Penularan Covid-19 pada anak-anak semakin meningkat terutama di negara yang sudah membuka kembali sekolah. Di sisi lain, kajian terbaru menunjukkan, anak-anak dan anak muda menjadi penular utama penyakit ini.
Oleh
Ahmad Arif
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penularan Covid-19 pada anak-anak semakin meningkat terutama di negara yang sudah membuka kembali sekolah. Padahal, kajian terbaru menunjukkan, anak-anak dan anak muda menjadi penular utama penyakit ini.
Laporan American Academy of Pediatrics menunjukkan, proporsi anak-anak dari segala usia sekarang mencapai 10 persen dari semua kasus Covid-19 di Amerika Serikat, naik dari 2 persen pada bulan April. Sally Goza, Presiden American Academy of Pediatrics, mengatakan, peningkatan jumlah tersebut merupakan kekhawatiran besar dan menggarisbawahi pentingnya masker, mencuci tangan, menjaga jarak sosial, dan tindakan pencegahan lainnya.
”Meskipun anak-anak umumnya tidak sakit akibat virus korona seperti orang dewasa, mereka tidak kebal dan ada banyak yang harus dipelajari tentang betapa mudahnya mereka dapat menularkannya kepada orang lain,” katanya dalam pernyataan tertulis, Rabu (30/9/2020).
Laporan terpisah dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyebutkan, kejadian Covid-19 pada anak-anak usia sekolah mulai meningkat pada awal September seiring dengan pembukaan sekolah.
Laporan CDC ini juga menyebutkan, anak remaja yang terinfeksi dua kali lebih banyak dibandingkan anak-anak yang lebih kecil. Sebagian besar anak yang terinfeksi memiliki kasus ringan. Rawat inap dan angka kematian pada anak-anak dengan Covid-19 juga jauh lebih rendah dibandingkan pada orang dewasa.
Penular utama
Studi terpisah terhadap lebih dari setengah juta orang di India yang terpapar virus korona baru SARS-CoV-2 menunjukkan bahwa penyebaran virus yang terus-menerus didorong oleh hanya sebagian kecil dari mereka yang terinfeksi. Lebih lanjut, anak-anak dan orang dewasa muda berperan sangat besar dalam menularkan virus, terutama di dalam rumah tangga. Kajian ini diterbitkan pada 30 September 2020 di jurnal Science.
Dalam kajian ini, peneliti dari Princeton Environmental Institute (PEI), Johns Hopkins University dan University of California, Berkeley, bekerja dengan pejabat kesehatan masyarakat di Negara Bagian Tamil Nadu dan Andhra Pradesh di India tenggara untuk melacak jalur infeksi dan tingkat kematian dari 575.071 orang yang diduga terinfeksi, dengan 84.965 di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19.
Ramanan Laxminarayan, peneliti senior di PEI, mengatakan, kajian ini merupakan studi besar pertama yang mengungkap sejauh mana SARS-CoV-2 bergantung pada superspreading, yaitu persentase kecil dari populasi yang terinfeksi melewati dan menyebarkan virus ke lebih banyak orang. Para peneliti menemukan bahwa 71 persen orang yang terinfeksi tidak menginfeksi kontak mereka, sementara hanya 8 persen orang terinfeksi yang menyebabkan 60 persen dari infeksi baru.
Dalam kajian ini juga ditemukan, risiko penularan dari kasus indeks ke kontak dekat berkisar 2,6 persen di masyarakat hingga 9 persen di rumah tangga dan tidak berbeda secara signifikan dalam hal usia kasus indeks. Probabilitas infeksi berkisar 4,7-10,7 persen untuk jenis kontak berisiko rendah dan risiko tinggi.
Mereka menemukan bahwa kematian terkait virus korona di India terjadi rata-rata enam hari setelah dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan rata-rata 13 hari di AS. Selain itu, kematian akibat virus korona di India telah terkonsentrasi di antara orang-orang berusia 50-64 tahun, sedikit lebih muda dari populasi berisiko di AS yang rata-rata di atas 60 tahun.
Para peneliti juga melaporkan, bukti skala besar pertama bahwa penerapan lockdown atau penguncian di seluruh India menyebabkan penurunan substansial dalam penularan virus korona.
Mereka juga menemukan bahwa kemungkinan seseorang dengan Covid-19, berapa pun usianya, menularkannya ke kontak dekat berkisar 2,6 persen di komunitas hingga 9 persen di rumah tangga. Para peneliti menemukan, anak-anak dan orang dewasa muda, yang merupakan sepertiga dari kasus Covid-19, merupakan kunci utama untuk menularkan virus pada populasi yang diteliti.
”Anak-anak adalah penular yang sangat efisien dalam pengaturan ini, yang belum ditetapkan secara tegas dalam penelitian sebelumnya,” kata Laxminarayan.
”Kami menemukan bahwa kasus dan kematian yang dilaporkan lebih terkonsentrasi pada kelompok yang lebih muda daripada yang kami harapkan berdasarkan pengamatan di negara berpenghasilan tinggi,” lanjutnya.
Sekalipun anak-anak banyak terinfeksi, tingkat kematiannya relatif redah. Rasio fatalitas kasus berkisar 0,05 persen pada usia 5-17 tahun hingga 16,6 persen pada usia 85 tahun dengan pria 62 persen lebih mungkin meninggal dibandingkan wanita.
Sebanyak 63 persen mereka yang meninggal memiliki setidaknya satu penyakit penyerta, 36 persen memiliki dua atau lebih penyakit penyerta. Sebanyak 45 persen dari mereka yang meninggal adalah penderita diabetes. Tidak seperti di negara berpenghasilan tinggi, seperti Eropa yang mayoritas korbannya orang lanjut usia, kematian di wilayah India terkonsentrasi pada usia 50-64 tahun.