Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 68.000 kasus demam berdarah dengue atau DBD terjadi di Indonesia dengan angka kematian mencapai 346 jiwa.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Potensi mewabahnya demam berdarah dengue atau DBD di tengah pandemi saat ini menjadi sorotan gugus tugas. Hal ini penting untuk segera disikapi karena catatan Kementerian Kesehatan menunjukkan lebih dari 68.000 kasus DBD terjadi di Indonesia dengan angka kematian mencapai 346 jiwa pada periode Januari - Juni 2020 ini.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, setiap tahun puncak kasus DBD terjadi pada bulan Maret. Namun, tahun ini penambahan kasus masih terjadi di bulan Juni hingga mencapai 100-500 kasus per hari.
Tahun ini penambahan kasus masih terjadi di bulan Juni hingga mencapai 100-500 kasus per hari
Data menunjukkan wilayah di Indonesia yang memiliki angka kasus Covid-19 tinggi juga tercatat menghadapi kasus DBD. Hingga 21 Juni 2020, sebaran kasus DBD di Indonesia terbanyak berasal dari Jawa Barat (10.594 kasus), Bali (8.930), Nusa Tenggara Timur (5.432), Jawa Timur (5.104), dan Lampung (4.953).
“Fenomena ini yang terjadi ini artinya memungkinkan seseorang jika terinfeksi Covid-19, dia juga berisiko terkena demam berdarah. Karena pada prinsipnya demam berdarah adalah salah satu penyakit yang belum ada obatnya dan vaksinnya belum terlalu efektif,” ujarnya di Jakarta, Senin (22/6/2020).
Ahli Infeksi dan Pediatri Tropik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Mulya Rahma Karyanti menjamin bahwa pelayanan untuk pasien DBD tidak akan terganggu meski saat ini tengah terjadi pandemi Covid-19. Sebab, setiap rumah sakit memiliki triase atau penentuan pasien untuk mendapatkan penanganan medis terlebih dahulu, bagi pasien Covid-19 dan pasien non-Covid-19.
Meski hampir sama, terdapat perbedaan gejala orang terkena DBD dengan Covid-19. Menurut Mulya, perbedaan tersebut antara lain pada gejala sistem saluran pernapasan atas. Persentase gejala batuk orang yang terkena DBD hanya 10-15 persen. Sementara gejala batuk disertai sesak nafas orang yang terinfeksi Covid-19 cenderung tinggi.
“Demam berdarah bisa menyerang semua kelompok umur, namun trennya sekarang banyak ke arah remaja. Banyak sekali kasus di rentang usia remaja yang datang dengan fase kritis. Jadi jatuh syok hipovolemik (tubuh kekurangan cairan darah sehingga mengganggu kerja organ vital),” ujarnya.
Kasus Covid-19
Sementara itu, Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto menyampaikan, terjadi penambahan jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 954 orang. Dengan penambahan tersebut, hingga Senin (22/6) total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 46.845 orang.
Sejumlah daerah juga melaporkan kasus kesembuhannya dengan total 331 orang sehingga akumulasinya menjadi 18.735 orang di Indonesia telah sembuh dari Covid-19. Namun, terdapat juga penambahan 35 kasus meninggal. Penambahan ini membuat total kasus meninggal karena Covid-19 mencapai 2.500 orang.
Selain itu, hari ini juga telah dilakukan pemeriksaan sebanyak 10.926 spesimen. Angka tersebut menurun drastis karena pada Minggu (21/6) terdapat 20 laboratorium yang tidak melakukan pemeriksaan dikarenakan libur. Adapun jumlah spesimen yang diperiksa sampai saat ini mencapai 650.311 spesimen.