Penelitian menunjukkan, asam amino L-ergothioneine bisa mengurangi gejala preeklamsia. Konsumsi makanan yang kaya asam amino, seperti jamur dan kacang-kacangan, diharapkan membantu mengatasi tekanan darah tinggi.
Oleh
ATIKA WALUJANI MOEDJIONO
ยท3 menit baca
FOTO-FOTO: KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Penelitian menunjukkan, asam amino L-ergothioneine yang banyak terkandung dalam jamur tiram mampu mengurangi gejala preeklampsia. Preeklamsia adalah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan gangguan fungsi organ, seperti hati dan ginjal, yang membahayakan hidup ibu dan bayi.
Penelitian menunjukkan, asam amino L-ergothioneine bisa mengurangi gejala preeklamsia yang terjadi pada 10 juta kehamilan per tahun di seluruh dunia serta menjadi penyebab utama kematian ibu saat hamil dan melahirkan. Data Preeclampsia Foundation, sekitar 76.000 perempuan hamil meninggal setiap tahun akibat preeklamsia dan gangguan tekanan darah tinggi. Sementara jumlah kematian bayi terkait gangguan itu mencapai 500.000 per tahun.
Menurut laman Mayo Clinic, preeklamsia adalah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) dan gangguan fungsi organ, seperti gangguan fungsi hati atau ginjal yang ditunjukkan tingginya kadar protein pada urin (proteinuria). Kondisi itu pada gilirannya mengganggu pertumbuhan janin.
Preeklamsia biasanya dimulai sejak 20 minggu kehamilan pada perempuan yang memiliki tekanan darah normal. Gejala awal preeklamsia adalah meningkatnya tekanan darah, yakni 140/90 mmHg atau lebih, pada dua kali pengukuran yang berselang empat jam. Sering kali preeklamsia berlangsung tanpa gejala. Karena itu, memantau tekanan darah menjadi penting dalam perawatan kehamilan.
Pengobatan dengan menjaga tekanan darah ibu bisa membantu. Namun, dalam kasus yang parah, bayi perlu segera dilahirkan meski masih prematur. Setelah melahirkan, ibu perlu beberapa waktu kembali normal. Jika dibiarkan tanpa diobati, preeklamsia bisa berakibat serius, bahkan fatal, bagi ibu dan janinnya.
Selama ini penelitian pengobatan preeklamsia dengan antioksidan, seperti vitamin C dan E, belum memberikan hasil yang memuaskan.
Menurunkan tekanan darah
Baru-baru ini, Penelitian Departemen Farmakologi dan Terapeutik Universitas Kolese Cork (UCC), bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Ibu dan Anak UCC, Universitas Liverpool, serta Pusat Biosustainabilitas Yayasan Novo Nordisk pada Universitas Teknik Denmark menunjukkan, pemberian antioksidan L-ergothioneine bisa memperbaiki gejala klinis preeklamsia pada tikus percobaan.
Pemberian antioksidan L-ergothioneine mampu menurunkan tekanan darah, mencegah hambatan pertumbuhan janin, serta mengurangi keluarnya zat yang merusak dari plasenta selama preeklamsia.
โKami mendapatkan, pemberian antioksidan L-ergothioneine mampu menurunkan tekanan darah, mencegah hambatan pertumbuhan janin, serta mengurangi keluarnya zat yang merusak dari plasenta selama preeklamsia,โ kata Cathal McCarthy, pemimpin penelitian tersebut, dalam jumpa pers seperti dikutip Science Daily, Selasa (18/2/2020).
Ergothioneine banyak terdapat di berbagai jenis bahan makanan, terutama jamur. Untuk mendapatkan jumlah ergothioneine yang cukup untuk mengobati pasien, para peneliti mencoba memproduksi zat tersebut secara besar-besaran menggunakan sel ragi.
Hasil riset itu seiring dengan penelitian yang dilakukan Rachel Williamson dan kolega dari The Irish Centre for Fetal and Neonatal Translational Research, Rumah Sakit Bersalin Universitas Cork, Irlandia, yang dimuat di jurnal Hypertension, 23 Desember 2019. Penelitian itu mendapatkan, L-ergothioneine memiliki sifat sitoprotektif (melindungi sel) dan antioksidan penting dalam kondisi stres oksidatif tinggi.
Tim meneliti efek pemberian ergothioneine dalam mengurangi tekanan aliran darah pada rahim. Hasilnya, asam amino tersebut mampu mengatasi tekanan darah tinggi pada ibu serta memperbaiki berat badan janin pada model tikus percobaan.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK) 07-11-2019
Kacang merah juga merupakan bahan makanan yang kaya ergothioneine. Selain itu juga jerohan, seperti ginjal dan hati, serta kacang kedelai hitam dan dedak gandum.
L-ergothioneine adalah asam amino thiohistidine betaine yang merupakan antioksidan alami yang ditemukan lebih dari seabad lalu pada jamur gandum hitam. Selain pada jamur, terutama jamur tiram, bahan makanan lain yang kaya ergothioneine adalah jerohan, seperti ginjal dan hati, juga kacang merah, kacang kedelai hitam serta dedak gandum.
Sejumlah penelitian lain membuktikan, asam amino tersebut juga bermanfaat untuk mengobati berbagai gangguan pembuluh darah dan saraf. Karena merupakan antioksidan dari bahan makanan alami, ergothioneine, yang berpotensi sebagai obat itu, dinilai aman. Namun, McCarthy menyatakan, penelitian tersebut harus diuji efektivitasnya dalam penelitian klinis pada manusia.