Kereta menjadi andalan warga yang tak memiliki alternatif transportasi lain di masa pandemi. Kesadaran menjaga diri dengan protokol kesehatan bagi setiap penggunanya.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·2 menit baca
Mulai pekan ini, sebagian masyarakat sudah mulai aktif bekerja di kantor. Jumlah pengguna transportasi umum pun mulai meningkat, terutama pada pengguna kereta rel listrik dan moda raya terpadu.
Bertambahnya jumlah pengguna alat transportasi umum harus diiringi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Hal itu karena risiko penularan Covid-19 menjadi sangat tinggi di lingkungan yang terdapat kerumunan orang.
Dokter spesialis penyakit dalam di Klinik Utama Dr Indrajana Jakarta, Edward Faisal, menuturkan, moda transportasi umum rentan menjadi sarana penularan berbagai penyakit, termasuk Covid-19. Risiko penularan bisa terjadi secara langsung dan tidak langsung, seperti melalui droplet dari orang yang terinfeksi ketika batuk, berbicara, ataupun yang menempel di benda-benda yang disentuhnya.
”Tingginya risiko penularan ini mengharuskan setiap orang yang menggunakan moda transportasi umum, seperti KRL dan MRT, untuk lebih ketat menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Yang paling utama adalah selalu menggunakan masker dan menjaga jarak,” katanya di Jakarta, Rabu (17/6/2020).
Yang paling utama adalah selalu menggunakan masker dan menjaga jarak.
Ia mengatakan, protokol kesehatan di transportasi umum telah diterbitkan Kementerian Kesehatan. Setiap penanggung jawab transportasi umum tersebut sudah menerapkan aturan-aturan khusus. Untuk itu, masyarakat harus disiplin mematuhinya.
Aturan yang diberlakukan bagi penumpang KRL, antara lain, tidak meludah sembarangan di area stasiun ataupun kereta, menggunakan masker, mencuci tangan di tempat yang disediakan, serta tidak berdesak-desakan. Penumpang harus menjaga jarak dengan cara tidak duduk di kursi dengan tanda silang dan berdiri di tempat yang telah diberikan tanda stiker.
Salah satu pengguna KRL, Rachmi Rini, menuturkan, sejumlah orang masih melanggar aturan tersebut meski sudah diatur sistem jaga jarak di kereta. Ketika kondisi kereta sudah cukup penuh, terkadang ada penumpang yang memaksa naik.
Ia berharap petugas keamanan tegas sehingga ketika kondisi kereta sudah mulai penuh tidak ada lagi penumpang yang masuk. ”Meski merasa takut tertular Covid-19 di kereta, saya tidak memiliki pilihan transportasi lain. Jadi, harapannya semua orang yang memanfaatkan KRL ini bisa disiplin agar tidak menularkan penyakit ke orang lain,” katanya.
Edward menambahkan, protokol lain yang juga harus dipatuhi adalah ketika tiba di kantor. Pastikan untuk langsung mencuci tangan ketika sampai di kantor. Jika memang harus merapikan penampilan diri, sebaiknya hindari untuk menyentuh benda-benda di sekitar meja kerja. Hindari pula menyentuh bagian mata, hidung, dan bibir.
Penggunaan masker juga perlu diperhatikan. Gunakan masker paling lama empat jam. Karena itu, seseorang perlu membawa cadangan masker dalam jumlah yang cukup. ”Protokol kesehatan yang ketat ini juga harus diterapkan ketika sampai di rumah. Jangan sampai kita membawa virus ke rumah dan membahayakan anggota keluarga kita,” ucapnya.