Dokter dan Perawat RSUD Sidoarjo Meninggal Positif Covid-19
Seorang dokter dan perawat RSUD Sidoarjo yang terkonfirmasi positif Covid-19 meninggal dalam waktu berdekatan. Upaya percepatan penanganan ditingkatkan untuk mengekang sebaran penyakit dan mencegah semakin banyak korban
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Dua tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo meninggal dalam waktu berdekatan. Mereka adalah seorang dokter dan seorang perawat yang terkonfirmasi positif Covid-19. Upaya percepatan penanganan terus ditingkatkan untuk mengekang sebaran penyakit dan mencegah semakin banyak korban.
Direktur RSUD Sidoarjo Atok Irawan mengatakan, pihaknya sangat berduka karena kehilangan rekan sejawat sekaligus dua karyawan terbaik dalam waktu sangat berdekatan. Menurut dia, tim medis rumah sakit sudah memberikan penanganan terbaik selama merawat yang bersangkutan.
”Kami sangat berduka. Semua upaya terbaik sudah diberikan. Kepada para karyawan, saya sampaikan agar tetap semangat dan menganggap bekerja ini sebagai ibadah,” ujar Atok Irawan, Sabtu (20/6/2020).
Tenaga medis pertama yang meninggal adalah Gatot Purwanto, dokter yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sidoarjo. Almarhum meninggal Jumat (19/6/2020) sekitar pukul 18.00 setelah menjalani perawatan intensif selama tiga hari. Dia memiliki penyakit penyerta diabetes melitus.
Kami sangat berduka. Semua upaya terbaik sudah diberikan. Kepada para karyawan, saya sampaikan agar tetap semangat dan menganggap bekerja ini sebagai ibadah. (Atok Irawan)
Gatot dirawat mulai 17 Juni di ruang perawatan paviliun dengan keluhan awal panas, mual, dan muntah. Hasil uji cepat antibodi menunjukkan nonreaktif (negatif) Covid-19. Hari berikutnya dilakukan pemeriksaan dengan metode uji usap dengan hasil terkonfirmasi positif. Pasien lalu dipindahkan ke ruang isolasi.
Jumat siang, pasien mengalami sesak napas sehingga dipindahkan ke ruang isolasi yang dilengkapi dengan fasilitas ventilator. Namun, pasien menolak pemasangan ventilator dan akhirnya mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 18.00.
Seluruh rekan sejawat dokter ataupun perawat yang bertugas di RSUD Sidoarjo melepas kepergian dokter Gatot melalui upacara sederhana, tetapi penuh khidmat, Jumat malam. Jenazah terlebih dahulu disemayamkan di rumah duka di Kecamatan Sedati sebelum dimakamkan dengan protokol kesehatan Covid-19 di pemakaman umum setempat.
Selang beberapa jam kemudian, kabar duka kembali menghampiri keluarga besar RSUD Sidoarjo. Salah satu perawat terbaiknya, Sri Agustin, yang bertugas di poliklinik eksekutif, meninggal setelah menjalani perawatan intensif di ruang isolasi selama 17 hari karena terkonfirmasi positif Covid-19.
”Sri Agustin meninggal Sabtu (20/6/2020) sekitar pukul 02.00. Almarhum telah mendedikasikan hidupnya sebagai perawat selama 18 tahun. Selama bekerja, dia selalu memberikan karya terbaik,” kata Atok.
Upaya maksimal
Menurut Atok, pihaknya telah memberikan upaya terbaik. Selama dirawat 17 hari, sebanyak 15 hari di antaranya pasien menggunakan ventilator. Dia memiliki penyakit penyerta jantung iskemik. Pasien sempat diberi terapi plasma darah, terapi imunomodulator, dan dexametason.
RSUD Sidoarjo merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19. Rumah sakit ini sempat menjadi lima besar rumah sakit di Indonesia yang merawat kasus positif Covid-19 dengan jumlah tertinggi bersama dengan RSDC Wisma Atlet, RS Universitas Airlangga, RSUP Persahabatan, dan RSUPAD Gatot Soebroto.
Selama merawat kasus positif Covid-19, tim medis RSUD Sidoarjo selalu memberikan upaya terbaik. Pada saat yang sama, Atok senantiasa berupaya melindungi tenaga medis dengan alat pelindung diri (APD) sesuai standar yang ditetapkan.
”Setelah meninggalnya dokter dan perawat, penggunaan APD bagi tenaga kesehatan akan lebih diperketat. Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan uji usap secara berkala kepada para nakes. Selama ini, pemeriksaan serologis Covid-19,” ucap Atok.
Saat ini, RSUD Sidoarjo telah membeli mesin PCR untuk mengonfirmasi positif Covid-19. Mesin ini telah dilengkapi reagen, VTM atau media untuk menyimpan spesimen pasien berupa hasil apusan hidung dan tenggorokan. Mulai akhir pekan ini, mesin beroperasi dengan kapasitas maksimal sampai 270 pengujian per hari.
Terpapar
Meninggalnya dokter Gatot dan perawat Agustin menambah panjang daftar tenaga medis yang menjadi korban Covid-19. Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jatim, sejak pandemi, sedikitnya tercatat 175 tenaga kesehatan terpapar penyakit yang disebabkan oleh virus korona galur baru ini.
Dari 175 orang tersebut, sejumlah enam dokter meninggal, perawat empat orang, dan seorang bidan. Selain itu, ada 45 orang yang tengah menjalani perawatan dan 119 orang dinyatakan sembuh.
Meninggalnya dua tenaga medis RSUD ini juga menambah panjang daftar korban Covid-19 di ”Kota Delta”, julukan Sidoarjo. Sebagai gambaran, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 hingga Jumat malam mencapai 1.129 orang, sebanyak 88 orang di antaranya meninggal.
Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Komisaris Besar Sumardji mengatakan, dengan meninggalnya dokter dan perawat yang menjadi garda terdepan penanganan virus korona galur baru ini, masyarakat diharapkan bisa lebih waspada. Mereka yang selama ini menganggap Covid-19 adalah berita bohong mesti segera menyadarinya.
”Ancaman Covid-19 adalah nyata. Oleh karena itu, jaga perilaku hidup bersih dan sehat serta selalu terapkan protokol kesehatan secara ketat seperti mengenakan masker apabila ke luar rumah,” ujar Sumardji.