Kolaborasi Spesial Harian ”Kompas” dan Masker untuk Indonesia
Sumbangan masker untuk masyarakat yang membutuhkan terus mengalir dari Masker untuk Indonesia.
Oleh
Susie Berindra
·4 menit baca
Sejak 14 April 2020, Masker untuk Indonesia bergerak bersama lembaga-lembaga lain untuk membagikan masker gratis ke daerah-daerah. Hingga Juli 2020, gerakan itu sudah membagikan lebih dari 580.000 masker. Kali ini, harian Kompas berkolaborasi dengan Masker untuk Indonesia dengan menyuguhkan desain yang unik.
Sukarelawan Masker untuk Indonesia, Kevin Osmond, mengatakan, sejak awal pandemi Covid-19, Pemerintah Indonesia sudah mengampanyekan penggunaan masker untuk pencegahan penyebaran virus korona.
”Sayangnya, belum banyak orang yang aware dengan kampanye #MaskeruntukSemua dan ketersediaan masker juga masih terbatas. Berangkat dari kekhawatiran ini, saya beserta teman-teman dari pelaku industri kreatif tergerak untuk membantu menyuarakan dan memfasilitasi penggunaan masker kain melalui gerakan Masker untuk Indonesia,” kata Kevin melalui surat elektronik, beberapa waktu yang lalu.
Kevin menjelaskan, Masker untuk Indonesia mengajak masyarakat bergerak bersama melindungi diri sendiri dan orang lain melalui program Pesan 1, Berbagi 3. Program ini ditawarkan kepada masyarakat yang memesan satu masker, sekaligus berbagi tiga masker untuk mereka yang membutuhkan masker.
Berangkat dari kekhawatiran ini, saya beserta teman-teman dari pelaku industri kreatif tergerak untuk membantu menyuarakan dan memfasilitasi penggunaan masker kain melalui gerakan Masker untuk Indonesia.
”Untuk bisa menarik minat masyarakat, kami berkolaborasi dengan sejumlah seniman dan merek lokal di mana mereka secara sukarela memberikan hasil karyanya untuk kami jadikan masker. Hal ini juga bisa menjadi sarana promosi atau pemasaran bagi mereka, brand dan seniman lokal yang terkena dampak pandemi,” jelas Kevin.
Setelah program berjalan beberapa bulan, Kevin berharap gerakan ini bisa mewujudkan solidaritas bangsa untuk saling bergotong royong. ”Terbukti saat ini kami telah menyalurkan lebih dari 580.000 masker kepada mereka yang membutuhkan dan berhasil mengumpulkan lebih dari 190.000 masker terjual,” katanya.
Penyaluran masker donasi pun telah mencapai daerah-daerah di Indonesia, tak hanya Jabodetabek dan Jawa, tetapi juga Palembang, Bengkulu, Jambi, Ternate, Sumba, Maros (Sulawesi Utara), dan Papua Barat.
”Dari gerakan Masker untuk Indonesia, saya melihat solidaritas bangsa yang luar biasa karena dukungan masyarakatlah yang membuat gerakan kami ada hingga saat ini. Berbagai pihak juga turut berkontribusi, mulai dari tim sukarelawan yang kini telah ada lebih dari 30 orang, para kolaborator desain, baik itu seniman, brand lokal, maupun tokoh-tokoh lainnya, yang kini telah terkumpul lebih dari 250 desain,” ungkap Kevin.
Selain itu, kesuksesan gerakan ini juga karena ada kerja sama dengan para mitra, seperti mitra penyaluran, mitra logistik, mitra marketplace, dan mitra payment service. ”Kami saling bergotong royong mendukung gerakan ini berjalan untuk satu visi, yaitu memutus penyebaran virus korona,” kata Kevin.
Menurut Kevin, peranan setiap orang untuk mengatasi pandemi sangat diperlukan, tetapi kita tidak bisa berjuang sendirian. ”Jadi mulailah dari diri sendiri, patuh mengikuti protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Mereka yang berkemampuan lebih bisa membantu sesama yang lebih membutuhkan serta mereka yang memiliki influence besar bisa memberi contoh yang benar ke masyarakat,” ujarnya.
Spesial
Mulai pekan ini, harian Kompas ikut berpartisipasi dalam gerakan Masker untuk Indonesia dengan mengeluarkan desain masker yang unik. Brand Communication Manager Harian Kompas Tarrence Palar mengungkapkan, kerja sama harian Kompas dan maskeruntuk.id berawal dari kesadaran bersama bahwa masker sudah menjadi kebutuhan dasar saat ini.
”Di sisi lain, juga kesadaran tentang solidaritas sosial yang harus dibangun dalam masa pandemi ini. Jadi kegiatan ini juga adalah gerakan sosial di mana dari setiap satu masker yang terjual, akan disumbangkan tiga masker untuk mereka yang membutuhkan,” kata Tarrence.
Sasaran yang ingin dicapai, lanjut Tarrence, selain untuk menggugah kesadaran masyarakat mengikuti protokol kesehatan, kegiatan ini bisa sekaligus menjadi wadah bagi audiens Kompas untuk berbagi.
Di sisi lain, juga kesadaran tentang solidaritas sosial yang harus dibangun dalam masa pandemi ini. Jadi kegiatan ini juga adalah gerakan sosial di mana dari setiap satu masker yang terjual, akan disumbangkan tiga masker untuk mereka yang membutuhkan.
Desain unik berwarna hitam putih dari Kompas bergambar sampul muka harian Kompas edisi pertama, 28 Juni 1965. Desain dibuat oleh Product Development Lead Kompas.id Septa Inigopatria Gunarso. Di sisi sebelah kanan terdapat kutipan kalimat Bung Karno yang memberi nama Kompas.
”Secara garis besar, makna dari desain ini, harian Kompas ingin menceritakan sejarah Kompas yang berakar dari masyarakat Indonesia. Tentang kebersamaan dalam segala situasi dan tentang harian Kompas yang selalu menjadi #KawandalamPerubahan,” kata Tarrence.