Penerapan normal baru tanpa ada sosialisasi yang masif dan tanpa pengawasan yang ketat justru akan membuat penyebaran virus semakin meluas. Suasana di Banda Aceh seperti tidak dalam masa pandemi Covid-19.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Dalam satu pekan terakhir, kasus positif Covid-19 di Aceh bertambah 17 orang sehingga total kasus menjadi 107 orang. Sebagian besar kasus baru itu merupakan transmisi lokal, tetapi tidak diketahui siapa individu yang ”menyebarkan” virus. Ancaman menyebarnya virus dari transmisi lokal semakin besar karena sulit ditelusuri.
Kasus Covid-19 terbaru terdapat di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Seorang dosen di Fakultas Pertanian, berinisial EM (41), dilaporkan positif Covid-19. Padahal, dia tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar Provinsi Aceh. Tidak diketahui dari mana dosen itu terpapar virus korona jenis baru.
Pelacakan penyebaran Covid-19 semakin sulit dilakukan karena penyebaran semakin luas.
Wakil Ketua Gugus Tugas Covid 19 Unsyiah Safrizal Rahman, Selasa (14/7/2020), mengatakan, pihaknya belum mengetahui dari mana EM terpapar. Saban hari, aktivitas EM berangkat dari rumah ke kampus menggunakan kendaraan pribadi. Kemungkinan, EM terpapar saat beraktivitas di tempat umum lain.
Safrizal yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh mengatakan, ”Pelacakan penyebaran Covid-19 semakin sulit dilakukan karena penyebaran semakin luas.” Sementara transmisi lokal terjadi karena penerapan protokol kesehatan longgar. Di ruang publik, mayoritas warga tidak menggunakan masker, jaga jarak, dan cuci tangan. Selain itu, pergerakan warga antardaerah juga semakin longgar.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Aceh Saifullah Abdulgani menuturkan, satu pasien Covid-19 di Kabupaten Aceh Besar meninggal dunia pada Selasa (14/7/2020) pagi. Korban meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin, Banda Aceh. Dua hari lalu, seorang pasien Covid-19 di Kabupaten Aceh Jaya juga meninggal.
Petugas akan menyemprot tempat tinggal korban dengan disinfektan. Keluarga korban telah diambil sampel lendir kerongkongan untuk diperiksa di laboratorium.
Sukar ditelusuri
Saifullah menuturkan, dalam beberapa kasus, sukar ditelusuri titik awal warga terpapar virus. Selain pasien yang tidak jujur, virus pada orang tanpa gejala sulit diketahui. Namun, dalam setiap kasus baru, pemerintah menelusuri dugaan penyebaran pada orang-orang yang pernah kontak erat dengan pasien. Ini menjadi satu-satu cara untuk menghentikan penyebaran lebih luas.
Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh Fahlevi Kirani menuturkan, pemerintah tidak tegas mengawasi penerapan protokol kesehatan bagi warga sehingga transmisi lokal terjadi sangat cepat. Fahlevi khawatir pengabaian akan membuat kasus Covid-19 melonjak lebih tinggi.
Fahlevi menambahkan, penerapan normal baru tanpa ada sosialisasi yang masif dan tanpa pengawasan yang ketat justru akan membuat penyebaran virus semakin meluas. ”Suasana di Banda Aceh seperti tidak dalam masa pandemi Covid-19, warga beraktivitas seperti masa normal,” ujarnya.