Upaya Pencegahan Jadi Benteng Utama Pengendalian Covid-19
Penerapan pembatasan sosial berskala besar yang ketat menjadi salah satu cara untuk mendukung upaya pencegahan penularan Covid-19. Itu dilakukan dengan pelarangan mudik dan penerapan jarak sosial.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Berbagai keterbatasan dihadapi oleh bangsa Indonesia terkait penularan Covid-19. Vaksin dan obat yang spesifik pun belum ditemukan hingga saat ini. Untuk itu, upaya pencegahan menjadi strategi paling efektif dalam mengendalikan penularan penyakit yang disebabkan oleh virus korona jenis baru ini.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, penambahan kasus positif Covid-19 di wilayah Jawa Barat mulai menurun setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan secara disiplin dan masif. Selain itu, strategi yang juga dijalankan untuk mendukung upaya tersebut yakni upaya pencegahan, pelacakan, pengetesan, dan perawatan.
”Sebelum vaksin ditemukan, strategi yang paling efektif dalam pengendalian Covid-19 hanya dengan memperkuat benteng pencegahan. Jika dibandingkan dengan Korea Selatan yang memiliki jumlah penduduk sama dengan Jawa Barat, kita hanya punya modal sekitar 1 persen dari yang dipunyai Korea Selatan,” tuturnya melalui video dalam konferensi pers daring, di Jakarta, Sabtu (16/5/2020).
Ridwan mengatakan, penerapan PSBB yang ketat menjadi salah satu cara untuk mendukung upaya pencegahan penularan Covid-19 di Jawa Barat. Itu dilakukan dengan pelarangan mudik dan penerapan jarak sosial.
Evaluasi dari efektivitas penerapan PSBB di Jawa Barat pun akan segera dilakukan. Setidaknya setelah kebijakan tersebut dijalankan secara bertahap di wilayah di Jawa Barat, rata-rata penambahan kasus harian Covid-19 mulai menurun. Pada periode 7-21 April 2020, rata-rata penambahan kasus sekitar 40 kasus per hari. Jumlah itu menurun pada periode 22-29 April 2020 menjadi 28 kasus per hari dan menurun pada 30 April-13 Mei 2020 menjadi 24 kasus baru per hari.
”Rapat evaluasi akan segera dilakukan untuk menentukan wilayah yang bisa menerapkan relaksasi dan yang belum. Per hari ini setelah PSBB di provinsi dilakukan, kami menemukan wilayah Jawa Barat yang perlu diwaspadai hanya 37 persen, berarti 63 persennya masuk dalam keadaan yang aman dan terkendali sehingga kami bisa melakukan relaksasi ekonomi,” tuturnya.
Selain itu, Ridwan mengatakan, tes yang masif juga dijalankan dengan target pemeriksaan pada 0,06 persen dari seluruh penduduk di Jawa Barat atau sekitar 300.000 penduduk. Sementara tes yang sudah dilakukan saat ini baru mencapai 110.000 penduduk.
Masih tinggi
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, mengatakan, jumlah kasus baru yang dilaporkan terkait penularan Covid-19 masih tinggi. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat terdapat 529 kasus baru yang terkonfirmasi positif Covid-19 per 16 Mei 2020 sehingga total kasus di Indonesia kini menjadi 17.025 orang.
Sementara itu, kasus pasien yang sembuh bertambah 108 orang sehingga total menjadi 3.911 orang dan kasus kematian yang dilaporkan bertambah 13 orang dengan total menjadi 1.089 kasus. Seluruh kasus yang dilaporkan tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan spesimen yang dilakukan di 61 laboratorium berbasis real time reaksi rantai polimerase (PCR) dan 10 laboratorium berbasis tes cepat molekuler.
Adapun jumlah spesimen yang diperiksa hingga 16 Mei 2020 sebanyak 182.818 spesimen. Pengambilan spesimen tersebut didapatkan dari 135.726 orang yang diperiksa. Penyebaran kasus ini telah terjadi di 386 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia.
Berdasarkan data yang tercatat, lima provinsi dengan angka kasus positif terbanyak adalah Provinsi DKI Jakarta (5.881 kasus), Jawa Timur (2.105 kasus), Jawa Barat (1.618 kasus), Jawa Tengah (1.140 kasus), dan Sulawesi Selatan (917 kasus).
”Masyarakat harus tetap berdisiplin dan mematuhi anjuran pemerintah, termasuk sebagaimana yang diatur dalam Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dalam Kerangka Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kita perlu memegang teguh pelaksanaan protokol ini secara konsisten, tidak terputus tanpa terkecuali,” kata Yurianto.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menuturkan, wabah Covid-19 masih berlangsung di tengah masyarakat. Untuk itu, kedisiplinan dan kesadaran kolektif guna menaati protokol kesehatan sangat dibutuhkan agar wabah ini bisa segera diakhiri.