Warga diminta sukarela menjalani isolasi mandiri itu selama masa inkubasi virus korona baru, yakni 14 hari, termasuk bagi orang tanpa gejala. Hal itu bertujuan mencegah penularan penyakit Covid-19.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Isolasi mandiri dinilai sebagai salah satu kunci dalam mengendalikan wabah virus korona baru. Untuk itu, warga diminta sukarela melaksanakan isolasi mandiri selama masa inkubasi virus itu, yakni 14 hari, termasuk bagi orang tanpa gejala.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 yang juga Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, Senin (6/4/2020), di Jakarta, mengatakan, Covid-19 menular dari sumber (orang sakit) kepada orang rentan. ”Maka itu, orang sakit harus dipisah atau dikarantina atau diisolasi dari warga sekitar,” ujarnya.
Yurianto menuturkan, ada tiga jenis orang sakit Covid-19, yakni yang pasti sakit karena hasil tes usap positif, mungkin sakit karena hasil tes cepat positif, dan orang dengan keluhan (panas, batuk, dan napas tidak nyaman). Mereka diminta menjalani isolasi diri untuk mencegah penularan lebih luas.
Namun, yang paling banyak justru orang tanpa keluhan, yakni 60-70 persen. Mereka mungkin ada keluhan, tetapi sedikit. Namun, mereka bisa menularkan virus korona baru ke orang lain dan berdampak besar kepada orang yang rentan. ”Untuk itu, orang tanpa gejala diminta isolasi diri secara mandiri,” katanya.
Menurut Yurianto, isolasi diri bertujuan mencegah seseorang kontak fisik dengan orang lain, apalagi Covid-19 bisa menular lewat percikan ludah yang berpartikecil kecil saat batuk, bersin, dan berbicara. Maka, dalam isolasi mandiri, seseorang diminta menjaga jarak dengan orang lain 1-2 meter, memakai masker, memisahkan peralatan makan pribadi dengan orang lain, tidak makan bersama, dan tidak bersalaman.
”Isolasi mandiri ini bukan bermaksud mengucilkan seseorang dari lingkungan sekitar. Mereka bisa tetap berada di tengah keluarga ataupun masyarakat. Namun, mereka harus menerapkan batas tertentu agar tak kontak fisik dengan orang lain guna mengantisipasi penularan,” tuturnya.
Perhatian bagi pemudik
Perhatian khusus, tambah Yurianto, diberikan kepada orang-orang yang telanjur mudik. Mereka harus sadar memiliki faktor risiko tinggi tertular Covid-19 selama perjalanan mudik karena bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang yang bisa jadi membawa virus korona baru. Selama perjalanan itu pula, mereka bisa menyentuh benda terkontaminasi virus.
Untuk itu, para pemudik harus segera melakukan isolasi mandiri setiba di kampung halaman untuk melindungi keluarga dari Covid-19. Kalau abai dengan isolasi diri, mereka bisa menjadi pembawa virus korona baru yang menyebarkan virus tersebut di keluarga, bahkan kampung halamannya.
”Setiap orang harus berpikir untuk menjaga diri agar jangan sampai menulari orang lain. Orang lain juga harus sadar situasi itu dan membantu orang yang melakukan isolasi mandiri agar hasil optimal,” ujarnya.
Bisa berkelompok
Yurianto mengutarakan, isolasi mandiri tak harus sendiri-sendiri. Pemerintah setempat bisa melakukan isolasi mandiri secara kelompok atau mengumpulkan orang-orang dengan sakit ataupun terindikasi Covid-19 pada tempat tertentu.
Setiap orang harus berpikir untuk menjaga diri agar jangan sampai menulari orang lain. Orang lain juga harus sadar situasi itu dan membantu orang yang melakukan isolasi mandiri agar hasil optimal.
Namun, pemerintah setempat mesti menyediakan tempat layak. Para warga yang melakukan isolasi itu juga harus tetap jaga jarak. Tempat itu patut memiliki fasilitasi sanitasi yang baik. ”Harus ada hiburan, seperti fasilitas olahraga. Orang yang diisolasi itu tidak boleh stres agar imunitas tidak turun,” katanya.
Yurianto mengapresiasi banyak daerah di Indonesia yang warga ataupun pemerintahnya berinisiatif melakukan isolasi mandiri. ”Wabah Covid-19 ini masalah kita bersama. Jadi, perlu kesadaran dan upaya bersama untuk meredakan wabah yang terjadi,” katanya.
Adapun masa isolasi adalah sepanjang rentan waktu terpanjang inkubasi virus, yakni 14 hari. Kalau selepas itu orang bersangkutan tidak lagi ada keluhan ataupun kondisi daya tahannya stabil, artinya orang itu sehat.
Namun, mereka harus diperiksa ulang. Bagi yang isolasi mandiri, mereka perlu menghubungi puskesmas untuk diperiksa guna memastikan negatif Covid-19. ”Mereka yang selesai melakukan isolasi dan dinyatakan negatif Covid-19 harus menjaga jarak dengan orang lain, memakai masker, dan selalu cuci tangan,” pungkas Yurianto.