Wabah virus korona baru memukul perekonomian Singapura, mulai dari pariwisata hingga manufaktur. Namun belum ada kepastian, Singapura akan mengalami resesi atau tidak.
Oleh
Tim Kompas
·3 menit baca
SINGAPURA, JUMAT - Ekonomi Singapura terancam resesi akibat wabah penyakit yang dipicu virus korona baru. Wabah memukul perekonomian Singapura, mulai dari pariwisata hingga manufaktur. ”Dampaknya signifikan, setidaknya beberapa triwulan mendatang,” ujar PM Singapura Lee Hsien Loong dalam wawancara video yang diunggah di Facebook.
Ia tak bisa memastikan, Singapura akan mengalami resesi atau tidak. ”Masih kemungkinan, tetapi yang jelas ekonomi Singapura terpukul,” tutur Lee dalam sambutan di Bandara Changi, Singapura, Jumat (14/2/2020). Resesi diindikasikan ketika dua triwulan berturut-turut ekonomi tumbuh negatif. Menurut Lee, Bandara Changi mengalami penurunan jumlah penerbangan hingga sepertiga dari biasanya.
Guna mengatasi penyebaran virus, negara itu mencegah semua pengunjung dari China, sumber wisatawan terbesarnya. Di sisi lain, beberapa negara mengeluarkan saran perjalanan agar warga mereka tidak pergi ke Singapura. Negara ini merupakan salah satu wilayah di luar China dengan jumlah infeksi virus korona baru terbanyak, yakni 58 kasus.
Manufaktur dan perdagangan Singapura kemungkinan terdampak karena terpengaruh gangguan ekonomi di China akibat wabah. Singapura, salah satu pusat bisnis di Asia, baru saja menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah pada tahun lalu mengalami pertumbuhan terendah sepanjang satu dekade, yakni 0,7 persen.
Pemulangan dari Natuna
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Wuhan, China, dalam kondisi sehat sehingga siap dipulangkan. Mereka direncanakan diterbangkan dari Pulau Natuna, Kepulauan Riau, ke Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul 13.00.
Menyusul merebaknya virus korona baru, 238 WNI dievakuasi dari Wuhan, 1 Februari. Saat itu, WNI diterbangkan dari Wuhan menuju Batam, Kepulauan Riau, kemudian dibawa ke Pulau Natuna. Selain WNI, juga ada lima anggota tim aju (advance) dan 42 anggota tim penjemput. Presiden Joko Widodo, di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, meminta masyarakat menerima WNI yang dipulangkan dari Natuna ke daerah masing-masing. Masyarakat tak perlu khawatir.
Semua WNI sudah menjalani pemeriksaan serta observasi, dan dinyatakan sehat. Karantina dan observasi berlangsung 14 hari sesuai protokol kesehatan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pemerintah Aceh akan menyambut 11 mahasiswa asal daerah itu yang sebelum ini kuliah di Wuhan dan dikarantina di Natuna. Di Aceh, kesehatan mereka tetap dicek. ”Tak perlu khawatir. Mereka telah diperiksa dan dikarantina,” kata Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri di Banda Aceh, Jumat.
Wakil Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman David Handojo Muljono mengatakan, masa inkubasi penyakit merupakan konsensus yang didasarkan pada kasus yang ada. Mengingat infeksi virus korona baru (SARS-CoV-2) relatif baru, data terus berubah. Pemantauan kesehatan warga yang dikarantina tetap diperlukan setelah pulang.
Temuan Wei-jie Guan dari National Clinical Research Center for Respiratory Disease Guangzhou Institute of Respiratory Health dan tim di jurnal medRxiv, 10 Februari, menyebutkan, periode inkubasi virus korona baru lebih lama, yakni 24 hari, ketimbang yang diprediksi sebelumnya, 14 hari. Namun, masa inkubasi rata-rata tetap sangat singkat, 3 hari.
Di Maluku, BN (19), warga Kabupaten Kepulauan Tanimbar, diduga terjangkit virus korona baru. Mahasiswa yang memiliki riwayat bepergian ke Malaysia itu kini dirawat di RS Magretti, Saumlaki. Spesimen darah, dahak, dan nasofaring dikirim ke Laboratorium Kementerian Kesehatan, Sabtu.
Direktur RSUD Magretti Fulfully Nuniary menjelaskan, awalnya pasien tak memeriksakan diri ke rumah sakit setelah tiba di Saumlaki, 7 Februari. Dinas kesehatan setempat lalu mendatanginya setelah menerima kabar BN pernah ke Malaysia.(REUTERS/ATO/TAN/EGI/AIN/FRN/AIK)