Lima Pasien Terduga Covid-19 Diobservasi di Bandung
Jumlah pasien observasi Covid-19 di Kota Bandung bertambah menjadi total lima orang. Tiga pasien dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin dan dua lainnya di Rumah Sakit Paru Rotinsulu.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Jumlah pasien observasi Covid-19 di Kota Bandung bertambah menjadi total lima orang. Tiga pasien dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin dan dua lainnya di Rumah Sakit Paru Rotinsulu.
Kedua rumah sakit ini menjadi rujukan terkait penanganan terduga infeksi virus korona jenis baru di wilayah Jawa Barat, terutama Bandung. Hingga Sabtu (7/3/2020) sore, kelima pasien itu masih menunggu hasil pengamatan sampel yang telah dikirim ke Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan.
Minggu depan diupayakan rumah sakit ini bisa menampung enam pasien.
Direktur Utama Rumah Sakit Paru (RSP) Rotinsulu Edi Sampurno menyatakan, kedua pasien yang dirawat memiliki kemiripan riwayat perjalanan, yaitu baru kembali dari umrah. Karena itu, pihaknya telah menempatkan kedua pasien di ruangan isolasi hingga hasil sampel keluar dari Kementerian Kesehatan.
”Setelah umrah, pasien ini menunjukkan tanda-tanda gejala mirip dengan infeksi Covid-19. Mereka sudah kami rawat dan observasi di ruangan isolasi,” ucap Edi.
Ia menambahkan, pihaknya telah menyiapkan ruangan khusus dengan penambahan kapasitas enam pasien dari sebelumnya dua pasien. Penambahan tersebut dilakukan sebagai antisipasi penambahan pasien yang dirawat ke RSP Rotinsulu sebagai salah satu rumah sakit rujukan di Bandung terkait penanganan terduga infeksi virus korona jenis baru. ”Minggu depan diupayakan rumah sakit ini bisa menampung enam pasien,” ujarnya.
Sebelumnya, pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) juga mengumumkan adanya tiga pasien yang sedang dalam observasi selagi menunggu hasil sampel dari Balitbangkes. ”Ketua tim (penanganan infeksi khusus RSHS) masih menunggu hasil,” ucap Kepala Humas RSHS Renny Meisubburyani.
Laporan masyarakat
Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja menuturkan, hingga Jumat, 6 Maret, terdapat 43 pasien berstatus orang dalam pengawasan. Artinya, pasien ini memiliki gejala yang mirip dengan infeksi Covid-19 sehingga mendapat pemantauan di rumah sakit. Sebanyak 24 pasien telah dipulangkan dan sisanya, 19 orang, dalam proses penanganan.
Di samping itu, sebanyak 287 pasien dari seluruh pelosok Jabar sedang dipantau oleh petugas kesehatan. Mereka adalah pasien yang tidak masuk rumah sakit, tetapi mendapatkan pantauan selama 14 hari. ”Pasien dalam pemantauan ini berjumlah 190 orang dan 97 di antaranya sudah tertangani,” lanjutnya.
Selain penanganan pasien, sebanyak 417 laporan terkait Covid-19 ditampung oleh Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar) hingga Jumat. Dengan pusat komando di Gedung Sate, layanan ini juga tersebar di 13 kabupaten/kota se-Jabar.
Setiawan menyatakan, Pikobar direspons dengan baik oleh masyarakat, terlihat dari peningkatan jumlah laporan semenjak dibuka Selasa, 3 Maret. ”Karena pusat informasi ini, masyarakat akan tahu perkembangan terkini. Tidak hanya terkait ada yang terinfeksi atau tidak, tetapi juga tentang pola pencegahan dan menjaga diri agar tidak terinfeksi,” tuturnya.
Setiawan menuturkan, Jabar memiliki 26 rumah sakit dengan peralatan serupa ruang isolasi dengan alat pelindung diri sesuai standar penanganan Covid-19. Rumah sakit ini terdiri dari 1 rumah sakit tipe A, 20 rumah sakit tipe B, 4 rumah sakit tipe C, dan 1 rumah sakit tipe D.
”Kami akan terus merespons informasi dari masyarakat. Mudah-mudahan bisa memberikan informasi dengan baik,” ujarnya.