IDI Bentuk Satuan Tugas Kesiapsiagaan Virus Korona Baru di Daerah
Beberapa riset di negara yang telah terjangkit, virus banyak ditemukan di gagang pintu atau benda lain yang sering dipegang secara bergantian oleh orang-orang.
Oleh
Fajar Ramadhan
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia telah membentuk satuan tugas untuk mengumpulkan informasi mengenai perkembangan virus korona baru 2019-nCoV. Sebagai upaya pencegahan, menjaga kebersihan tangan masih menjadi salah satu langkah ampuh dalam mencegah penularan virus korona baru.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng Muhammad Faqih mengatakan, PB IDI sedang menyiapkan satuan tugas (satgas) kesiapsiagaan virus korona baru 2019-nCoV. Satgas ini akan bertugas mengumpulkan seluruh informasi mengenai virus corona baru tersebut.
”Hal ini dilakukan karena jumlah kematian, cara penularan, dan gejala yang ditimbulkan terus berkembang,” katanya dalam diskusi bertajuk ”Pentingnya Kebersihan Diri dan Saluran Pernapasan untuk Cegah dan Putus Rantai Infeksi Virus Corona” di Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Menurut Daeng, pos satgas akan dibentuk di daerah untuk memperkuat kesiapsiagaan dan membantu para pemangku kebijakan. Pemangku kebijakan yang dimaksud adalah dinas kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, dan rumah sakit yang ditunjuk menangani virus korona baru.
”Satgas juga akan mengoordinasikan semua dokter untuk memberikan edukasi tentang pencegahan. Dokter juga diminta siap siaga,” lanjutnya.
Menurut rencana, pekan depan Daeng akan memimpin rapat pertama untuk mengevaluasi kondisi termutakhir. Adapun surat edaran pembentukan satgas telah dikirimkan ke seluruh perwakilan IDI di daerah sejak pekan lalu.
Salah satu upaya pencegahan virus korona yang perlu digalakkan, menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI) Agus Dwi Susanto, adalah menjaga kebersihan tangan. Sebab, tangan dianggap sebagai media yang paling sering menularkan infeksi.
”Jangan memegang mulut, hidung, mata terlalu sering jika tangan kita tidak bersih. Kita tahu, tangan kita sering memegang benda di tempat umum atau bersentuhan dengan orang lain,” katanya.
Mencegah tertular
Menurut Agus, Pemerintah Singapura telah menganjurkan kepada masyarakatnya untuk mencegah risiko penularan virus korona baru 2019-nCoV dengan menjaga kebersihan tangan sesering mungkin. Cara tersebut menjadi anjuran utama, bukan dengan mengenakan masker.
”Beberapa riset di negara yang telah terjangkit, virus banyak ditemukan di gagang pintu atau benda lain yang sering dipegang secara bergantian oleh orang-orang,” ucapnya.
Oleh sebab itu, mencuci tangan sesering mungkin setelah beraktivitas menjadi langkah jitu untuk menjaga tangan agar tetap bersih. Agus mengimbau untuk melakukan cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun cair secara benar. Setidaknya ada enam langkah cuci tangan yang baik dan benar dalam waktu 20 detik.
Langkah pertama adalah menggosok kedua telapak tangan. Kedua, gosok punggung tangan secara bergantian. Ketiga, gosok kedua sela-sela jari tangan. Keempat, membersihkan jari-jari dengan cara sambil mengunci tangan. Kelima, gosok dan putar ibu jari secara bergantian. Terakhir, letakkan semua ujung jari di telapak tangan dan putar secara perlahan.
”Bila tidak ada air, juga bisa dicuci menggunakan alkohol 70 persen,” ujarnya.
Selain itu, jika hendak bersin dan batuk, Agus menyarankan untuk tidak menutupinya menggunakan telapak tangan. Masyarakat diminta untuk menutupinya menggunakan lengan bagian dalam. Hal ini untuk menghindari penularan kuman, bakteri, atau virus antarsesama manusia ketika melakukan kontak tangan.
Menurut Agus, virus korona tipe SARS-CoV yang juga keluarga dari virus korona baru 2019-nCoV bisa bertahan hidup di udara bebas atau menempel di benda hingga dua hari. Virus ini akan mati jika berada pada kondisi suhu yang tinggi.
Berkembang biak
Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Infeksi PP PDPI Erlina Burhan mengatakan, virus korona baru 2019-nCoV hanya akan berkembang biak dalam suhu rendah. Sebaliknya, virus ini akan mati pada suhu di atas 60 derajat celsius. Oleh sebab itu, masyarakat dianjurkan untuk memasak makanan hewani dengan matang.
”Beredar hoaks bahwa korona virus dapat menular melalui sup kelelawar. Kalau dari kelelawar, mungkin iya, tapi kalau sudah dimasak, itu tidak benar,” katanya.
Menurut Erlina, virus korona baru juga bisa menular melalui percikan droplet atau partikel air dari bersin atau batuk dari orang lain. Meski begitu, virus tersebut membutuhkan reseptor untuk dapat menjangkit ke dalam tubuh penerimanya. Enzim reseptor tersebut banyak terdapat pada saluran pernapasan dan saluran pencernaan.
Oleh karena itu, gejala yang dialami pasien yang terjangkit virus korona baru, antara lain, adalah batuk, demam, dan sulit bernapas. Selain itu, beberapa pasien juga diketahui mengalami gejala diare sebelum dinyatakan positif terjangkit.
Sementara itu, untuk mencegah paparan droplet batuk dan bersin secara langsung, masyarakat diimbau menggunakan masker bedah dengan benar. Bagian masker berwarna hijau harus berada di bagian luar karena sifatnya yang anti-air dapat mencegah droplet tersebut masuk ke bagian dalam.
”Bagian masker yang berwarna putih dipakai di bagian dalam karena dapat menyerap cairan batuk dan flu sehingga tidak menular ke orang lain,” ucapnya.
Erlina juga menjelaskan, masker N95 adalah masker yang seharusnya dikenakan petugas kesehatan. Masyarakat atau pasien cukup menggunakan masker bedah yang lebih nyaman dipakai dalam waktu yang lama.
”Masker N95 biasanya digunakan oleh dokter atau petugas kesehatan di ruang isolasi. Karena sangat ketat, masker ini tidak terlalu nyaman dipakai,” katanya.
Medical Director Mundipharma South East Asia Murtaza Qasuri mengatakan, The Association for Professionals in Infection Control and Epidemiology (APIC) serta Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan penggunaan sabun antiseptik untuk mengurangi jumlah mikroba. Antiseptik povidone iodine (PVP-I) dinilai memiliki spektrum luas terhadap virus korona.
”Infeksi seperti virus korona dapat dicegah dengan mencuci tangan atau berkumur dengan bahan yang mengandung povidone iodine,” katanya.