Jumlah penambahan kasus penularan Covid-19 baru masih tinggi. Untuk itu, upaya pengendalian penularan penyakit yang disebabkan virus korona tipe baru tersebut tidak boleh mengendur,
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pandemi Covid-19 di Indonesia belum juga usai. Jumlah penambahan kasus penularan baru justru masih tinggi. Untuk itu, upaya pengendalian tidak boleh mengendur, baik upaya pencegahan dari masyarakat maupun penanggulangan dari pemerintah.
Laporan Satuan Tugas Nasional Penanganan Covid-19 per 30 September 2020 menyebutkan, jumlah kasus baru yang terkonfirmasi Covid-19 bertambah sebanyak 4.284 kasus sehingga total menjadi 287.008 kasus. Penambahan tersebut didapatkan dari 30.940 orang yang diperiksa dalam sehari.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh yang dilaporkan bertambah sebanyak 4.510 kasus dan kasus kematian bertambah 139 kasus. Adapun jumlah kasus yang saat ini masih dalam perawatan atau isolasi sebanyak 61.321 orang.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah, di Jakarta, Rabu (30/9/2020) mengatakan, masyarakat harus lebih waspada akan kluster-kluster penularan baru dari Covid-19. Itu meliputi antara lain, kluster keluarga, kluster kantor, kluster rapat, kluster pasar, dank kluster fasilitas kesehatan.
“Patuh dan disiplin pada protokol kesehatan adalah syarat mutlak. Kluster penularan bisa terjadi karena protokol kesehatan yang dijalankan lemah. Adanya kasus yang tidak terlacak juga bisa memengaruhi,” katanya.
Kluster penularan ini bisa terjadi karena protokol kesehatan yang dijalankan lemah. Adanya kasus yang tidak terlacak juga bisa memengaruhi.
Dewi menambahkan, masyarakat perlu mengetahui cara mencegah adanya kluster penularan di lingkungannya. Pada kluster keluarga, cara mencegahnya bisa dilakukan dengan mengurangi kegiatan sosial di masyarakat, mengetahui potensi sumber penularan, terutama pada anggota keluarga yang masih berpergian keluar rumah, serta menggunakan masker apabila ada keluhan gejala penyakit.
Selain itu, kluster lain yang perlu diwaspadai yakni kluster rapat. Masyarakat diimbau sebisa mungkin tidak melaksanakan rapat tatap muka. Jika terpaksa harus bertemu, jumlah orang yang hadir harus dibatasi. Waktu rapat juga sebaiknya dipersingkat.
“Jangan makan bersama selama rapat, baik makan snack maupun makan besar. Selalu disiplin dan hati-hati dengan menganggap seluruh kolega ataupun teman berisiko menularkan penyakit,” ucap Dewi.
Setiap orang juga perlu jujur dengan status kesehatan dan riwayat perjalannya. Apabila memiliki gejala penyakit dan riwayat kontak dengan kasus positif, orang tersebut harus segera melaporkan diri pada petugas kesehatan. Hal ini dibutuhkan untuk mendukung pelacakan kasus agar rantai penularan bisa dihentikan.
Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, dalam siaran pers, mengatakan pemerintah terus berupaya menekan angka penularan serta angka kematian akibat Covid-19. Di sisi lain, kasus sembuh pun harus ditingkatkan.
Karena itu, penguatan fasilitas pelayanan kesehatan menjadi salah satu aspek yang menjadi fokus pemerintah. Penambahan alat kesehatan dilakukan di sejumlah fasilitas kesehatan agar pelayanan pasien bisa lebih maksimal.
“Pak Presiden meminta agar tingkat fatalitas atau kematian (pasien positif Covid-19) terus ditekan. Kemudian meningkatkan jumlah pasien sembuh, dan tentu mengurangi penyebaran virusnya," kata Muhadjir.