Kelompok Usia Produktif Paling Banyak Terserang Covid-19
Penularan penyakit Covid-19 paling banyak terjadi pada kelompok usia produktif dengan penyakit penyerta. Hal itu patut diwaspadai mengingat para penderita umumnya memiliki mobilitas tinggi.
Oleh
Deonisia Arlinta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyebaran Covid-19 yang penyakitnya disebabkan virus korona (corona) baru di Indonesia terus meluas. Hingga kini, kasus penyakit infeksi tersebut paling banyak ditemukan pada kelompok usia produktif yang memiliki penyakit penyerta dengan mobilitas tinggi.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk lebih berdisiplin menjalankan pembatasan sosial agar upaya memutus rantai penularan Covid-19 bisa efektif. Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, di Jakarta, Kamis (30/4/2020), menuturkan, penerapan pembatasan sosial berskala besar di sejumlah daerah harus diikuti dengan komitmen kuat dari seluruh masyarakat.
Secara kumulatif, jumlah kasus yang dilaporkan per 30 April 2020 mencapai 10.118 orang dan tersebar di 310 kabupaten atau kota di 34 provinsi di Tanah Air. Dari jumlah total kasus itu, sebanyak 792 pasien di antaranya meninggal dunia, dan 1.522 pasien dinyatakan sembuh.
Kasus positif yang terkonfirmasi Covid-19 paling banyak ditemukan pada kelompok usia 30-59 tahun, yakni 54 persen. Sisanya, 16 persen, pada kelompok usia 60-79 tahun, 15 persen pada usia 15-29 tahun, dan 1 persen pada usia lebih dari 80 tahun. Bahkan, ada pula kasus yang ditemukan pada anak berusia di bawah lima tahun.
”Sebagian besar saudara-saudara kita yang mengidap positif Covid-19 ini adalah kelompok usia produktif pada kisaran umur 30 sampai 59 tahun di angka 54 persen. Ini patut diwaspadai karena mobilitas mereka sangat tinggi,” tuturnya. Pasien Covid-19 umumnya memiliki penyakit penyerta, antara lain hipertensi. stroke, dan diabetes melitus.
”Sesuai arahan Presiden, pengujian sampel secara masif dengan pencarian agresif dan diikuti isolasi yang ketat menjadi salah satu upaya yang juga harus dilakukan untuk memutus rantai penularan Covid-19,” katanya.
Saat ini terdapat 89 laboratorium pengujian yang aktif melaksanakan pemeriksaan sampel terkait Covid-19. Laboratorium tersebut tersebar antara di 48 rumah sakit, 15 perguruan tinggi, dan 18 laboratorium jejaring Kementerian Kesehatan.
Setidaknya 94.599 spesimen dari 72.351 orang telah diperiksa di sejumlah laboratorium tersebut. Dari jumlah itu, 10.118 orang terkonfirmasi positif tertular Covid-19 dan 62.233 orang dinyatakan negatif Covid-19. Sementara total kumulatif orang dalam pemantauan (ODP) mencapai 230.411 orang dan pasien dengan pengawasan (PDP) sebanyak 21.827 orang.
Kepala Sumber Daya Manusia Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Kheriawan menuturkan, sebanyak delapan pegawai BNPB terindikasi terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab penyakit Covid-19. Indikasi tersebut diperoleh dari hasil pemeriksaan uji cepat atau rapid test.
Keenam karyawan tersebut kini telah diminta untuk melakukan isolasi mandiri di salah satu ruangan di Graha BNPB. Mereka juga telah diminta melakukan pemeriksaan antibodi dengan swab tes yang hasilnya diperkirakan keluar pada tiga sampai lima hari ke depan.
Distribusi alat kesehatan
Secara terpisah, Wakil Asisten Operasi Panglima TNI Marsekal Pertama TNI Jorry S Koloay menyampaikan, pemerintah juga memperluas distribusi alat kesehatan ke seluruh wilayah Indonesia. Setidaknya, ada 1.492.150 alat pelindung diri (APD) yang didistribusikan untuk mendukung penanganan pandemi Covid-19.
”Komposisi dari penerimaan barang untuk jenis APD sejumlah 1.826.00 0 alat, 3.000 kacamata google, 846.334 masker bedah, 38.000 masker N95, 285.000 alat rapid test, dan 402.000 sarung tangan medis,” tuturnya.
Dari jumlah itu, sebagian besar sudah didistribusikan ke beberapa daerah, antara lain DKI Jakarta (238.050 alat), Jawa Barat (124.000 alat), Jawa Tengah (80.700 alat), Jawa Timur (102.600 alat), DI Yogyakarta (30.700 alat), Bali (42.400 alat), dan Banten (65.100 alat).
”Hari ini juga sudah mulai didistribusikan untuk reagen PCR dan RNA untuk didistribusikan ke semblan provinsi. Hari ini sudah ada sebanyak 67.000 pieces reagen PCR dan 92.5000 pieces reagen RNA,” kata Jorry.
Ia menambahkan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sudah menerbitkan prosedur tetap dan panduan distribusi alat material kesehatan untuk memastikan penyaluran alat material kesehatan tersebut tepat sasaran. Melalui prosedur tersebut diharapkan terbentuk kesatuan data yang valid, terintegrasi, dan cepat dalam penyusunan laporan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.