Deteksi dini kanker payudara bisa meningkatkan peluang keberhasilan terapi. Selain itu, setiap pasien perlu mengetahui jenis subtipe kanker payudara metastasis yang dimiliki agar terapi yang diberikan lebih tepat.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak dialami oleh perempuan. Deteksi dini pun sangat penting untuk dilakukan. Selain itu, setiap pasien juga perlu mengetahui jenis subtipe kanker payudara metastasis yang dimiliki agar terapi yang diberikan lebih tepat.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi onkologi medik dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Ronald Alexander Hukom, menyatakan, tes tambahan selain biopsi diperlukan untuk mengetahui subtipe kanker payudara metastasis.
Sejauh ini terdapat lebih dari 20 subtipe kanker payudara metastasis yang ditemukan saat ini. Namun, sekitar 70 persen kasus kanker payudara metastasis merupakan subtipe human epidermal growth factor receptor 2-negatif (HER2-).
”Dengan memahami subtipekanker payudara, penanganan yang diberikan akan lebih tepat. Harapannya, tingkat kesembuhan dan kualitas hidup pasien pun bisa meningkat,” ujarnya di Jakarta, Senin (31/8/2020).
Karena itu, kapasitas laboratorium pemeriksaan yang memadai sangat diperlukan agar penegakan diagnosis dari pasien kanker payudara bisa makin baik. Namun, layanan laboratorium yang memadai belum merata di seluruh Indonesia. Sebagian besar layanan masih terpusat di kota besar.
Direktur Medik Pfizer Indonesia Handoko Santoso mengatakan, subtipe kanker payudara HER2- patut diwaspadai. Dari 70 persen waktu penyebaran, sel kanker pada pasien kanker payudara dengan subtipe ini bermetastasis atau menyebar ke tulang; jaringan lunak, seperti kelenjar getah bening; serta organ lain, seperti paru-paru dan hati.
Berdasarkan penelitian ahli kesehatan, diperkirakan kematian pada pasien kanker payudara meningkat hingga 43 persen selama 15 tahun sejak 2015. Sebagian kasus kematian itu merupakan akibat metastasis sel kanker.
Dengan memahami subtipekanker payudara, penanganan yang diberikan akan lebih tepat. Harapannya, tingkat kesembuhan dan kualitas hidup pasien pun bisa meningkat.
”Penanganan yang cepat dan tepat dibutuhkan oleh pasien kanker payudara. Berbagai terapi inovatif juga tersedia sesuai dengan subtipe kanker yang dimiliki sehingga tingkat kesembuhan pasien bisa semakin besar,” ucap Handoko.
Ronald menuturkan, terapi yang tersedia untuk kanker payudara metastatis di Indonesia sudah cukup lengkap. Perawatan bisa dilakukan dengan kemoterapi, terapi hormon, terapi target, imunoterapi, dan CDK 4/6 inhibitor yang diberikan untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Pasien pun diharapkan selalu melakukan konsultasi kepada dokter yang ahli. Banyaknya berita bohong dan informasi yang salah terkait penanganan kanker justru bisa memperparah kondisi pasien. Penggunaan obat yang salah juga dapat mengurangi tingkat kesembuhan pasien.