NTT Butuh 2.000 Layanan Internet untuk Kebutuhan Sekolah dan Puskesmas
Nusa Tenggara Timur masih membutuhkan 2.000 titik jaringan internet di sekolah, puskesmas, kantor desa, dan desa wisata yang belum terlayani. Saat ini, sudah tersedia 115 ”base transceiver station” atau menara pemancar.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Nusa Tenggara Timur masih membutuhkan 2.000 titik layanan internet untuk sekolah, puskesmas, kantor desa, dan desa wisata yang belum terlayani. Saat ini, sudah tersedia 115 basetransceiver station atau menara pemancar, tetapi belum bisa memenuhi kebutuhan berbagai lembaga itu.
Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi (Infokom) Nusa Tenggara Timur Aba Maulaka, di Kupang, Rabu (1/7/2020), mengatakan, kebutuhan akan layanan internet saat ini setara dengan kebutuhan dasar lain, seperti makanan, minuman, berpakaian, dan rumah tinggal. Sementara NTT masih teringgal jauh dari kebutuhan jaringan internet ini.
Untuk memenuhi kebutuhan layanan internet, pembangunan menara pemancar akan digarap oleh Badan Layanan Umum Kemenkominfo, yakni Badan Akselerasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bakti). ”Setelah dibangun, Bakti boleh menyerahkan kepada semua operator untuk dikelola, seperti Telkomsel, Telkom, Indosat dan XL,” kata Maulaka.
BTS yang dibangun sebanyak 975 unit dan tidak termasuk 115 BTS yang sudah ada di NTT. Sebanyak 115 menara pemancar sebagian besar sudah terpasang di kantor pemerintah, BUMN, puskesmas, dan rumah sakit yang ada di pusat kota provinsi dan kabupaten serta beberapa kecamatan yang berdekatan dengan pusat ibu kota.
Setelah dibangun, Bakti boleh menyerahkan kepada semua operator untuk dikelola, seperti Telkomsel, Telkom, Indosat dan XL.
Maulaka mengatakan, 2.000 layanan internet diusulkan Pemprov NTT untuk dibangun pada 2021. Desa-desa wisata di NTT lebih dari 500 unit dari total 3.268 desa di NTT akan dipasang internet. Demikian pula usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa-desa akan memanfaatkan layanan internet ini, minimal 2-5 UMKM memiliki satu layanan internet.
Saat ini, sebanyak 700 BTS sudah terpasang, sebagian besar untuk kebutuhan di kantor pemerintah, DPRD, rumah-rumah dinas pemda, dan sekolah. Jaringan internet yang sudah ada ini dikelola Telkomsel dan Telkom sebagai operator.
Sedang didata apakah 700-an jaringan internet ini menggunakan program 2G, 3G atau 4G. Saat ini, sebagian besar daerah di Indonesia menggunakan sistem internet 4G, NTT pun mestinya demikian.
Pemasangan 975 unit BTS ini diprioritaskan di daerah-daerah terisolir di 22 kabupaten/kota, termasuk wilayah perbatasan RI-Timor Leste. Kehadiran BTS ini diprioritaskan di pulau-pulau, daerah pegunungan dan perbukitan, dan perbatasan RI-Timor Lester, serta daerah yang selama ini masih masuk blank spot. Wilayah ini butuh penanganan khusus sehingga warga setempat bisa terbantu dengan jaringan internet.
Ia mengatakan, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate telah datang ke Pulau Adonara, Flores Timur, Sabtu (27/6/2020), untuk menyerahkan bantuan tiga unit jaringan internet 4G di daerah itu, yakni Desa Woloklibang, Desa Demondei, dan Puskesmas Demong Pagong di Flores darat.
Desa Woloklibang di Kecamatan Adonara Barat mendapat bantuan pemerintah setelah kepala desa setempat melakukan pertemuan virtual dengan bupati Flores Timur, dengan cara memanjat pohon, mencari sinyal ponsel.
”Layanan internet semacam Wi-Fi yang diberikan itu memiliki kapasitas jangkauan 500 sampai dengan 700 meter dari titik pusat Wi-Fi dan bisa digunakan sekitar 700 orang di lokasi itu,” ujarnya. Apalagi, kapasitas jaringan Wi-Fi terbaik sehingga masyarakat bisa pakai untuk memasarkan produk pertanian dan perkebunan, usaha mikro, kecil, dan menengah.
Seluruh pelosok
Anggota staf PT Telkom Kupang, Tony Aih, membenarkan jika kebutuhan 2.000 layanan internet itu untuk seluruh wilayah NTT, termasuk daerah pelosok. Kebutuhan internet di NTT dilayani dua perusahaan, yakni Telkomsel dan Telkom. Telkom memiliki fiber optic, yang juga melayani internet di seluruh NTT.
Selain itu, Telkom memiliki parabola Vsat merek Mangoesky untuk melayani daerah terdepan, tertinggal, dan terluar. Produk Telkom ini terkoneksi langsung dengan satelit untuk memenuhi kebutuhan internet di daerah-daerah pelosok, termasuk NTT.
”Di NTT banyak kabupaten menggunakan Vsat Mangoesky, terutama di Timor Tengah Utara. Vsat ini juga memiliki jaringan internet sangat bagus sehingga bisa menjangkaui masyarakat terjauh dan terpencil. Banyak kantor pemerintah dan perusahaan menggunakan Vsat ini,” kata Tony.
Sekretaris Desa Silawan Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Yakobus Bere mengatakan, Desa Silawan berbatasan dengan Timor Leste. Sinyal Timor Telecom merambat masuk beberapa kilometer di wilayah RI, terutama saat listrik padam. Saat itu, semua jaringan telepon seluler milik warga mengalami roaming pulsa (data) karena tersedot jaringan Timor Telecom.
Hampir semua desa di sepanjang perbatasan RI-Timor Leste mengalami masalah ini. Masalah itu telah disampaikan setiap ada kedatangan pejabat dari Jakarta dan pejabat pemprov, tetapi belum teratasi. Kerugian masyarakat mencapai jutaan rupiah per tahun, terhitung sejak 2007. ”Kalau penataan ekonomi di perbatasan dilaksanakan, mudah-mudahan masalah ini juga diatasi pemerintah,” katanya.