Penyebaran virus korona tipe baru semakin luas, terutama di luar China. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menyatakan kondisi ini sebagai darurat kesehatan global.
Oleh
Ahmad Arif
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya menyatakan meluasnya sebaran virus korona galur baru sebagai darurat kesehatan global, Jumat (31/1/2020). Status darurat ini dikeluarkan karena kekhawatiran bahwa infeksi virus ini akan semakin meluas di luar China yang menjadi sumber awal kasus ini.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus membuat pengumuman setelah pertemuan komite darurat pada Kamis (30/1/2020) malam waktu Geneva. Pekan lalu, panitia merekomendasikan agar darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional belum diumumkan karena terbatasnya penyebaran virus di luar China.
Tedros membentuk kembali komite minggu ini karena beberapa negara lain, termasuk Jepang, Jerman, Vietnam, dan Amerika Serikat, telah melaporkan terjadinya penularan virus dari manusia ke manusia. Ini menjadi peringatan bahwa virus tersebut dapat mulai beredar lebih luas di luar China.
Beberapa negara lain, termasuk Jepang, Jerman, Vietnam, dan Amerika Serikat, telah melaporkan terjadinya penularan virus dari manusia ke manusia.
Dalam pertemuan tersebut, sebagaimana bisa diakses di laman resmi WHO, perwakilan dari Kementerian Kesehatan China melaporkan situasi saat ini dan langkah-langkah kesehatan masyarakat sedang diambil.
Disebutkan, ada 7.711 kasus infeksi yang dikonfirmasi dan 1.2167 kasus yang dicurigai di seluruh negeri. Dari kasus yang dikonfirmasi, 1.370 orang dalam kondisi parah dan 170 orang telah meninggal. Sebanyak 124 orang telah pulih dan dipulangkan dari rumah sakit.
”Alasan utama deklarasi ini bukanlah apa yang terjadi di China, melainkan apa yang terjadi di negara lain,” kata Tedros, dalam keterangan pers.
Data terbaru hingga Jumat pagi ini, dari 8.236 kasus yang dikonfirmasi sejauh ini, hanya 98 yang berada di 21 negara lain di luar China. Semua korban meninggal 173 orang juga terdapat di China, khususnya Wuhan yang menjadi episentrum awal kemunculan virus ini.
”Meskipun jumlah kasus di luar relatif kecil dibandingkan dengan di China, kita harus bertindak bersama sekarang untuk membatasi penyebaran lebih lanjut,” sebut Tedros. ”Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah yang tidak siap untuk menghadapinya.”
Kekhawatiran terbesar kami adalah potensi penyebaran virus ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah yang tidak siap untuk menghadapinya.
Sejak muncul sebulan yang lalu di Wuhan, virus korona ini telah menginfeksi lebih banyak orang daripada epidemi SARS 2003, yang menginfeksi 8.100 orang di seluruh dunia selama sembilan bulan.
Hingga saat ini setidaknya ada delapan kasus di empat negara, di luar China, penularan virus korona baru dari manusia ke manusia. Setelah Jepang, Jerman, dan Vietnam, negara yang telah melaporkan penularan secara domestik itu adalah Amerika Serikat. Penularan domestik di luar China meningkatkan risiko penyebaran virus ini lebih luas.