Faktor Komunitas Memengaruhi Berapa Lama Kita Akan Hidup
Mereka yang tinggal di lingkungan atau komunitas masyarakat yang padat penduduk memiliki harapan hidup lebih rendah daripada mereka yang tinggal di lingkungan dengan kepadatan penduduk lebih rendah seperti pedesaan.
Oleh
Yovita Arika
·4 menit baca
Selain gaya hidup dan genetika, karakteristik komunitas juga menentukan berapa lama umur manusia. Studi terbaru di Amerika Serikat menunjukkan, mereka yang hidup dalam komunitas masyarakat dengan lebih banyak restoran cepat saji, sebagian besar pekerjaan berbasis industri ekstraksi, atau kepadatan penduduk lebih tinggi memiliki harapan hidup yang lebih pendek.
Penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Universitas Penn (Virginia Barat) dan Universitas Michigan (Amerika Serikat/AS) ini juga menemukan modal sosial berkontribusi positif pada harapan hidup masyarakat.
”Tempat-tempat dengan penduduk yang lebih bersatu pada tingkat komunitas atau sosial juga tampaknya positif membantu orang-orang hidup lebih lama,” kata Stephan Goetz, Direktur Northeast Regional Center for Rural Development (NERCRD) Universitas Penn, yang juga profesor ekonomi pertanian dan ekonomi regional di Universitas Penn, rekan penulis dalam penelitian ini, seperti dikutip Science Daily, 10 Maret 2020
Temuan menarik lainnya adalah kepadatan populasi yang lebih rendah, atau tinggal di daerah pedesaan, dikaitkan dengan harapan hidup yang lebih tinggi. ”Ini menunjukkan bahwa tinggal di daerah metropolitan yang besar dan padat, dengan semua fasilitas dan keuntungan lainnya, terkait dengan harapan hidup yang lebih rendah,” kata Goetz
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengapa harapan hidup di AS menurun. Berdasarkan data Bank Dunia, angka harapan hidup di AS menurun dari 78,9 tahun pada 2014 menjadi 78,7 pada 2015 dan 2016, dan menurun lagi menjadi 78,6 pada 2017.
Penurunan angka harapan hidup di AS disebabkan penurunan harapan hidup laki-laki dari 76,2 tahun pada 2016 menjadi 76,1 tahun pada 2017. Angka harapan hidup perempuan tetap sama, yakni 81,1 tahun. Dalam Life Science, 26 dan 28 November 2010, disebutkan bahwa penyebab utama penurunan harapan hidup ini adalah kematian akibat overdosis dan bunuh diri.
”Harapan hidup orang Amerika menurun untuk pertama kali dalam beberapa dekade, dan kami ingin mengeksplorasi faktor-faktor yang berkontribusi pada penurunan ini. Karena variasi regional dalam harapan hidup, kami tahu faktor-faktor di masyarakat amat penting,” kata Elizabeth Dobis, sarjana post doktoral NERCRD Universitas Penn, penulis utama hasil penelitian ini.
Karakteristik komunitas
Dobis dan rekan-rekannya menganalisis harapan hidup masyarakat AS pada 2014-2018 menggunakan data lebih dari 3.000 wilayah di AS. ”Dengan menganalisis faktor-faktor berbasis tempat bersama faktor-faktor pribadi, kami dapat menarik beberapa kesimpulan tentang karakteristik komunitas mana yang paling kuat berkontribusi terhadap variasi dalam harapan hidup ini,” katanya.
Dalam penelitian yang dipublikasi di jurnal Social Science & Medicine pada Februari 2020 tersebut, tim peneliti mengembangkan model statistik untuk menentukan hubungan antara sejumlah variabel komunitas dan harapan hidup setiap wilayah tahun 2014 sambil mengendalikan variabel pribadi, seperti jenis kelamin, ras, pendidikan, status orangtua tunggal, obesitas, dan konsumsi alkohol (minuman keras).
Variabel masyarakat yang mereka uji termasuk akses perawatan kesehatan, pertumbuhan dan kepadatan penduduk, restoran cepat saji, akses makanan sehat, pekerjaan menurut sektor, urbanisasi, dan modal sosial, yang mengukur jaringan dan ikatan yang menyediakan kohesi sosial di antara penduduk. Mereka melihat setiap variabel untuk menentukan variabel mana yang secara independen memberikan efek terkuat dalam harapan hidup.
Para peneliti menemukan bahwa nilai harapan hidup tahun 1980 di suatu wilayah sangat kuat memprediksi variasi dalam nilai harapan hidup pada 2014, tetapi itu tidak menjelaskan semua variasi.
”Ketika kami mengendalikan riwayat harapan hidup, kami menemukan tiga faktor komunitas tambahan yang masing-masing memberikan efek negatif yang signifikan. Itu meliputi lebih banyak restoran cepat saji, kepadatan populasi tinggi, dan bagian pekerjaan lebih besar di pertambangan, penggalian, serta ekstraksi minyak dan gas,” kata Dobis.
Sebagai contoh, untuk setiap peningkatan satu poin persentase dalam jumlah restoran cepat saji suatu daerah, harapan hidup menurun 0,004 tahun untuk laki-laki dan 0,006 tahun untuk perempuan.
Angka itu mewakili umur lebih pendek 15-20 hari untuk laki-laki, perempuan, dan anak-anak dalam komunitas, untuk tiap peningkatan 10 poin persentase di variabel restoran cepat saji dalam suatu komunitas, atau umur yang lebih pendek 150-200 hari jika jumlah restoran cepat saji digandakan.
Demikian pula peningkatan 1 persen dalam bagian pekerjaan di sektor pertambangan, penggalian, minyak dan gas, ditemukan penurunan harapan hidup rata-rata sebesar 0,04 tahun (15 hari) untuk laki-laki dan 0,06 tahun (22 hari) untuk perempuan.
Penelitian ini juga mengungkapkan beberapa faktor komunitas yang berhubungan positif dengan harapan hidup, termasuk populasi yang bertambah, akses yang baik ke dokter, dan tingkat kohesi sosial lebih besar.
Temuan itu memiliki implikasi kebijakan penting. Tim peneliti menyarankan aspek-aspek tertentu dari lingkungan binaan dapat diubah untuk meningkatkan harapan hidup. Sebagai contoh, tempat-tempat umum yang mempromosikan interaksi sosial dapat meningkatkan modal sosial komunitas, yang pada gilirannya mempromosikan umur lebih lama.