China: Avigan, Obat Flu Buatan Jepang, Efektif untuk Covid-19
Avigan atau juga dikenal sebagai ”favipiravir”, obat flu buatan perusahaan Jepang, disebut Pemerintah China efektif memulihkan pasien dengan penyakit akibat virus korona, Covid-19.
Oleh
satrio pangarso wisanggeni
·3 menit baca
BEIJING, SELASA — Avigan atau juga dikenal sebagai favipiravir, obat flu buatan perusahaan Jepang, disebut Pemerintah China efektif memulihkan pasien dengan penyakit akibat virus korona, Covid-19. Namun, masih ada kekhawatiran akan adanya efek samping yang berbahaya.
Zhang Xinmin, pejabat di Kementerian Sains dan Teknologi China, mengumumkan bahwa pemberian obat tersebut kepada pasien memberikan hasil yang positif, menurut laporan NHK Jepang.
Pemerintah China menguji coba pemberian obat ini kepada 240 pasien di Wuhan dan 80 lainnya di Shenzen. Avigan diciptakan oleh perusahan kimia Jepang, Fujifilm Toyama Chemical.
”(Avigan) Memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan sudah jelas efektif dalam perawatan,” ujar Zhang yang juga Direktur Pusat Nasional Pengembangan Bioteknologi China kepada media, Selasa (17/3/2020), di Beijing, China.
Zhang mengatakan, para pasien di Shenzen yang diberikan Avigan menjadi negatif setelah sekitar empat hari. Sementara yang tidak diberi Avigan membutuhkan waktu sekitar 11 hari.
Uji coba tersebut juga menunjukkan adanya perbaikan kondisi paru-paru di 91 persen penerima Avigan. Zhang mengatakan, pihaknya secara formal merekomendasikan Avigan untuk penanganan Covid-19.
NHK mencatat, pada Februari lalu, sebuah firma China yang telah mendapat lisensi dari Jepang disetujui pemerintah untuk memproduksi massal obat tersebut.
Zhang mengatakan, para pasien di Shenzen yang diberikan Avigan menjadi negatif setelah sekitar empat hari.
Disetujui Jepang
Presiden Fujifilm Toyama Chemical Junji Okada kepada surat kabar bisnis Financial Times mengatakan bahwa pihaknya akan membantu sebisa mungkin jika Avigan dapat berkontribusi menghentikan pandemi Covid-19.
Avigan sudah mendapat persetujuan Pemerintah Jepang pada 2014, tetapi hanya bisa diproduksi dan didistribusikan atas permintaan pemerintah apabila terjadi penyebaran virus flu yang tidak dikenal.
Pemerintah Jepang saat ini memiliki persediaan Avigan yang dosisnya hanya cukup untuk sekitar 2 juta orang. Namun, Okada mengungkapkan, pihaknya telah melakukan persiapan khusus sehingga dapat meningkatkan produksi apabila diminta.
Pada 2016, Jepang memasok obat ini sebagai bantuan darurat untuk menanggulangi ebola di Afrika.
Reuters melaporkan, harga saham Fujifilm melonjak hingga 15 persen pada Rabu (18/3/2020) setelah pengumuman mengenai efektivitas Avigan oleh Pemerintah China.
Efek samping berbahaya
Meski demikian, sejumlah dokter menilai penggunaan Avigan harus dengan hati-hati dan penuh pengawasan. Sebab, ada peluang efek samping yang dapat menyebabkan kecacatan pada janin apabila dikonsumsi perempuan yang sedang mengandung.
Saat ini, proses uji coba juga sedang dilaksanakan di Jepang. Menurut rencana, 86 pasien positif korona akan diberi Avigan untuk mencari tahu efektivitas obat ini dalam memperlambat virus. Pasien perempuan yang sedang hamil tidak akan diikutsertakan dalam percobaan ini.
”Avigan telah diberikan sebagai langkah darurat untuk pasien-pasien dalam kondisi kiritis. Saati ini, kami sedang mendalami bagaimana efek yang mereka dapatkan akibat Avigan,” kata Yohei Doi, kepala uji coba Avigan di Fujita Health University.
Selain Avigan, sejumlah obat lain juga sedang diuji coba efektivitasnya untuk melawan Covid-19, antara lain obat antiviral Remdesivir dan obat anti-HIV Kaletra.