Masker N95 yang dijual PT Kimia Farma Tbk di semua apotek milik perusahaan itu mulai langka. Tidak hanya masyarakat, institusi seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga menyetok masker dalam jumlah besar.
Oleh
Erika Kurnia
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Puluhan ribu masker N95 dibagikan kepada petugas penjaga pintu masuk ke Indonesia demi mencegah transmisi virus korona jenis baru yang tengah mewabah. Masyarakat pun disarankan untuk menjaga kebersihan di tengah langkanya ketersediaan masker saat ini.
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Verdi Budidarmo, Rabu (5/2/2020), di Jakarta, mengakui, masker N95 yang dijual di semua apotek milik perusahaannya mulai langka. Tidak hanya masyarakat, institusi seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menyetok masker dalam jumlah besar.
”Masker milik kami diambil BNPB untuk langkah preventif di pintu-pintu masuk ke Indonesia. Masker dibagikan terutama kepada petugas (penjaga bandara dan pelabuhan),” kata Verdi.
Secara terpisah, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo mengakui, BNPB memang mengadakan 10.000 masker N95 dari Kimia Farma.
”Pemerintah membekali petugas penjaga pintu masuk nasional di 19 kota dengan masker N95,” katanya.
Selain dari Kimia Farma, BNPB juga mengundang beberapa industri swasta untuk menyediakan stok masker sebagai alat perlindungan diri tambahan di tengah merebaknya virus korona jenis baru (2019 nCoV).
Menurut Verdi, masker jenis tersebut juga banyak diburu masyarakat di ritel mereka. Menanggapi hal itu, ia mengatakan, upaya preventif seperti menjaga kesehatan, kebersihan, dan daya tahan tubuh adalah yang terpenting.
Upaya itu antara lain dilakukan dengan menyebarkan informasi edukasi melalui BNPB dan penjaga apotek Kimia Farma yang berjumlah 1.300 unit. Hal itu penting agar masyarakat tidak panik dengan risiko penyebaran virus korona.
”Kami sudah penuhi (produk masker), dan ternyata kebutuhan lebih tinggi daripada produksi. Kami kampanyekan bagaimana menjaga daya tahan tubuh. Inti dari permasalahan ini adalah bagaimana cara hidup kita, masalah kebersihan paling utama,” tutur Verdi.
The Guardian, dengan merujuk situs pelacak Universitas Johns Hopkins, menyebutkan, jumlah kasus virus korona jenis baru yang terkonfirmasi di 25 negara telah mencapai 24.505. Sebanyak 24.292 kasus ditemukan di China. Jumlah kematian akibat virus telah mencapai lebih dari 490 orang, Rabu ini.