terkontrol, ada baiknya untuk terus menjaga kewaspadaan diri.
Menjaga imunitas tubuh adalah hal yang krusial. Sebab, sistem imunitas adalah satu-satunya benteng pertahanan diri dari penularan virus. Asupan vitamin dan gizi lain harus tetap terjaga. ”Kalau risiko tertular sudah di mana-mana, berarti sistem imunitas yang akan menjaga tubuh kita. Tinggal kita sebagai inang ini kuat tidak dalam melawan virus,” jelas Puspita.