Penapisan Hipotiroid Kongenital pada Bayi Masih Rendah
Penapisan bayi lahir bisa mendeteksi dini keberadaan kelainan penyakit hipotiroid konginental. Pendeteksian dini akan mengurangi risiko gangguan pada kognitif anak.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
Penapisan pada bayi baru lahir sangat diperlukan untuk mendeteksi gangguan hipotiroid kongenital pada anak. Namun, jumlah bayi di Indonesia yang mendapatkan penapisan saat lahir sangat minim. Bila terdeteksi sejak seawal mungkin, gangguan kognitif pada bayi atau anak bisa dikurangi.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan menyampaikan, jumlah bayi baru lahir di Indonesia yang mendapatkan penapisan baru sekitar 2 persen. Jumlah ini sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, seperti Filipina (65 persen), Thailand (94 persen), Malaysia (95 persen), dan Singapura (99 persen). Bahkan, Laos melaporkan sudah tuntas melakukan penapisan pada semua bayi yang baru lahir.
Dengan penapisan sejak dini, tata laksana yang diperlukan selanjutnya bisa diberikan secara cepat. Dampak buruk, seperti gangguan pada kecerdasan pun bisa dicegah.
”Skrining (penapisan) harus dilakukan pada semua bayi baru lahir, tidak terkecuali skrining hipotiroid kongenital. Dengan penapisan sejak dini, tata laksana yang diperlukan selanjutnya bisa diberikan secara cepat. Dampak buruk, seperti gangguan pada kecerdasan, pun bisa dicegah,” katanya di Jakarta, Rabu (22/7/2020).
Hipotiroid kongenital atau hipotiroid bawaan merupakan kondisi kekurangan hormon tiroid yang terjadi sejak dalam kandungan. Kondisi ini bisa terjadi apabila kelenjar tiroid pada bayi tidak terbentuk secara sempurna. Penapisan baru bisa dilakukan ketika bayi baru lahir karena ketika di dalam kandungan, bayi terlindungi oleh hormon tiroid ibunya.
Aman mengatakan, penapisan hipotiroid kongenital dilakukan setelah dua sampai empat hari waktu kelahiran bayi. Ini dilakukan dengan mengambil sampe darah kapiler dari permukaan lateral kaki bayi atau pada medial tumit. Darah kapiler tersebut akan diteteskan ke kertas saring khusus yang nantinya akan diuji ke laboratorium yang memiliki fasilitas pemeriksaan thyroid-stimulating hormone (TSH).
Saat ini, sejumlah laboratorium dan rumah sakit sudah dapat melakukan penapisan ini, antara lain Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (RSCM), RS Hasan Sadikin Bandung, RSUD Soetomo Surabaya, dan RSUP Sardjito Yogyakarta. Penapisan juga sudah bisa dilakukan di beberapa puskesmas.
Dokter spesialis anak konsultan endokrin di Rumah Sakit Hermina Pandanaran, Semarang, Agustini Utari menuturkan, penapisan dini hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir masih menjadi tantangan di Indonesia. Sebagian besar anak dengan gangguan tersebut baru terdeteksi selepas masa emas pada tujuh hari pertama kelahiran.
Hambatan tumbuh kembang, terutama pada perkembangan kognitif atau kecerdasan, juga bisa dicegah.
”Deteksi dini dapat memperbaiki prognosis (hasil akhir) dari hipotiroid yang dialami oleh anak. Hambatan tumbuh kembang, terutama pada perkembangan kognitif atau kecerdasan, juga bisa dicegah,” ujarnya.
Hipotiroid kongenital yang terlambat ditangani dapat menyebabkan anak mengalami gangguan fisik dan disabilitas pada kemampuan intelegensi. Selain itu, koordinasi motorik juga akan terganggu. Tidak sedikit pula anak dengan hipotiroid kongenital mengalami hipotonia dan ataksia (gangguan gerak tubuh akibat masalah otak).
Aman menuturkan, bayi dengan hipotiroid kongential yang terlambat terdeteksi bisa memiliki kecerdasan intelektual atau IQ kurang dari 80. Sebuah riset menunjukkan, dari 25 bayi yang didiagnosis hipotiroid kongenital tiroid pada usia lebih dari 1 bulan, sebanyak 96 persen mengalami keterlambatan perkembangan, 72 persen mengalami disabilitas intelektual, dan sebagian besar IQ-nya sangat rendah di bawah 70.
Untuk itu, program penapisan pada bayi baru lahir harus menjadi program nasional. Tenaga kesehatan, rumah sakit, swasta, dan organisasi sosial berperan penting untuk mendorong penerapan program penapisan tersebut.
”Setiap bayi yang baru lahir berhak untuk mendapatkan penapisan kesehatan. Dengan penapisan ini, berbagai gangguan bisa dideteksi sejak dini sehingga bisa ditangani dengan cepat. Risiko kecatatan dan penurunan kualitas hidup, bahkan kematian pada bayi, bisa ditekan jika bisa ditangani sejak dini,” ujarnya.