Jaringan rumah sakit milik Muhammadiyah sudah siap untuk menangani pasien korona atau Covid-19. Selain kesiapan infrastruktur fisik, RS PKU Muhammadiyah di sejumlah kota telah mempersiapkan sumber daya manusia .
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Persyarikatan Muhammadiyah menyampaikan kesiapan untuk membantu pemerintah mengatasi wabah virus korona yang belakangan disebut Covid-19. Setidaknya 15 rumah sakit milik Muhammadiyah di berbagai kota telah disiapkan untuk menangani pasien yang terjangkit virus Covid-19.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/3/2020), menyampaikan, sebagai kekuatan masyarakat, Muhammadiyah selalu siap bekerja sama dengan pemerintah dan seluruh elemen masyarakat. Persyarikatan yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan itupun akan selalu membantu pemerintah menghadapi berbagai persoalan, termasuk penanganan virus korona.
“Tadi kami sampaikan Muhammadiyah akan ikut dalam mitigasi dan penanganan virus korona, karena kami punya rumah sakit yang besar dan Insya Allah siap menjadi bagian dari bangsa ini untuk memberikan solusi,” kata Haedar seusai pertemuan.
Turut hadir dalam pertemuan itu Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti, Ketua PP Muhammadiyah seperti Agus Taufiqurrahman, dan lainnya.
Persyarikatan Muhammadiyah memang memiliki lebih dari 104 rumah sakit yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Haedar, setidaknya 15 rumah sakit besar milik Muhammadiyah sudah disiapkan untuk menangani pasien yang terjangkit kasus korona.
Sejak jauh hari sebelum kasus korona ditemukan di Indonesia, sejumlah rumah sakit Muhammadiyah telah melakukan simulasi penanganan pasien korona
Sejak jauh hari sebelum kasus korona ditemukan di Indonesia, sejumlah rumah sakit Muhammadiyah telah melakukan simulasi penanganan pasien korona. RS PKU Muhammadiyah Pati, Jawa Tengah, misalnya, sudah sejak 17 Februari lalu melakukan simulasi kesiapsiagaan penanganan kasus korona. Begitu pula RS PKU Bantul, DIY, yang beberapa hari lalu melakukan simulasi penanganan pasien yang diduga terjangkit virus Covid-19. Dalam simulasi itu, sejumlah dokter dan petugas paramedis mengenakan pakaian serta masker khusus untuk menangani pasisen terduga korona.
“Di RS PKU Solo, di mana cucu Presiden dua-duanya dilahirkan, kami sudah simulasi. Insyallah (RS PKU Solo) akreditasinya juga sudah internasional. Sehingga prinsipnya kami siap,” tutur Haedar.
Ketua PP Muhammadiyah yang menangani bidang kesehatan Agus Taufiqurrahman menambahkan, sebagian besar rumah sakit milik Muhammadiyah sudah memiliki ruang isolasi. Tetapi belum semua rumah sakit memiliki pakaian khusus untuk melindungi tubuh dari virus.
“Insya Allah yang disiapkan itu di Jakarta, rumah sakit yang ada di Pondok Kopi, Cempaka Putih, dan Sukapura. Kemudian di Bantul, Gamping (Sleman), Yogyakarta, lalu Lamongan (Jawa Timur), dan lainnya,” tuturnya menjelaskan.
Saat ini PP Muhammadiyah terus berkoordinasi dengan sejumlah rumah sakit milik persyarikatan untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi korona. Selain infrastruktur fisik, Muhammadiyah juga menyiapkan sumber daya manusia untuk membantu pemerintah mengatasi wabah Covid-19.
Selain infrastruktur fisik, Muhammadiyah juga menyiapkan sumber daya manusia untuk membantu pemerintah mengatasi wabah Covid-19.
Meski begitu, Haedar mengimbah seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak panik. Sebab ia meyakini segala persoalan yang dihadapi bangsa akan bisa diselesaikan jika semua masyarakat bersatu-padu mencari jalan keluar.