AC dan Ventilasi yang Buruk Meningkatkan Penyebaran Covid-19
Mesin penyejuk ruangan atau AC diduga dapat meningkatkan risiko penularan Covid-19 di dalam ruangan. Sistem AC biasa dinilai tidak dapat menjadi ventilasi yang baik.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sistem penyejuk ruangan atau AC diyakini akan meningkatkan konsentrasi droplet dan aerosol Covid-19 di dalam ruangan tertutup. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi masyarakat di perkotaan yang melakukan banyak aktivitas di dalam ruangan tertutup menggunakan AC.
Direktur dari Center for Complex and Nonlinear Science UC Santa Barbara, Amerika Serikat, Bjorn Birnir dan Luiza Angheluta dari Departemen Fisika University of Oslo, Norwegia, menemukan bahwa sirkulasi udara yang buruk menjadi faktor yang sangat penting dalam mengendalikan penularan Covid-19 di dalam ruangan.
Temuan ini bermula ketika Birnir melihat fenomena bahwa penularan di dalam ruangan masih terjadi meski masyarakat telah menjaga jarak lebih dari 1,5 meter di dalam ruangan.
”Kami menemukan bahwa konsentrasi droplet dan aerosol itu terus meningkat di dalam ruangan tertutup. Droplet ternyata tidak segera jatuh dari udara,” kata Angheluta dalam artikel ilmiahnya berjudul ”The Build-Up of Droplet/Aerosols Carrying the SARS-CoV-2 Coronavirus, in Confined Spaces”. Artikel ini masih dalam proses peninjauan sejawat (peer review).
Birnir dan Angheluta menggunakan komputer untuk menyimulasikan sirkulasi udara (computational fluid dynamics) dalam sebuah kluster penularan yang terjadi di sebuah restoran di Guangzhou, China, pada 24 Januari lalu.
Kami menemukan bahwa konsentrasi droplet dan aerosol itu terus meningkat di dalam ruangan tertutup. Droplet ternyata tidak segera jatuh dari udara.
Birnir dan Angheluta berangkat dari penelitian awal yang dilakukan oleh para peneliti dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Center for Disease Control and Prevention/CDC) Guangdong, China.
Dalam kluster tersebut, ditemukan 10 orang dari tiga keluarga yang duduk di tiga meja terpisah telah terinfeksi Covid-19. Salah satu dari mereka—sebut saja kasus 1 dari keluarga A, atau A1—sehari sebelumnya baru datang dari Wuhan. Hal yang menarik dari kluster ini adalah semua mereka yang terinfeksi berada pada satu baris yang sama dengan sebuah unit AC.
Hal ini karena jarak sejumlah orang dari si A1 lebih dari 1 meter. Dalam kondisi normal, droplet akan jatuh dari udara kurang dari 1 meter. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa embusan udara dari AC dapat membawa droplet ini menjadi lebih jauh. Terlebih lagi, para pengunjung lain yang duduk di bawah unit AC lainnya tidak jatuh sakit.
Para peneliti CDC Guangdong mengambil kesimpulan bahwa embusan AC dapat membawa droplet lebih jauh dari kondisi normal. Namun, Jianyun Lu dan kawan-kawan mengakui tidak melakukan simulasi untuk melihat rute penularan airborne, tulis Lu dalam hasil penelitiannya yang dipublikasikan oleh jurnal Emerging Infectious Diseases milik CDC Amerika Serikat.
”Kami tidak melakukan penelitian eksperimental untuk menyimulasikan transimisi airborne,” tulis Lu.
Melalui simulasi yang dilakukan, Birnir dan Angheluta berhasil menemukan bahwa sirkulasi udara ruang tertutup yang diciptakan oleh AC dapat meningkatkan risiko penularan.
Dalam kalkulasinya, risiko penularan ketika berada 15 menit di dalam ruang tertutup dengan ukuran yang serupa dengan restoran tersebut ekuivalen dengan apabila seseorang duduk persis di samping orang yang terinfeksi Covid-19. Sementara jika durasi diperpanjang hingga satu jam, risiko penularan empat kali lebih besar daripada sekadar duduk di sebelah orang yang terinfeksi.
”Kesimpulan kami, superspreader (penyebar super) mungkin bukanlah manusia, melainkan AC dan sirkulasi udara ruang tertutup,” kata Birnir dalam keterangan resmi dari UC Santa Barbara.
Ventilasi
Dengan temuan ini, Birnir dan Angheluta mengakui, perlu ada penyesuaian yang lebih tepat terhadap cara-cara pencegahan penularan di dalam ruangan tertutup, misalnya perkantoran atau bioskop. Hal ini menunjukkan ventilasi dan udara segar menjadi hal yang dapat dimanfaatkan untuk memutus rantai penularan.
Birnir yang juga sedang membantu Kampus UC Santa Barbara untuk mempersiapkan tahun akademik yang akan datang menilai, penyelenggaraan kelas dapat dilakukan di ruang terbuka untuk mencegah penularan.
Hal ini karena, menurut Birnir, sistem AC dan filternya yang ada saat ini belum mampu untuk menyaring droplet dan juga memberi pasokan udara segar. ”Kita perlu generasi baru sistem AC yang dapat digunakan di masa pandemi ini,” kata Birnir.