Pemerintah Terus Perkuat Koordinasi Cegah Virus Korona
Ada 243 WNI yang tersebar di 17 lokasi karantina di China saat ini. Dari jumlah itu, 100 orang berada di Wuhan yang menjadi titik awal merebaknya virus korona baru. Mayoritas WNI di China adalah pelajar.
Oleh
Sekar Gandhawangi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menyiapkan langkah-langkah serius guna mencegah masuknya virus korona genom baru ke Indonesia melalui koordinasi antar-kementerian. Hingga kini, Indonesia dinyatakan aman dari virus tersebut.
Hal ini dibahas dalam rapat koordinasi tingkat menteri terkait kesiapsiagaan dan antisipasi virus korona baru (novel coronavirus/2019-nCoV) di Jakarta, Selasa (28/1/2020). Rapat dipimpin Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
”Indonesia sekarang dalam kondisi yang masih aman (dari virus korona baru). Meski begitu, penting untuk meningkatkan kewaspadaan, melakukan antisipasi, pencegahan, dan persiapan agar bisa terhindar dari virus ini,” kata Muhadjir.
Rapat ini dihadiri oleh menteri dan perwakilan sejumlah instansi. Beberapa di antaranya adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Ada pula Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny F Sompie, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, serta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito.
Muhadjir mengatakan, rencana evakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang bermukim di China telah disiapkan. Namun, evakuasi hanya akan dilakukan apabila dirasa mendesak. Sejauh ini, pemerintah menilai kondisi WNI di China masih terkontrol dan masih dapat bertahan.
”Prosedur untuk rencana evakuasi sudah ada, salah satunya dengan karantina 14 hari sebelum dan sesudah keberangkatan (dari China). Tempat untuk mereka juga dipastikan tersedia di sini,” ujar Muhadjir.
Menlu Retno menyebutkan, ada 243 WNI yang tersebar di 17 lokasi karantina di China saat ini. Dari jumlah itu, 100 orang berada di Wuhan yang menjadi titik awal merebaknya virus korona baru. Mayoritas WNI di China adalah pelajar.
Komunikasi dengan seluruh WNI terus berjalan untuk memantau kondisi mereka setiap waktu. Semua WNI dipastikan dalam keadaan sehat. Kementerian Luar Negeri juga menyediakan saluran siaga (hotline) untuk merespons pertanyaan publik terkait nasib WNI di China.
”Kami berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan perlindungan, keselamatan, kesehatan, dan keperluan WNI di titik-titik karantina. Komunikasi juga terus kami buka. Opsi evakuasi pun kami siapkan sambil terus berkoordinasi dengan otoritas China dan berkomunikasi dengan negara-negara lain,” tutur Retno.
Bantuan logistik
Pemerintah berjanji memberikan bantuan logistik kepada WNI di China. Salah satu bantuan yang akan segera dikirim adalah 10.000 masker N95. Pengiriman merupakan hasil koordinasi Kementerian Luar Negeri, BNPB, dan maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Masker akan dikirim secara berkala melalui Garuda Indonesia ke Beijing, China. Pengiriman dilanjutkan ke lokasi-lokasi karantina melalui jasa pengiriman yang telah mendapat izin dari otoritas China.
”Hari ini akan kami kirim dulu setengah (dari 10.000 masker) ke China. Masker akan dikirim lagi jika dibutuhkan,” kata Doni Monardo.
Pemerintah China mengisolasi kota Wuhan sejak Kamis (23/1/2020) waktu setempat hingga hari ini. Tujuannya adalah untuk memutus penyebaran virus, mengendalikan wabah, dan menjamin keselamatan warga. Selain Wuhan, pemerintah juga menutup Huanggang dan Ezhou.
Ada 2.744 kasus infeksi virus korona baru yang telah dikonfirmasi di seluruh China hingga 27 Januari 2020. Sementara itu, jumlah kasus yang diduga terinfeksi virus korona ada 6.000 kasus dan 60.000 ada di bawah pengawasan medis (Kompas, 27/1/2020).