Laboratorium Flu Burung Dimanfaatkan Jadi Tempat Produksi Vaksin Covid-19
Gedung laboratorium flu burung yang tidak lagi digunakan akan dimanfaatkan sebagai tempat produksi vaksin Covid-19. Hal itu diharapkan bisa mempercepat penanganan penyakit menular yang mewabah tersebut.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gedung laboratorium flu burung yang tidak lagi digunakan akan dimanfaatkan untuk mendukung penanganan Covid-19. Menurut rencana, gedung ini akan digunakan sebagai tempat produksi vaksin Covid-19 dan alat tes usap untuk pemeriksaan penyakit akibat virus korona jenis baru tersebut.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, gedung laboratorium flu burung yang berada di Kompleks Bio Farma Bandung dapat segera dimanfaatkan secara optimal. Hal ini bertujuan untuk mempercepat penanganan Covid-19 melalui pengembangan vaksin Covid-19.
”Surat pemakaian sementara aset bekas laboratorium secara resmi sudah ditandatangani sehingga penggunaannya sudah memiliki dasar hukum. Jadi, asetnya bisa segera digunakan dan bisa langsung dipakai sementara,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (23/9/2020), di Jakarta.
Direktur PT Bio Farma Honesti Basyir menuturkan, gedung bekas laboratorium flu burung tersebut diharapkan mempercepat proses produksi vaksin Covid-19. Selain itu, gedung ini akan digunakan untuk produksi alat tes swab polymerase chain reaction (PCR).
Menurut dia, besarnya kebutuhan vaksin di Indonesia mengharuskan produksi vaksin dilakukan dalam skala besar. Diharapkan penggunaan gedung ini dapat mendukung kebutuhan tersebut. ”Kita akan segera proses lebih lanjut tentang penyertaan modal negara sehingga aset eks (laboratorium) flu burung ini bisa segera dimanfaatkan,” kata Honesti.
Ketersediaan obat
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Engko Sosialine Magdalene menyampaikan, pemerintah berupaya menjamin pemenuhan obat yang mendukung pemulihan pasien Covid-19. Setidaknya, obat-obatan yang diperlukan sudah didistribusikan ke 746 rumah sakit di 34 provinsi, termasuk delapan provinsi prioritas penanganan Covid-19.
Kita akan segera proses lebih lanjut tentang penyertaan modal negara sehingga aset eks (laboratorium) flu burung ini bisa segera dimanfaatkan.
Per 13 September 2020, setidaknya 1,4 juta kapsul oseltamivir dan 536.000 tablet klorokuin sudah didistribusikan ke delapan provinsi prioritas. Distribusi ke rumah sakit akan dilakukan oleh dinas kesehatan setempat agar bisa sampai tepat waktu.
Selain obat-obatan, Engko menambahkan, Kementerian Kesehatan membantu ketersediaan alat kesehatan dan kebutuhan kesehatan rumah tangga untuk penanganan Covid-19. Proses pemberian izin edar bagi perusahaan alat kesehatan pun dipermudah sehingga proses produksinya bisa cepat dilakukan.
Jumlah produsen alat kesehatan di Indonesia meningkat signifikan. Dari Februari 2020 sampai September 2020 terjadi peningkatan jumlah produsen masker dari 26 industri menjadi 210 industri atau meningkat 707,69 persen. Selain itu, peningkatan terjadi pada produsen baju pelindung diri (gown) dari 7 industri menjadi 339 industri atau meningkat 4.742,8 persen. Produsen ventilator pun meningkat dari 7 industri menjadi 23 industri.
”Kami mengharapkan peningkatan jumlah produsen ini akan mampu mendukung ketersediaan berbagai alat kesehatan di dalam negeri, seperti masker, APD (gown), sarung tangan medis, ventilator, alat rapid test, dan hand sanitizer,” kata Engko.